16

5.4K 821 12
                                    

Kak, aku juga jatuh terlalu dalam. Dan kamu harus tanggung jawab suatu hari nanti.

🍃 🍃 🍃

Disinilah Taeyong, duduk di ruang makan bersama dengan keluarga Renjun. Sudah lama Taeyong tidak terlibat disituasi seperti ini terlebih lagi ini di rumah mantannya sendiri. Jadi ada perasaan canggungnya.

"Taeyong, kamu kok udah lama nggak main kesini? Sibuk ya?" tanya bunda Renjun, Wendy.

"E-eh iya, tante, Taeyong lagi sibuk rampungin skripsi dari bulan-bulan lalu. Makanya jarang main kesini," balas Taeyong yang disertai dengan cengiran canggungnya.

Mereka tidak tau saja kalau Taeyong dan Renjun sudah putus lama.

"Oh ya? Gimana skripsinya, Yong? Lancar?" Kini giliran ayah Renjun yang buka suara. Beliau dikenal sebagai sosok yang senang bercanda dan santai.

"Lancar, om. Udah di acc semua tinggal sidang aja," balas Taeyong.

"Kapan kamu sidang?" tanya ayah Renjun lagi, Chanyeol.

"2 minggu lagi, om. Do'ain lancar ya, om," balas Taeyong

Biar bisa cepet lulus terus cari kerja buat nafkahin anaknya om, batin Taeyong

"Kamu sama Renjun gimana?" tanya Wendy yang membuat Taeyong dan Renjun sama-sama pucat pasi. Mereka harus jujur atau bohong perihal hubungan mereka yang sudah kandas bulan lalu.

"A-aku samㅡ"

"Saya sama Renjun sejauh ini baik-baik aja, tan. Cuma ya gitu, Renjun jadi sering saya tinggalin soalnya harus fokus dulu sama skripsi biar cepet kelar," selak Taeyong dengan senyuman sumringah yang tercetak di bibirnya.

Renjun menatap Taeyong dengan kedua mata yang membulat. Tak urung juga kedua pipinya jadi merona karena ucapan Taeyong barusan. Berarti ada harapan untuk Taeyong kembali padanya. Tapi kapan?

"Oh pantesan ya Injun kerjaannya uring-uringan mulu. Bad mood terus bawaannya ternyata pacarnya lagi sibuk skripsi. Yang sabar dong, nanti kan Taeyongnya juga balik lagi sama kamu, dek," ujar Wendy lalu berbalik dan meletakan kopi di meja untuk suaminya.

"Ish! Bunda apaan sih?! Aku kan nggak gitu!" omel Renjun sampai bibirnya maju-maju.

"Bibirnya nggak usah maju-maju. Aku tarik nih," ancam Taeyong yang sudah bersiap untuk menjapit bibir Renjun yang masih cemberut.

Dengan segera Si Cantik menutup mulutnya dengan kedua tangannya lalu menggeleng kuat. Taeyong tertawa kemudian mengusak surai Renjun dengan sayang, kedua orangtua Renjun hanya bisa tersenyum melihat interaksi keduanya. Tidak terlihat seperti pasangan yang sudah putus hubungan.

Setelah makan, Renjun memilih untuk kembali ke kamarnya sedangkan Taeyong ditahan oleh Chanyeol. Katanya ada hal penting yang hendak dibicarakan, Renjun sih iya-iya saja dan akhirnya meninggalkan Taeyong berdua dengan ayahnya.

Di dalam kamar, ia sibuk merenungi tentang perasaannya yang tak kunjung berubah walaupun waktu sudah berlalu. Perasaannya pada Taeyong makin hari makin bertambah. Tiba-tiba saja di kepalanya terlintas sebuah ide untuk mengajak Taeyong kembali padanya. Persetan dengan harga diri, toh dulu juga dia yang menyatakan perasaannya pada Taeyong.

Clek!

Pintu kamar Renjun terbuka dan menampakan Taeyong yang melongokan kepalanya di pintu, "Injun?" sapanya.

"Masuk aja, kak!" balas Renjun.

Taeyong akhirnya masuk ke dalam kamar Renjun lalu menutup pintunya, "Kamu lagi apa?" tanya Taeyong yang kini berdiri di belakang kursi yang sedang diduduki Renjun.

Renjun menggeleng pelan kemudian berbalik untuk menatap Taeyong, "Kak," panggilnya.

"Apa?"

"Kalau aku ngajak kakak balikan, apa kamu mau, kak?" ujar Renjun to the point.

Renjun ini emang tipe uke ngegas dan tidaj suka basa-basi. Taeyong saja sampai kaget setengah mati dengar pertanyaan Renjun barusan.

"H-ha?"

Renjun mendadak tuli, "Kak, aku masih sayang sama kamu. Ayo balikan," tegas Renjun.

Taeyong terdiam selama 10 detik lalu dia kembali menetralkan ekspresinya. Ia tersenyum lembut ke arah Renjun lalu mengusap surai hitam Renjun dengan sayang. Ia mengambil kursi plastik yang tak jauh darinya dan duduk di depan Renjun. Kedua tangan besarnya menangkup pipi Renjun yang sudah sedikit lebih bulat dari sebelumnya.

"Renjun, untuk sekarang kamu fokus aja sama kuliah kamu. Aku takut kalau kita balikan, nanti akhirnya sama aja. Aku nggak mau itu terjadi lagi," ujar Taeyong yang menolak Renjun secara halus.

Renjun menatap Taeyong dengan pandangan tidak percaya, "Terus maksud kamu ngomong kalau kita baik-baik aja di depan bunda sama ayah itu apa, kak? Kamu cuma mau mainin aku aja, kak?" tanya Renjun kesal.

Taeyong tidak menjawab sama sekali pertanyaan Renjun. Dia malah menunduk lalu melepaskan tangkupannya pada kedua pipi Renjun.

"Kamu mending fokus aja sama kuliah kamu, Ren. Masalah kita bisa diselesain nanti," balas Taeyong yang mengalihkan pandangannya.

"Gimana aku nggak bahas soal ini, kak?! Kamu tuh kaya ngasih aku harapan tapi disisi lain kamu nolak aku. Apa sih maksud kamu?! Kamu nggak tegas! Nggak punya pendirian! Lemah!" teriak Renjun pada Taeyong. Semua makian terus di lontarkan pada laki-laki tinggi itu.

"Apa sih susahnya bilang, Renjun, aku udah nggak cinta sama kamu, aku udah nggak sayang lagi sama kamu. Jadi mendingan kamu pergi aja dari hidup aku, kamu ganggu. Tinggal bilang gitu aja, susah banget! Nggak usah pakai embel-embel aku harus fokus kuliah karena tanpa kamu kasih tau pun aku tau!" seru Renjun dengan suaranya yang semakin serak.

Laki-laki itu bangkit dan naik ke ranjangnya. Dia memutuskan untuk tidur dan tidak memperdulikan Taeyong yang masih duduk terdiam di dalam kamarnya. Cukup lama Taeyong duduk diam di tempatnya. Ia mendongak dan melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul 10 malam. Hampir 3 jam dia hanya duduk diam disana.

Akhirnya ia bangkit lalu berjalan menghampiri Renjun yang sudah tertidur sejak tadi. Taeyong berjongkok di hadapan Renjun yang sudah tertidur. Tangannya terulur untuk menyibak poni yang menutupi kening milik Renjun. Ada bekas air mata dipipinya, tangannya tergerak untuk mengusap kedua pipi Renjun.

"Injun, mungkin kamu nggak akan tau seberapa jatuhnya aku sama kamu. Aku benar-benar sudah jatuh padamu dan nggak akan pernah bisa keluar. Aku setia sama satu pilihanku dan itu kamu," lirihnya sambil mengusap pipi tembam milik Renjun.

Taeyong mendekatkan wajahnya lalu mengecup pelipis Renjun lama sekali. Lalu ia bangkit dan beranjak pergi dari kamar Renjun setelah menyelimuti dan mematikan lampu kamarnya.

ㅡㅡㅡ

Bohong kalau Renjun tidur, dia hanya pura-pura tidur selama itu sampai akhirnya Taeyonvmg menghampirinya dan bermonolog di depan wajahnya. Ingin rasanya dia membalas semua perkataan Taeyong, memeluk dan menghujani wajah prianya dengan ciuman saking senangnya.

Renjun menyibak selimutnya sesaat setelah Taeyong menutup pintu kamarnya. Renjun hanya berlari sampai ke depan pintu kamarnya lalu mengusap kayu pintu itu dengan pandangan sendu.

"Kak, aku juga jatuh terlalu dalam. Dan kamu harus tanggung jawab suatu hari nanti."

***

A/N:

Jangan lupa vote dan komentarnya. Sampai ketemu di chapter depan!

Hi Hello 📌 Taeren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang