❝EKHEM! EKHEM!❞
🍃🍃🍃
"Eughh... Gue ada dimana?" lirih Taeyong saat ia baru membuka matanya.
"Lo di klinik," balas Suho datar.
"Kok gue bisa ada di sini?" tanya Taeyong dengan bodohnya.
"Lu pikir aja sendiri, cuy," celetuk Sehun yang sudah jengkel.
"Lo pingsan gara-gara dipegang Renjun! Malu-maluin banget sih lo! Badan doang gede, nyali lo kalau udah berhadapan sama Renjun ciut kaya keong! Suka tapi diam! Sayang tapi pasif! Mati aja lo sono!" omel Baekhyun yang sudah kesal dengan tingkah Taeyong yang menurutnya menjijikan.
Taeyong mendesis, "Gue kan pelan-pelan usahanya, Baek," balas Taeyong.
"Pelan-pelan?! Udah 2 tahun, goblok! Masih kurang juga?! Gue doain Renjun dipepet orang lain biar mampus lu!" semprot Baekhyun.
"WEY JANGAN DONG!!! GUE NGGAK PERNAH RELA!!!" Seru Taeyong panik.
"KALAU NGGAK MAU DIPEPET SAMA ORANG LAIN, MAKANYA MAJU, BODOH!!!"
PLAK!
"KESEL BANGET GUE!!!"
Taeyong mengaduh kesakitan karena dipukul oleh Baekhyun. Mana kenceng banget lagi dan pipinya keliatan banget merah gambar tangannya Baekhyun.
Sehun, Jeonghan, Jonghyun dan Suho hanya meringis melihat Taeyong yang barusan ditampar Baekhyun.
"Hmm mamam noh!" lirih Jonghyun yang diam-diam juga mampusin Taeyong.
BRAK!
"MANA, KAK TAEYONG?! INI SAYA BAWAIN PARACETAMOL BUAT PENURUN PANAS!!!"
Suasana di dalam klinik mendadak hening. Mereka semua langsung menoleh ke arah pintu klinik yang terbuka dengan tidak manusiawi. Untung aja nggak pecah kaca pintunya.
Tidak usah ditanya itu siapa. Siapa lagi kalau bukan Yunanda Renjun.
"EKHEM! EKHEM!" Deham Jonghyun, "Ho, lu mau ke kantin FE nggak? Katanya ada cafe baru loh di sana," ujar Jonghyun pada Suho sambil berkedip-kedip seperti orang kelilipan pada Suho.
"Iya?! Ayo dah! Gue traktir, Jong!" setuju Suho yang mengerti kode Jonghyun
"Siap dah! Wey! Gue ama Suho pergi dulu ya, ada yang mau ikut?" tawar Jonghyun.
"Gue!" seru Jeonghan yang langsung pasang badan di depan Jonghyun sambil angkat tangan.
"Sehun, Baek? Lo nggak ikut?" tanya Suho.
Baekhyun menggeleng, "Gue mau nagih janjinya Sehun buat beliin gue anjing herder," balas Baekhyun seraya menatap ke arah Sehun dengan pandangan tajam.
"Buset herder!" celetuk Jeonghan.
Akhirnya para manusia pengganggu itu keluar dari dalam klinik dan meninggalkan Taeyong bersama Renjun. Jangan ditanya bagaimana keadaannya Taeyong.
Dia sudah berdebar-debar tidak jelas dan gugup setengah mati.
"Kak, nggak apa-apa?" tanya Renjuj.
"E-eh Renjun, i-iya udah nggak apa-apa," balas Taeyong sambil tersenyum kaku.
"Eh?! Kok kakak tau nama saya?" bingung Renjun.
Taeyong mengumpat pelan. Ya taulah, gue kan suka sama lo dari dulu, batin Taeyong.
"Y-ya tau aja. Temennya Haechan kan? Sering keliatan bareng Haechan aja terus kadang suka disebut-sebut sama Haechan juga," balas Taeyong. Hadeeh pintar banget ngelesnya.
Renjun mengangguk paham, "Kakak udah sehat? Kak, ini saya bawain paracetamol buat kakak," ujar Renjun sambil menyerahkan bungkus obat pada Taeyong.
"Hehehe makasih ya. Baik banget deh."
"Sama-sama, kak."
Kemudian hening...
"Btw, tadi lo ngapain ada di FT? Nyariin Haechan?" tanya Taeyong.
Renjun mengangguk, "Iya, kak. Tapi akhir-akhir ini Haechan jadi susah dihubungi gitu, kak. Makanya saya samperin ke FT," balas Renjun.
Taeyong berdeham pelan, "Lain kali kalo ke FT mending bawa temen aja. Ntar lo bisa kena kejadian kaya barusan. Laki FT pada mesum rata-rata, lo harus pinter-pinter jaga diri," peringat Taeyong serius.
"E-eh i-iya kak. Nanti saya bawa temen deh," balas Renjun.
"Ah gini aja! Lo kan satu fakultas sama Suho, minta tolong anterin dia aja. Gimana?!" seru Taeyong mengusulkan.
"Nggak kenal deket, kak."
Taeyong mendengus pelan, "Yaudah kalo gitu, minta gue aja buat nemenin lo kali ke FT lagi. Mana hp lo?"
HALAH MODUSNYA BISA BANGET!
"E-eh?!"
Renjun yang masih kaget tanpa sadar mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Taeyong. Laki-laki tinggi itu mengetikkan nomornya lalu menyimpannya.
"Nih. Nomor gue udah ada disitu, tinggal calling aja kalo ada apa-apa. Oke?"
Renjun masih bengong dan sesekali mengerjapkan matanya dengan polos. Dia tidak tau saja kalau Taeyong sudah menahan gemas sejak tadi.
Hhhhhh capek gye sama yang lucu-lucu, batin Taeyong
"Udah jangan bengong gitu. Ngapain hm?" tanya Taeyong sambil tertawa tanpa sadar tangannya menarik hidung Renjun pelan dan sukses membuat Renjun merona.
"K-kak, saya keluar dulu ya. Cepet sembuh!"
Renjun berbalik lalu berlari saking malunya sampai...
GUBRAK!
HADEEEH! DIA NYUSRUK!
"E-eh Renjun?! Nggak apa-apa?!" seru Taeyong yang kaget karena Renjun nyusruk di depan matanya.
Baru saja Taeyong hendak turun dari ranjang tapi suara Renjun segera menahannya, "Kak! Jangan turun! Kakak istirahat aja!"
"Ta-tapiㅡ"
"Nggak ada tapi-tapian! Saya bilang jangan turun ya jangan!" teriak Renjun tanpa berbalik untuk menatap Taeyong yang masih menatap Renjun dengan pandangan bingung.
Renjun sengaja tidak berbalik untuk menyembunyikan wajahnya yang merona dan juga luka pada sikunya. Dengan segera Renjun bangun dari jatuhnya dan keluar dari klinik dengan terburu-buru.
Taeyong masih bengong di tempat.
"Aish! Gue ngapain barusan?! Bodoh banget!" rutuk Taeyong sambil memukul kepalanya sendiri.
***
A/N:
Mumpung masih chapter awal nih, guys. Gue mau ngingetin aja, bagi yang emang nggak suka dengan pairing, nggak suka dengan karakter yang gue bangun, it's ok. Kalian bisa pergi dari lapak yang ini oke? Oke. Gue harap kalian paham yaaa.
Gue terima banget kritik dan saran tapi dengan tegas gue tidak akan pernah mengubah apapun di dalam buku gue. Saran dari kalian akan gue pakai di buku gue yang lain.
Have a nice day! 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Hello 📌 Taeren ✔️
Fanfiction[ REMAKE DARI BUKU SAYA YANG LAIN. HANYA BERBEDA TOKOH DAN JUDUL ] Tiap di dekat Renjun, Taeyong mendadak mules, malu, deg-degan, gugup, kaku, blank, letih, lemah, lesu, lunglai. Suka tapi Diam. Sayang tapi pasif. Giliran digebet orang lain, mar...