Hasil Rapat (2)

974 57 0
                                    

"Bagaimana aku akan mengatakan padamu soal perasaan yang dalam ini? Sedangkan di sisi lain aku takut hal ini akan merusak pertemanan kita."

~Rezka


"RISSA LO KENAPA MY BABY HONEY! DARITADI LO LAMUNIN APAAN SIH!? HAH? KAN LO GAK PUNYA PACAR!"

Suara Vanya membuyarkan lamunan Rissa. Dia menatap Vanya jengkel, memang sahabatnya itu tidak pernah setengah-setengah dalam berteriak. Sifat Vanya dan Lili sangat jauh berbeda. Vanya...yah kalian tau sendiri kalau dia itu si 'gadis mikrofon' sedangkan Lili itu pendiam dan jutek slalu tidak memiliki ekspresi(wajah datar) namun tiba-tiba bisa jadi cerewet. Namun kedua sahabatnya itulah yang paling peduli dan baik padanya.

"Ituu anu kalian tau gak kalo Rezka sama Rezky itu saudara kembar?" Rissa bertanya.

Vanya memegang dagunya seperti orang yang sedang berpikir. "Ohh..soal itu ya? Kalo itu mah satu sekolah udah tau kali Ris...HAHAHAHAH...jadi lo baru tau!?"

"Wtf, jadi kalian udah tau dari awal!?"

"Harusnya gue yang nanya mata lo bermasalahkah!? Udah jelas-jelas mereka kembar kayak Udin & Idin tapi lo gak tau!? Oh my God Rissa...lo itu bener-bener parah deh!"

"Iya ya kok gue baru sadar sih! Lagian kan wajar gue gak tau kalo mereka kembar, secara kan penampilan maupun sikap mereka berbeda! Jadi bukan salah gue dong kalo gue baru sadar!?"

Lili menunjuk wajah Rissa dengan jarinya. Wajah datarnya mengarah ke Rissa. "Kudet!"

"Apaan sih Lili! Aku itu gak kudet tau!"

"Iya lo emang kudet"

"Gue bilang enggak!"

"Tuh kan Lili aja bilang kalo lo itu KUDET! hahahaha...."

Seperti itulah cara mereka menghabiskan jamkos. Hanya seputar Gibah-gibah yang tidak jelas. Sedangkan Rezky dari pagi dia tidak kelihatan di bangkunya. Sepertinya dia bolos sekolah karna kejadian kemarin. Tapi untuk Rissa dia itu anak yang ceria jadi wajar saja kalau dia langsung baik-baik saja.

-----

"Oke, jadi kita sepakat untuk mengadakan pesta kostum di waktu malam untuk acara hari ulang tahun sekolah. Terus akan dibuka banyak lomba, kompetisi, serta pensi." Rezka berkata dengan lantang. Saat ini dia tengah melakukan rapat dengan semua anggota OSIS dan ketua kelas dari semua kelas.

"Mm..gimana kalo kita memilih beberapa orang dari OSIS buat tampil di acara pensinya rez??" Didi memberi usul.

"Boleh juga. Kalian maunya siapa yang tampil?" Tanya rezka.

"Lo yang paling wajib! Lo kan lumayan tuh main gitarnya, lo harus tampil sama..." Zyein menggantung kalimatnya.

"Aku!" Asya berdiri dengan cepat dan mengangkat tangannya. Dia ikut rapat karna merupakan ketua kelas di kelasnya.
"Aku mau tampil sama rezka!"

Semua orang yang disana menatap Asya dan Rezka bergantian. "Setuju!" Teriak Rissa.

"Kak asya itu suaranya bagus sering ikut kompetisi nyanyi dia juga cantik cocok tampil sama Rezka yang ganteng dan jago main gitar!" Dia berucap antusias.

"Oke setuju!" Teriak mereka semua kecuali Rezka dan Asya. Mau tidak mau Rezka harus setuju.

"Gue juga mau liat Rissa tampil Guys!" Didi tersenyum miring.

"Eh, gue ga bisa apa-apa."

"Lo bisa persiapan dari sekarang mau mempersembahkan apa, lagian kan hari H nya juga masih lama, tinggal 2 Minggu." Ucap Rindy.

"Tapi kann..."

"Udahlah tampil aja ribet amat sih!" Asya berkata sinis. Dia memang tidak menyukai Rissa entah karena alasan apa. Tapi, Rissa tetap bersikap baik padanya.

"Yaudah gue bakal tampil."

"Nah gitu dong! Lagian gue juga mau liat kemampuan lo!" Kata asya.

"Kira-kira kamu bakal tampilin apa apa Ris?" Tanya rezka seraya tersenyum tipis, sangat tipis sampai tak ada yang melihatnya.

"Kayaknya sih nyanyi!" Ucapnya antusias.

Hening.

"Kenapa kalian diem!? Suara gue kan lumayan!? Iya kan!?"

Hening.

"Kalian sering denger gue nyanyi kan!? Suara gue bagus kan!?"

Hening.

"Yaudah kalo gitu kayaknya gue ganti aja deh!" Rissa mendengus.

Hening.

Karna merasa suasana menjadi awkward Rezka pun membuka suara. "Kayaknya udah dulu buat hari ini guys. Kelanjutannya nanti kita bahas lagi. Kalo gitu kalian bisa bubar dan pulang ke rumah masing-masing. Selamat beristirahat." Rezka mempersilahkan para peserta rapat untuk pulang karna ini sudah sore.

Ruang OSIS sudah sepi hanya tertinggal Asya yang sedang mengutak-atik Hpnya, Rezka yang sedang membereskan bukunya, Rissa yang sedang menutup jendela, dan Setya yang sedang mematikan AC dan membereskan ruang tersebut.

"Rissa kamu pulang sama siapa?" Tanya rezka.

Asya yang mendengar itu langsung mematikan Hpnya kemudian berdiri. "Rezka anterin gue pulang dong! Please...Aku gak bawa mobil, terus adek aku masuk rumah sakit. Aku harus cepet-cepet pulang." Dia berkata manja.

"Tapi Rissa..."

"Gue gak papa rez" Rissa tersenyum manis. "Kak Asya lebih butuh lo."

"Terus kamu pulang sama siapa Ris?" Ada nada khawatir dalam pertanyaan Rezka.

"Gue..."

"Bareng sama gue aja Ris." Setya menghampiri Rissa dan menggandeng tangan Rissa. "Gue bawa mobil, terus rumah kita searah jadi bareng gue aja ya hehe..." Gadis itu nyengir.

"Yaudah gue bareng lo aja deh. Thanks ya!"

"Siap"

"Kalo gitu kita duluan ya rezka, kak Asya. Kalian hati-hati pulangnya."

Rezka menatap punggung Rissa yang menjauh. Kemudian dia menatap Asya yang bergelayut di lengannya. Dia melepaskan tangan asya dengan sedikit paksa. "Yaudah ayo pulang!"
.
.
.
.
.
Sorry ya kalo partnya pendek-pendek😅 soalnya aku juga banyak kerjaan, udah gitu tugas sekolah numpuk😖Kalo kalian mau hargain aku setidaknya kasi Vote☆ ya!

Salam manis_haniza❤

LOVE YOU MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang