17

5K 809 77
                                    

❝MUAK BANGET GUE LIAT MUKA LO!!❞

🍃 🍃 🍃

4 tahun setelahnya...

Renjun berdecak sebal karena sejak tadi dia menunggu seseorang tapi dia tak kunjung datang. Mana cuaca sedahg hujan dan dia lupa membawa mantel.

"Jaemin mana sih?! Lama banget!" sewotnya sambil menghentakan kakinya karena sudah terlampau kesal.

Renjun sedang menunggu Jaemin, temannya semasa kuliah dulu. Mereka nggak pacaran kok, Jaemin juga sudah punya pacar dan dia normal. Pacarnya Jaemin juga cantik, bola matanya bulat, senyumnya indah dan selera humornya juga setara dengan Jaemin. Maksudnya mereka berdua sama-sama receh.

Dia, Yeri, perempuan yang terus menerus mengejar Jaemin. Sejak Jaemin masih menyukai Renjun sampai akhirnya Jaemin menyerah dan memutuskan untuk jatuh sejatuh-jatuhnya pada perempuan itu dab ya hubungan mereka sampai sekarang baik-baik saja bahkan Jaemin sekarang mendedikasikan dirinya sebagai bucinnya Yeri.

Sedangkan Renjun? Ia masih terbayang masa lalu. Laki-laki yang dia cintai entah hilang kemana. Setelah peristiwa itu Renjun sudah tidak bisa menemuinya lagi. Bahkan saat wisuda pun Taeyong tidak hadir padahal dia termasuk lulusan terbaik waktu itu. Renjun sudah mencoba menghubunginya tapi tidak ada jawaban. Instagramnya pun seakan mati dan foto terakhirnya di post sekitar 4 tahun yang lalu.

Renjun kadang kesal dengan dirinya sendiri yang tidak bisa lepas dari masa lalu. Tapi disaat dirinya sudah mantap ingin keluar dari masa lalu dan mencoba untuk kencan buta, selalu saja ada yang menghalanginya. Perasaan lain yang masuk ke hatinya dan berkata jangan pindah ke hati mana pun dan bodohnya lagi Renjun mengikuti apa yang dikatakan oleh perasaannya.

Dan sampai sekarang dia termasuk manusia MSG, Maaf Saya Gamon.

Ting!

Ponselnya berdenting menandakan ada pesan masuk.

[WhatsApp]

Jaemin
Today at 15.33

Jaemin
Kak, sorry banget nih gue nggak bisa jemput lu. Ban mobil gue kempes anjay. Ini aja gue nggak bisa jemput si sayang. Maaf banget ya, kak 🙇
15.33

Renjun
Iya Jaem, gapapa. Nanti aku pesan ojek online aja. Makasih ya, maaf ngerepotin kamu 😄
15.33

Renjun menghela nafas, alamat pulang sendiri ini sih. Mana hujan dan dia nggak bawa payung. Handphone-nya kembali bergetar.

Bunda is calling...

Dengan segera Renjun mengangkat telepon dari Bundanya itu.

"Halo bun. Kenapa?" sapa Renjun.

"Kamu dimana? Bunda tungguin dari tadi kamu nggak pulang-pulang," balas Wendy dengan perasaan cemas.

"Aku masih di gerbang kampus, bun. Tadi Jaemin nggak jadi jemput aku, aku harus pulang sendiri deh kayanya," ujar Renjub sambil meringis.

"Yaudah nanti bunda suruh ayahmu yang jemput ya. Tunggu disitu jangan kemana-mana," perintah Wendy.

"Iya bun. Injun tunggu," balas Renjun lalu ia mematikan sambungan teleponnya.

Nunggu lagi. Hadeh nunggu mulu, dikiranya gue apaan kali ya? Nunggu mulu. ㅡRenjun

Sekitar 20 menit Renjun menunggu di gerbang kampus, ada sebuah mobil hitam yang menepi ke arahnya. Tapi Renjun masih cuek saja karena dia tau itu bukan mobil ayahnya. Tak lama kemudian, ada seseorang yang keluar dari sana.

"Renjun ayo pulang," ajak orang itu tiba-tiba sambil mengulurkan tangannya.

Renjun yang dari tadi sibuk menatap sepatunya pun akhirnya mendongak. Matanya membulat melihat siapa yang ada di depannya.

"K-kak Taeyong," lirihnya dengan mata yang masih membulat.

Dia, Taeyong, laki-laki yang masih ia tunggu hingga saat ini dan akhirnya detik ini laki-laki itu kembali hadir di hadapannya dengan tangan terulur dan senyumanya yang menawan. Masih sama seperti dulu.

"Ayo pulang. Kamu mau pulang kemana? Ke rumah orangtuamu atau ke rumah kita?"

BRUK!

Hadeh Renjun pingsan.

***

Renjun membuka kedua matanya perlahan, ia meringis saat merasakan pusing menerjang kepalanya.

"Dimana nih?" lirihnya.

"Kamu dikamar. Gimana? Masih pusing? Mau aku bikinin teh?" cerocos suara berat yang sangat Renjun kenal.

Kali ini ia mencoba untuk meyakinkan diri kalau sosok itu ada disampingnya dan menatapnya dengan pandangan khawatir. Renjun menoleh ke arah kiri dan benar saja sosok Taeyong duduk disana memandangnya dengan pandangan khawatir. Kedua tangan Renjun juga masih di genggam lembut olehnya.

Renjun hanya diam sambil menatap sosok di depannya dengan pandangan sendu.

"Kemana aja kamu selama ini, kak?" lirihnya.

Taeyong meringis lalu tersenyum paksa, "Minum dulu ya, nanti aku jelasin," balas Taeyong lalu ia menyodorkan segelas teh manis hangat untuk Renjun.

Renjun menurut dan langsung meminum teh itu sampai habis. Nggak tau dia doyan atau kehausan.

"Nih udah habis. Jadi cerita sekarang," titah Renjun tegas. Dia tidak ingin dibantah dan mau nggak mau Taeyong harus menjelaskan semuanya secara mendetail tanpa terlewat sedikit pun.

Taeyong menghela nafas lalu menampilkan senyum terbaiknya dan itu sukses membuat jantung Renjun kembali berdegub cepat. Debaran itu masih selalu hadir saat ia bersama Taeyong, perasaannya belum berubah walaupun waktu sudah cukup lama berlalu.

"Injunku, apa kabar sayang?" lirihnya lalu ia menangkup kedua pipi Renjun yang masih saja bulat sama seperti dulu.

Kedua bola mata cantik itu bergetar karena menahan tangis, digigitnya bibir tipis itu agar tidak mengeluarkan isakan. Renjun memejamkan kedua matanya dan air matanya turun melewati pipinya.

"Eh?! Kok nangis sih?!" panik Taeyong dengan segera ia mengusap air mata Renjun dengan kedua ibu jarinya.

"Aku kangen kamu, bodoh!" sewot Renjun galak.

Taeyong makin melebarkan senyumannya, "Kalo kangen, kok akunya nggak dipeluk?" godanya sambil menaik turunkan alisnya.

Renjun yang sudah terlampau jengkel pada Taeyong karena dia menghilang tiba-tiba lalu muncul lagi di hadapannya setelah 4 tahun menghilang dan dia berani-beraninya menggoda Renjun?!!

Kurang ajar!!!

DUGH!

"MINGGIR LO!!! MUAK BANGET GUE LIAT MUKA LO!!!"

Renjun menendang perut keras Taeyong sampai laki-laki itu terhuyung ke belakang dan jatuh menabrak meja. Sedangkan Renjun merapikan dirinya, dia nggak boleh keliatan habis menangis. Harus tetap cantik, eh ganteng maksudnya!

Renjun mendengus saat melihat Taeyong kesakitan dan pada akhirnya ia meninggalkan Taeyong di kamarnya. Tidak peduli dengan Taeyong yang sedang merasa sakit akibat tendangannya.

BRAK!

Pintu kamar Renjun tertutup dengan kerasnya dan membuat Taeyong mendesah pasrah. Ukenya galak banget demn.

"Hadeh susah bener napada mau ngajak kawin doang," gumamnya nelangsa.

Dan mulai detik ini Taeyong harus berjuang lebih ekstra buat mendapatkan Renjun kembali.

***

A/N:

Hadeh bingung saya tuh :"

Hi Hello 📌 Taeren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang