O4

7.9K 1.3K 275
                                    

❝Kak Taeyong kenapa?❞

🍃🍃🍃

Taeyong duduk di depan Haechan yang menatapnya bingung. Ya gimana nggak bingung, lagi asik-asik makan tiba-tiba ada kating duduk di depan dia.

"L-loh? Kak Taeyong? Ada apa ya, kak?" tanya Haechan dengan mata yang membulat serta mulut yang masih penuh dengan makanan.

Taeyong menatap Haechan datar, ditangannya ada teh kotak dan juga ponselnya.

"Chan, kasih tau gue tentang Yunanda Renjun?" tanya Taeyong serius.

Haechan memundurkan wajahnya sedikit dan wajahnya sedikit bingung dengan penuturan Taeyong barusan, "Kakak nanya soal Renjun?" tanya Haechan balik.

Taeyong mengangguk mantap, "Kasih tau gue sejelas-jelasnya," balasnya serius.

Haechan menghela nafas lalu meletakkan sedoknya, "Yunanda Renjun Dirgantara itu manja, dia terlalu baik nyerempet bego, polos, lucu, menggemaskan, dia suka dipeluk dan disayang, nggak begitu suka makanan manis, dan dia banyak yang suka, kak. Kenapa? Renjun itu tipe pacarable. Penyayang, kalo udah sayang sama orang bakalan setia banget," jelas Haechan.

Taeyong diam, "Apa dia suka meluk tiba-tiba gitu?" tanya Taeyong lagi. Kali ini dia lebih santai.

"Hah? Meluk gimana, kak? Renjun itu rada pemalu apalagi sama yang baru dikenal," balas Haechan dengan heran.

"Lah... Terus?" gumam Taeyong dengan wajah bodohnya.

"Kenapa deh, kak? Lu dipeluk sama dia?" tanya Haechan penasaran.

Taeyong mengangguk, "Dia clingy banget, Chan. Untung gue kuat iman, kalau nggak udah gue cium anjir," balas Taeyong sambil misuh-misuh.

Haechan menggelengkan kepalanya pelan, "Kuat-kuat dah lu ya, kak. Jangan sampe nyosor aja lu! Kalo sampe nyosor, gue hajar sampe babak belur lu!" ancam Haechan seraya menunjukkan kepalan tangannya ke arah Taeyong.

"Iya, iya. Selaw! Gua juga sibuk kali, bentar lagi PKL, nyusun skripsi juga. Abis itu kerja dan nyari modal buat nikahin Injun. Masalahnya dia mau nggak sama gue?" balas Taeyong lalu menelungkupkan kepalanya ke dalam lipatan tangannya.

Haechan menepuk pelan pundak Taeyong, "Tenang aja kak, Renjun mau sama lu. Percaya sama gue," balas Haechan seraya tersenyum.

"Seriusan lo?!" seru Taeyong yang sudah mendongakkan kepalanya.

Haechan mengangguk, "Kalo lo mau dia jadi sama lo, ya usaha lagi lebih keras. Tunjukin aja kalo lo tertarik sama dia," saran Haechan.

"SIAPLAH!"

Taeyong mendadak girang. Dia janji dia bakalan lebih usaha lagi buat dapetin Renjun.

"HAECHAN!!!"

Haechan menoleh sekilas lalu kembali menatap Taeyong, "Noh anaknya dateng. L-loh?! Kok?!"

BRUK!

Haechan dipeluk Renjun dengan erat, mana ekspresi wajahnya girang banget lagi kaya abis dapet lotre.

"Kenapa, Injuj?" tanya Haechan.

Renjun beringsut mundur lalu menatap Haechan, "Hehehehe nggak apa-apa. Aku lagi seneng aja," balasnya.

Dia masih tidak sadar ada Taeyong disana.

"Kenapa?"

"Tadi aku kenalan sama orang. Hehehe orangnya baik, ganteng deh. Hehehe aku suka!"

KRETEK... KRETEK... KRETEK...

Hm seperti ada yang patah.

Haechan terdiam, dalam hati dia misuh-misuh sendiri. Haechan melirik Taeyong yang masih diam sambil memainkan ponselnya, dia tau Taeyong sedang mengalihkan emosinya.

Taeyong patah hati.

Untuk yang kesekian kalinya.

Orang yang dia sukavtidak pernah jadi miliknya.

Karena dia terlalu takut untuk bergerak maju.

"R-Ren ada kak Taeyong," desis Haechan.

Mata Renjun membulat lalu menoleh cepat ke arah dimana Taeyong duduk. Mendadak wajah Renjun memerah dan dia merasa gugup luar biasa karena apa yang barusan dia katakan.

"Kak Taeㅡ"

"INJUNIE!!!"

"Eh?!"

Renjun dan Haechan menoleh bersamaan ke sumber suara sedangkan Taeyong hanya diam menatap kaku ponselnya.

"Ini tadi binder kamu ketinggalan di taman."

Renjun mengambil binder itu lalu tersenyum lebar ke arah si penemu bindernya.

"Makasih ya, Jaemin!" serunya girang.

































Seketika hancurlah hati Taeyong saat mendengar siapa yang di sebutkan namanya oleh Renjun. Ia menghela nafas, mencoba menguatkan diri sendiri.

KRIET!

"Gue cabut ya, Chan. Thanks."

Taeyong berjalan menjauh dari tempat duduk itu. Haechan hanya menatap punggung Taeyong dengan pandangan prihatin.

"Kak Taeyong," lirih Renjun.














Taeyong berhenti sekitar 100 meter dari kantin. Ia berbalik dan menatap bangunan kantin itu dengan pandangan sendu.

Ia merogoh kantung celananya untuk mengambil dompetnya. Ia mengeluarkan sebuah kalung dengan cincin yang digunakan sebagai liontinnya.

Tangan kirinya menggenggam liontin itu kuat-kuat dan tangan kanannya menggenggam liontin yang sama yang sedang tergantung pada lehernya.

"Renjun," lirihnya

Apa kali ini gue bisa dapetin yang gue sayang?. Apa bisa gue dapetin lo?

***

Renhun keluar dari kelas dengan langkah cepat, dia benar-benar ingin menuju ke fakultas teknik. Entah kenapa dia sedang ingin bertemu Taeyong.

Mungkin rindu.

Ehe.

Baru saja keluar dari gerbang fakultas, ia melihat motor Taeyong dan teman-temannya melewati fakultasnya begitu saja. Renjun terus menatap ke arah Taeyong sampai akhirnya laki-laki itu menoleh sekilas dan kemudian kembali fokus pada jalanan.

Remuun menggigit bibir bawahnya, ia merasakan kalau Taeyong tadi menatapnya benar-benar dingin dan datar. Bukan tatapan seorang Taeyong yang biasanya.

"Kak Taeyong kenapa?" lirihnya.

***

A/N:

Jangan lupa vote dan komen yh,,

Hi Hello 📌 Taeren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang