O9

7.1K 1.2K 156
                                    

❝Pacaran yuk, kak❞

🍃 🍃 🍃

Semenjak peristiwa Renjun tidur di rumah Taeyong dan Taeyong yang tiba-tiba mengakui Renjun itu pacarnya, mereka jadi semakin dekat walaupun dekatnya diam-diam.

Saat ini, Renjun sedang menyambangi fakultas teknik dengan alasan untuk menemui Haechan. Benar kok ia menemui Haechan tapi di meja sebelah ada Taeyong dan kawan-kawan yang sedang mengerjakan tugas sambil makan. Renjun tau betul kalau Taeyong sedang menyelesaikan skripsinya yang beberapa hari lalu mendapatkan acc di proposal pengajuan judul.

Jadi Renjun tidak mau banyak mengganggu dulu takut Taeyong jadi tidak fokus.

"Kak Renjun!" panggil seseorang dibelakangnya.

Renjun dan Haechan menoleh begitu pula Taeyong juga teman-temannya.

"Eh Jaemin. Kenapa ya?" tanya Renjun bingung.

Taeyong yang melihat Jaemin datang dan menghampiri Renjun hanya diam saja dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Tapi ia sudah pasang telinga untuk mendengarkan omongan apa aja yang Jaemin bicarakan.

"Kak, kok udah nggak pernah chat aku lagi?" tanya Jaemin.

"E-eh i-ituㅡ"

"Telepon aku juga jarang diangkat. Kenapa, kak?" cecar Jaemin.

Bola mata Renjun bergerak kesana-kemari dan akhirnya jatuh pada Taeyong yang masih tenang-tenang saja menanggapinya. Ia masih asyik mengetikkan sesuatu pada laptopnya.

"Jaemㅡ"

"Kak Renjun, aku suka sama kakak. Pacaran yuk?"

"HAH?!"

Itu bukan suara Renjun melainkan suara Suho, Baekhyun dan Jeonghan.

Renjun hanya membelalak kaget, lalu ia memutar tubuhnya agar menghadap ke arah Taeyong. Laki-laki itu masih anteng saja dengan laptopnya, padahal gebetannya habis ditembak orang lain di depan matanya.

"Yong! Kesayangan lu ditembak noh!" seru Jonghyun lalu memukul lengan Taeyong.

Taeyong hanya berdeham lalu mendelik sekilas ke arah Renjun yang sedang menatapnya dengan pandangan harap-harap cemas. Tak lama kemudian ia kembali menatap layar laptopnya.

"Biarin dia yang milih. Mau pilih Jaemin, silahkan. Pilih gue juga silahkan. Nggak ngelarang," ujar Taeyong santai.

Tapi Renjun mulai merasakan hawa-hawa waspada disekitarnya. Ia tau kalau Taeyong marah, nyalinya sudah ciut duluan saat melihat Taeyong menatapnya dengan pandangan datar.

Jonghyun dan Sehun menatap Taeyong bingung.

"Maksud lo apaan?" tanya Sehun.

"Kemarin dia bilang suka sama gue, kalau dia sekarang milih Jaemin ya nggak apa-apa. Berarti omongannya yang tempo hari cuma kebohongan," ujar Taeyong lagi.

Renjun menggeleng pelan. Ia mengabaikan Jaemin yang sedang sibuk diintrogasi oleh Suho, Baekhyun, Jeonghan dan Haechan. Ia bangkit dari kursinya lalu berjalan ke arah Taeyong.

"K-kak," cicitnya.

Taeyong mendongak, ia menatap Renhun datar, "Apa?" tanyanya dengan datar.

Renjun menggeleng, ia menggigit bibir bawahnya, "A-aku sukanya sama kakak bukan sama Jaemin," lirihnya.

"Lo ngomong gini karena cuma mau mainin gue aja? Kalau itu niat lo, mending mundur aja. Soalnya gue nggak tertarik," balas Taeyong yang kembali mengerjakan skripsinya.

"Kak Taeyong kok ngomongnya gitu? Kalau niat aku cuma main-main, aku nggak akan ngomong kalo aku suka kakak tempo hari. Aku nggak akan ngomong langsung, 4 mata sama kakak," ujar Renjun.

Taeyong berhenti mengetik lalu ia menoleh ke arah samping kanannya. Dilihatnya mata Renhun yang sudah berkaca-kaca dengan pandangan tajam tapi tak lama berselang, tatapannya melunak.

"Mau duduk nggak? Sini duduk," tawar Taeyong seraya menggeser pantatnya ke arah kiri.

Renjun bergeming. Ia masih terus menatap Taeyong sambil menggigit bibir bawahnya sambik menahan tangis. Dadanya sesak dan akhirnya tangisnya tumpah. Taeyong yang mendengar suara isakan kecil dari Renjun pun menoleh.

"Heh ngapain nangis? Sini!" panggilnya.

Renjun beringsut mendekat lalu duduk disamping Taeyong. Ia melingkarkan kedua tangannya di pinggang sang dominan dan menangis didadanya. Taeyong hanya diam tapi tangannya tidak berhenti mengusap pucuk kepala Renjun serta menepuk-nepuk punggungnya untuk menenangkan.

Satu kantin terbengong melihat Taeyong dan Rejun yang sudah sangat dekat. Bahkan banyak yang tidak tau kalau Taeyong dan Renjun dekat. Termasuk teman-teman Taeyong sendiri pun tidak tau, Haechan dan Jaemin juga sama. Bengong berjamaah pun tidak dapat dihindari.

"Udah belum nangisnya?" tanya Taeyong. Kali ini suaranya lembut sekali, seperti bicara sama pacar.

Renjun menggeleng kuat. Ia masih betah memeluk Taeyong dan menghirup aroma tubuh dominannya.

"Nanti dilanjut lagi nangis. Sekarang kita pulang. Yuk," ajaknya seraya memasukkan laptopnya ke dalam tas.

Akhirnya Renjun mau melepaskan pelukannya lalu mengusap pipinya yang basah dengan tangannya.

"Gendong~"

Si Mungil merengek minta gendong, yang dimintai gendong hanya bengong sambil menatap Renjun.

"Hah? Gendong?" beo Taeyong dengan bodohnya.

Renjun mengangguk, "Iya! Ayo, kak!" serunya.

Taeyong menghela napas pelan lalu memindahkan tasnya yang tadinya di punggung jadi di dada. Kemudian ia berjongkok di hadapan Renjun.

"Ayo naik," titahnya.

Renhun bersorak senang lalu ia naik ke punggung Taeyong. Dilingkarkannya kedua tangan kurusnya dileher dominannya dan dagunya ia tumpukan pada bahu Taeyong.

Taeyong berdiri lalu mulai berjalan keluar dari kantin. Ia mengabaikan semua tatapan bingung dari seluruh pengunjung kantin. Bahkan ia melewati Jaemin begitu saja yang sedang marah-marah padanya. Telinganya seakan tertutup rapat, suara manusia lain seolah terdengar samar-samar.

Di belakangnya, Renjun hanya tersenyum sambil mengeratkan pelukannya pada leher Taeyong.

"Kak, aku sayang banget sama kakak. Dari dulu," lirihnya tepat di telinga kanan Taeyong.

Laki-laki tinggi itu tersenyum tipis, "Gue juga sayang banget sama lo, dari 2 tahun lalu," balas Taeyong.

"Aku tau, kak," ujar Renjun lagi.

"Bagus deh kalau tau," balas Taeyong dengan disertai kekehan pelan.

"Pacaran yuk, kak," ujar Renjun yang membuat Taeyong makin melebarkan senyumannya.

"Yuk!"

***

A/N:

Jadiannya gini amat ya :(

Hi Hello 📌 Taeren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang