❝HADEEEH MASIH LEMAH JUGA!!!❞
🍃🍃🍃
Benar saja besoknya sudah tersebar berita Jackson masuk UGD karena hidungnya patah. Siapa yang menghajarnya?
Siapa lagi kalau bukan Taeyong.
"Yong, lo beneran nonjok Jackson?!" syok Jonghyun saat melewati mading, kebelutan disana ada Taeyong.
Yang ditanya hanya tersenyum miring saja, "Kan gue udah pernah bilang yang berani nyentuh kesayangan gue bakalan bernasib sama kaya Jackson," balas Taeyong serius.
"Tapi jangan main ke kerasan dong!" seru Jonghyun tidak terima.
"Jong, gue akan memaklumi kalau cuma flirting sama Renjun. Tapi dia sampai megang-megang apa yang seharusnya nggak dia pegang! Gue marah! Gila lo kalau nggak ditindak!" seru Taeyong.
Jonghyun diam, maksud Taeyong baik tapi pengaplikasiannya salah. Harusnya bukan seperti itu.
"Ya tapikan bisa baik-baik! Kenapa sih?! Susah banget nahan emosi lo!" balas Jonghyun kasar.
"Makanya lu kalau nggak mau Renjun diganggu orang, tembak terus pacarin. Biar enak kalau lu mau ngeklaim!" omel Jeonghan.
Taeyong tidak merespon, dia hanta menggeleng-geleng kepalanya saja.
"Lu cemen bener dah, Yong! Demen tapi nggak ngegas!" semprot Jeonghan lagi.
"Yaelah ngegas mah gampang," enteng Taeyong.
"Coba lu teriak, Renjun! Gue suka sama lo!" tantang Suho dengan songongnya.
Taeyong berdecih, "Oke!"
Taeyong menghadap ke arah gedung fakultas teknik lalu mengambil nafas dalam.
"YUNANDA RENJUN DIRGANTARA, AGRONOMI'53!!! GUE SUㅡ"
"Su- apa kak?"
Hening...
Taeyong sudah berkeringat dingin saat mendengar siapa yang bertanya dibelakangnya.
Mampus! Mati aja gua!
"Suㅡ SUARA DENGARKANLAH AKU APA KABARNYA PUJAAN HATI KU!!!"
"HADEEEH! GOBLOK!"
"BODOH!!!" hardik Baekhyun sekejam-kejamnya. "Lu kenapa sihㅡ ARGH!!!GEMES BANGET GUE!!!"
Baekhyun terus mengomel pada Taeyong sambil sesekali memukul kepalanya dengan modul yang ia pegang. Taeyong hanya parah sambil sesekali meringis menerima pukulan serta cubitan dari Baekhyun.
"Kak, ada apa sih?" tanya Renjun bingung dengan suara seraknya.
Taeyong menoleh ke arah Renjun lalu menepis tangan Baekhyun yang hendak mencubit perutnya lagi. Taeyong berjalan menghampiri Renjun.
Matanya memicing menatap Renjun, "Injun, kok matanya basah?" tanya Taeyong heran.
Renjun mendongak lalu menatap Taeyong dengan sedih, "Ini, kak," balas Renjun seraya menunjukan tangan kanannya tepat di bagian sikunya. Tepat disikunya terdapat perban yang menutupi lukanya.
"KOK LUKA?!" teriak Taeyong di depan Renjun sampai ia kaget sendiri.
"Huhuhu kemarin lukanya udah kering, sekarang luka lagi gara-gara Injun jatuh lagi," adu Renjun yang masih menunjukan sikunya yang luka pada Taeyong.
Taeyong yang melihatnya berusaha menahan gemas. Mata basah, hidung merah, pipi merah dan basah serta bibirnya bergetar menahan tangis.
"Sakit banget ya?" tanya Taeyong sambil meringis melihat luka di siku Renjun.
"Sakit!"
Entah sengaja atau tidak, Renjun merengek di depan Taeyong dan kembali menangis.
"So-sobek kah lukanya?" tanya Taeyong gugup.
Renjun mengangguk lagi dan masih menangis. Ia menggumamkan beberapa kata tapi tidak jelas di telinga Taeyong.
"Hah? Lu ngomong apaan?" tanya Taeyong bingung.
Renjun melangkah untuk mendekati Taeyong lalu
GREP!
"WOY AH!"
Itu suara Jeonghan yang medadak jadi laki.
Taeyong diam. Dia sesak nafas.
Renjun memeluknya, tangannya dilingkari pada pinggang kakak tingkatnya dan wajahnya dibenamkan pada dada Taeyong, sesekali ia mengusakkan wajahnya biasa dadanya Taeyong.
Astaga! Gue dapet jackpot apa, Ya Tuhan.
"Gila! Dipeluk bro! Syok gue," desis Suho.
"Tapi lucu banget ya, Renjunnya gemas gitu. Gue aja gemas banget liatnya. Pengen gue cubitin. Cocok sih sama Taeyong," seru Baekhyun dengan riang sambil menatap kedua manusia yang masih pelukan di depan matanya.
"Tuh liat si Taeyong. Kaya orang bodoh banget," celetuk Sehun.
Suho, Jonghyun, Jeonghan dan Baekhyun hanya menggeleng kepalanya. Sudah biasa melihat Taeyong mendadak alay kalau dengan Renjun.
Melihat dari jauh, heboh.
Di deketi, ciut.
Hadeh.
Taeyong masih diam saja seperti patung sedangkan Renjun masih betah memeluk Taeyong dan membenamkan wajahnya pada dada laki-laki tinggi itu. Sesekali ia meracau tidak jelas.
Dengan kaku, tangan kirinya melingkar di bahu Renjun lalu tangan kanannya digunakan untuk menepuk sekaligus mengusap rambut hitam Renjun.
"Perbannya harus ganti nggak?" suara Taeyong berubah menjadi lebih berat dan lembut.
Renjun melepaskan pelukannya lalu mendongak untuk menatap Taeyong, "Iya kak, harus diganti," balas Renjun.
"Kapan?" tanya Taeyong lagi.
Tidak ada angin, tidak ada hujan, Taeyong berubah lembut dan tidak terduga.
"Lusa aku harus ganti perban lagi, kak," balas Renjun.
"Iya nanti...
...aku temenin kamu ganti perban ya. Chat aja jam berapa sama dimananya," ujar Taeyong dengan posisi tangan yang menangkup pipi Renjun.
"Yeay! Asik!"
Renjun melompat girang
CUP!
"WOY ANJING!!!"
"WOY GUE NGGAK LIAT, MATA GUE GESER!!!"
BRUK!
"HADEEEH MASIH LEMAH JUGA!!!"
***
A/N:
Jangan lupa vote and comment ya kawan!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Hello 📌 Taeren ✔️
Fanfiction[ REMAKE DARI BUKU SAYA YANG LAIN. HANYA BERBEDA TOKOH DAN JUDUL ] Tiap di dekat Renjun, Taeyong mendadak mules, malu, deg-degan, gugup, kaku, blank, letih, lemah, lesu, lunglai. Suka tapi Diam. Sayang tapi pasif. Giliran digebet orang lain, mar...