Vanya & Juan

797 41 0
                                    

Kritttt

Vanya menghentikan mobilnya ketika merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dia membuka pintu mobil dan berjalan ke belakang mobil. Berjongkok di depan ban.

Sial!

Ban belakang mobilnya dihiasi beberapa besi paku yang lumayan besar hingga membuat ban itu kempes.

Vanya merogoh ponselnya kemudian mengetik sesuatu disana, tak lama dia mengarahkan ponsel ke telinga dan mengoceh tak jelas.

"ADUH!! GUE HARUS MINTA TOLONG KE SIAPA NIH!" Vanya berteriak kesal. Dia hendak menelpon Rissa atau Lili saja tapi dia tidak mau merepotkan kedua sahabatnya itu.

Gadis berkulit putih pucat itu mendongak. Oren! Sekarang sudah sore, hanya tinggal menunggu beberapa waktu sampai benda angkasa besar yang menyilaukan itu menghilang di ufuk barat.

Krittt

Vanya menoleh ke belakang. Dia mengernyit melihat sebuah mobil jeep yang bermotif seperti kulit harimau  itu mendekat.

'Siapa?' Batin vanya.

Mobil itu berhenti di depannya kemudian pintu mobil terbuka menampakkan cowok jangkung yang tersenyum ke arah vanya.

"Butuh bantuan....cantik?"

-----

"Shittt!!! Dompet gue mana!? Duh mati gue! Sekarang gue gak bisa bawa mobil gue pulang dong..." Vanya menumpahkan semua isi tas selempangnya ke atas meja kasir. Dia merengek karna tak menemukan satu rupiah pun disana.

Juan melepaskan earphonenya dan melihat ke arah vanya yang terlihat gusar sambil mengoceh tak jelas. Dia mendekati gadis itu.

"Udah-udah biar gue aja yang bayar..." Juan tersenyum tulus ke arah Vanya.

Vanya membelalakkan matanya. "Serius nih!?" Tanyanya memastikan.

"Iya gue serius."

"Ikhlas gak?"

"Ikhlas lah!" Juan terkekeh. "Tapi syaratnya lo harus jadi pacar gue!" Lanjutnya.

Vanya terperangah. "Gak ikhlas namanya kalo gitu mah!" Vanya memukul bahu juan.

Juan cengengesan. "Kalo lo gak mau tinggal bilang aja. Yahh...gue mau pulang, udah gelap nih!"

Vanya menjadi kikuk. Bagaimana ini? Haruskah dia menolak juan? Kalau dia menolak pasti dirinya akan ditinggal oleh pemuda itu. Tapi...kalau dia menerima persyaratan itu....

"Ahh! Kelamaan lo mikirnya! karna lo diem gue anggep lo setuju! Oke? Oke deal!" Ucap juan menjawab pertanyaannya sendiri. Hadeh!

Juan tersenyum kemenangan dan merogoh dompet di dalam sakunya. Dia mengeluarkan beberapa lembar kertas dan memberikannya ke arah wanita di depannya.

-----

"Jadi....gitu ceritanya." Vanya menutup dongeng panjangnya dan melanjutkan kegiatan makannya.

"Ohh gitu. Hahahaha....anehh bettdah cara lo jadian!" Rissa terbahak-bahak.

"Seneng kan lo! Dari awal lo emang naksir juan!" Ucap Lili tepat sasaran.

Vanya tersedak. Rissa langsung menyodorkan segelas teh manis ke arah Vanya yang langsung disambut oleh si empunya.

Vanya meringis dan menatap Lili jengkel. "Kalo lo tau hal-hal yang begini jangan langsung di utarakan napa Li! Jahat lo!!"

"Jadi serius kalo dari sebelum-sebelumnya lo udah naksir juan!?" Tanya rissa takjub. "Takdirr benget dong kalo gitu...lo bisa pacaran sama orang yang lo suka.." lanjutnya.

Vanya jadi tersipu malu. Blushing!!!

Penghuni kantin tiba-tiba riuh. Semua mata menyorot ke arah pintu kantin dengan berbagai pandangan.

Disana terdapat tiga makhluk yang paling sering di bicarakan oleh satu sekolah dan dapat mencuri perhatian siapapun dimanapun mereka berada.

Rezka, Rezky, dan Juan! Ketiganya benar-benar membuat siswi yang sedang makan santai di kantin menjadi riuh.

Rezka mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin untuk mencari tempat yang kosong. Rezky hanya mengikuti tanpa niat. Sedangkan juan, melambaikan tangannya ke segala arah seperti seorang bintang terkenal tanpa sadar ada yang menatapnya tajam.

Tatapan juan terhenti saat mendapati gadis yang sekarang berstatus sebagai pacarnya itu menatapnya dengan tajam setajam silet!!!

"EHH!! ADA DARLING NIH!! Teriak juan. Dia menarik tangan rezka dan rezky ke arah Rissa and the genk.

Rissa menatap ketiganya kemudian tersenyum. "Kalian duduk disini aja, yang lain udah penuh."

Setiap meja memang memiliki 6 bangku sehingga sekarang rezka, rezky, dan juan bisa bergabung.

Rezky menepis tangan juan kasar kemudian duduk di hadapan Rissa. Bukan karna alasan khusus tapi karna dia ingin duduk di sebelah tembok saja.

Rezka mengambil kursi di depan Lili. "Kalian udah lama disini?" Tanyanya basa-basi.

"Gak juga." Lili yang menjawab.

"WAH!! Kursi yang kosong cuma di depan darling... Takdir banget yah!" Ucap juan

"Palalu takdir!" Vanya mencebik.

"Kenapa sih darling? Ngomel mulu deh."

"Ngapain tadi pake dadah-dadah segala hah!?"

"Ohh...cemburu..ya?" Goda juan.

"Gak!"

"Yah..walaupun aku ngasi segala perhatian ke semua cewek. Hati abang tetep buat kamu kok darling..." Juan terkekekeh.

Bluss! Pipi vanya terasa panas.

"Ciee...ciee..." goda Rissa.

"Hahahaha...." rezka ikut-ikutan.

"Udah ah becandanya! Laper gue!" Ucap rezky. Dia memasang earphonenya kemudian bersandar di dinding seraya memejamkan mata.

"Ju.. pesenin dong!" Ucap rezka.

"Apa?"

"Bakso aja deh sama es teh."

"BI SURI BAKSONYA SAMA ES TEHNYA TIGA YA BI!!!" Teriak juan membuat segala pasang mata di kantin terarah padanya.
.
.
.
.
.
Siapa nih yang suka sama ceritanya?
Jangan lupa tinggalkan vote☆

Follow ig: @hanizalfia_



Salam manis_haniza❤

LOVE YOU MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang