2O

8.6K 816 67
                                    

❝I know, but who knows honey?❞

🍃 🍃 🍃

Taeyong menatap laki-laki yang tertidur di sampingnya dengan damai, nafasnya teratur dengan bibirnya yang tidak terkatup rapat. Ia memiringkan posisi tubuhnya agar bisa menatap Renjun dengan lebih jelas, tangannya mulai iseng menyentuh kening lalu turun ke hidung, turun lagi bibir tipis yang dulu pernah ia cium.

"Injun, bangun yuk, sayang. Kita cari sarapan dulu. Kamu belum makan dari semalam," ujar Taeyong dengan lembut sambil mengusap-usap rambut Renjun.

Laki-laki itu hanya bergumam tidak jelas dan kembali mengulet dalam selimutnya, dia tidak mendengarkan Taeyong walaupun pada kenyataannya dia dengar apa yang dikatakan Taeyong.

"Bangun dulu yuk. Sarapan dulu sebentar terus kamu boleh tidur lagi," bujuk Taeyong lagi.

"Nggak mau! Yongie diam, Injun mau bobo!" protes Renjun dengan mata yang masih terpejam lalu ia membalik posisi tidurnya jadi membelakangi Taeyong.

Laki-laki tinggi itu hanya menghela nafas dan akhirnya bangkit dari posisi tidurnya, "Yaudah, aku keluar dulu. Kamu bobo aja, Injun mau makan apa?" tanya Taeyong.

"Hng."

Renjun hanya berdengung lalu melanjutkan tidurnya. Taeyong akhirnya menghela napas dan keluar dari rumah untuk mencari sarapan sekalian jalan-jalan pagi. Sedangkan Renjun masih sibuk molet-molet di ranjang, guling sana guling sini sampai akhirnya dia terbangun sendiri karena mulai tidak nyaman dengan tidurnya.

"Yongie?" teriak Renjun sedikit keras.

Tak ada jawaban.

Renjun bergegas turun dari ranjangnya lalu pergi keluar kamar untuk mencari Taeyongnya. Tapi setelah ia mencari ke seluruh ruangan, Taeyongnya tidak ada. Mau tidak mau Renjun mendudukan diri di sofa sambil menonton TV untuk menghabiskan waktu menunggu Taeyong kembali.

Ia duduk di depan televisi plasma sambil mengerjapkan matanya polos. Sesekali ia menarik-narik poni yang jatuh menutupi dahinya, tak lama kemudian ia memajukan bibirnya, "Yongie kemana ya? Kok lama banget. Padahal Jun kangen," gumam Renjun sedih.

Tak sampai 5 menit berselang, pintu rumah terbuka dan masuklah sosok tinggi menjulang yang membawa bungkusan di tangannya.

"Yeay! Yongie pulang, bawa hadiah!" Renjun melompat dari sofa dan langsung berlari menghampiri Taeyong yang sudah berdiri di depan meja makan.

Laki-laki itu tersenyum gemas lalu mngusak surai hitam Renjun dengan sayang, "Injun lapar? Mau makan?" tanya Taeyong seperti bertanya dengan anak kecil.

Renjun mengangguk antusias, "Bawa apa?" tanyanya.

"Aku cuma bawa bubur aja. Mau?" tawar Taeyong yang berbalik untuk menuju dapur. Ia mengambil 2 mangkuk serta sendok untuknya dan Renjun.

"Mau! Tapi nggak mau ada kacang, seledri, bawㅡ"

"Ya ya ya, aku tau, sayang. Nggak pakai kacang, seledri, bawang goreng sama sambal kan? Cukup bubur dikasih ayam suwir sama kecap aja. Right?" selak Taeyong sambil menatap ke arah Renjun.

Si manis mengatupkan bibirnya, ia berusaha menahan senyumannya. Lama-lama ia gemas sekali dengan Taeyong, "Kamu masih ingat kalau aku nggak suka seledri ya?" tanya Renjun.

Taeyong tersenyum tipis lalu mensejajarkan tingginya dengan Renjun, "Renjun, sayangku. Apapun yang berkaitan sama kamu, aku nggak akan mudah lupa," balas Taeyong yang menatap dalam manik mata Si Cantik.

Wajah Renjun merona, "Aaa~" gumam Renjun malu-malu.

Direngkuhnya tubuh Si Manis ke dalam dekapannya. Taeyong menggoyangkan tubuh Renjun ke kanan ke kiri dengan gemas, sesekali ia mengecup pucuk kepala Renjun dengan sayang. Sedangkan Renhun sendiri hanya diam menikmati setiap perlakuan Taeyong padanya. Ia semakin mempererat pelukannya dan menelesakkan wajahnya pada dada Taeyong.

Hi Hello 📌 Taeren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang