Terulang lagi

943 35 7
                                    


"Jadi Mama sama Papa jodohin aku sama cowok aneh itu?" Lili menguap lebar. Tidak tertarik dengan topik yang dibahas kedua orang tuanya.

"Bukan sayang! Papa sama Mama gak jodohin kamu." Andi mengelak.

"Terus?" Tanya Lili.

"Ya gitu deh. Dia itu anak dari sahabat   Papa kamu." Ucap Eli.

"Aku dijodohin?" Tanya Lili lagi.

"Sayang.... bukan gitu. Kalian kan seumuran. Terus dia juga ganteng, kamu cantik. Kalian cocok." Eli menjelaskan pelan-pelan.

"Iya sayang. Kamu akrab-akrab aja sama Dito ya. Dito anaknya baik kok." Timpa Andi.

"Jadi...." Lili menatap kedua orang tuanya bergantian. Dia berkedip dua kali. "Aku dijodohin?"

"Sayang... Kamu temenan aja sama Dito ya." Andi mulai greget dengan sikap putrinya.

"Lili kok lemot banget sih kamu." Geram Eli.

"Lili masuk aja ya. Lagian udah gak ada yang mau dibahas lagi kan?" Lili beranjak dari ruang keluarga.

"Selamat malam Pa, Ma." Ucap Lili.

"Selamat malam sayang." Balas Andi.

-----

"Rissa." Panggil Rezka

Rissa menoleh. "Iya Rez?"

"Kamu mau ke kantin?" Tanya Rezka.

"Umm...iya. Kenapa?" Tanyanya.

"Bareng kita aja yuk." Tawarnya.

"Ekhem...ekhem.." Juan berdehem dengan keras.

"Apasih Lo!" Rezka mencebik.

"Gausah deh." Tolak Rissa dengan seutas senyuman.

"Ck, bareng aja ellah." Rezky mendengus. Dia berjalan melewati Rissa.

"Yaudah yuk." Ucap Rezka.

"O-oke." Jawab Rissa.

Juan melongos mengejar Rezky yang jauh beberapa langkah di depan. Sementara Rissa dan Rezka berjalan berdampingan di belakang.

"Tumben ngantin sendiri." Ucap Rezka. Dia tersenyum ke arah Rissa. Tanpa dia sadari bahwa hati Rissa tengah berdegup kencang.

"Ris?"

"Eh, apa tadi?" Rissa merutuk dalam hati. Dia harusnya tidak seperti ini.

"Tumben kamu ke kantin sendiri. Kenapa?" Tanyanya lagi.

"Ohh...Vanya lagi ngerjain tugas di kelas." Jawabnya.

"Lili?"

"Kalo Lili ngajarin Vanya ngerjain tugasnya."

Rezka hanya menganggukkan kepalanya.

-----

Saat memasuki kantin, mereka berempat langsung menjadi pusat perhatian.

Asya menatap tajam gadis yang diapit oleh tiga cowok tersebut. "Minggir woy! Tuan putri mau lewaaattt!!" Sindirnya. Kini semua tatapan terarah padanya.

Rissa gelisah di tempatnya.

"Wihh...pengawalnya tiga cogan." Asya kembali bersuara.

"Jangan dengerin Ris." Ucap Rezka. Matanya memicing ke arah Asya.

Rissa masih gelisah. Banyak tatapan tak suka yang menghujaninya. Diantaranya adalah fans dari ketiga cowok famous di dekatnya ini.

"Yaelah...ngiri Lo Asya!" Juan berkacak pinggang.

Rissa terkejut saat tangannya di genggam dan dia ditarik. "Rezky?"

Rezky tak menghiraukannya. Dia menarik tangan Rissa ke arah Asya dan teman-temannya.

"Pengawalnya posesif woy! Jangan macem-macem." Asya tersenyum miring.

Brak!

Rezky membalik meja di depan Asya dengan sebelah tangannya, karena sebelahnya lagi menggenggam tangan Rissa. Semua piring dan gelas di meja itu pecah. Dan semua yang menempati meja itu berdiri karena terkejut.

Rezka dan Juan sama terkejutnya melihat tindakan itu. Semua yang dikantin mendekat mengelilingi Rezka, Rissa, dan Asya.

"Ayo buruan seret kembaran Lo!" Juan menepuk bahu Rezka.

Rezka tidak menggubris. Dia menatap Rezky dan Rissa dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Woy! Ntar ada guru yang dateng!" Ucap Juan lagi. Untungnya kantin guru dan murid berbeda. Hingga mereka bebas tanpa pantauan guru.

Rezka hanya diam menyaksikan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"A-apa hah!?" Asya memberanikan diri melototi Rezky.

Wajah Rezky hanya datar, namun matanya menyorot tajam ke arah Asya.

"Mau ngapain Lo!?" Asya kembali membentak.

"Minta maaf Lo sama Rissa!" Ucap Rezky.

"Gak akan!" Asya melipat tangannya di depan dada.

"Gue bilang minta maaf goblok!" Ucapan Rezky semakin keras. Tidak menunjukkan kesopanan sedikitpun pada Kakak kelasnya yang satu ini.

"Gak ma--AAAA!!! LEPASIN!!" Asya meronta saat rambutnya ditarik oleh Rezky.

"Minta maaf atau gue botakin!" Rezky menyeringai lebar. Membuat nyali Asya langsung menciut.

Rissa menarik tangan Rezky yang menjambaki rambut Asya dengan paksa. Namun tangan kekar itu tak tergerak sedikitpun. "Udah Rez! Lepasin kak Asya!" Rissa sangat malu sekarang. Dia berlari ke belakang Rezky.

"Rezky lepasin!!!" Rissa memeluk Rezky dan menarik tubuh itu menjauh.

Rezky terkejut saat punggungnya dipeluk. Bajunya basah. Rissa pasti menangis. Dia segera melepaskan tangannya. Di depannya Asya sudah sesenggukan.

Rezky menarik Rissa ke depannya dan menggenggam tangan itu lagi. "Gue peringetin Lo kalo Rissa emang tuan putri! Jadi berlakulah layaknya rakyat biasa!" Tangannya menunjuk di depan wajah Asya. "Dan satu lagi. Gue bukan pengawal Rissa!!" Rezky menatap Rissa yang menahan tangis. "Tapi....gue pacarnya." Lanjutnya.

Hening. Tidak ada yang membuka suara. Mereka terkejut dengan pengakuan Rezky.

Mereka semua semakin terkejut saat sebuah tangan mungil mendarat di pipi Rezky. Sangat pelan dan hampir tak bersuara.

Rissa segera melepas tangannya dan berlari meninggalkan kantin. Dia benci Rezky! Benci! Benci! Kenapa dia selalu di permalukan oleh Rezky? Apa salahnya?

Rezka mengusap wajahnya gusar. Dia segera berlari menyusul Rissa. Juan segera menghampiri Rezky untuk membawanya menjauh.

Sekali lagi....mereka kembali menjadi musuh.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Woah...Kok bisa musuhan lagi sih?😢
Kalian ngeship Rissa sama siapa nih guys? Rezky? Atau Rezka? Jimin aja deh😂


Salam manis_haniza❤️

LOVE YOU MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang