Anak Bengkel

1.3K 69 0
                                    

"Hoam..." Rezka menguap seraya merentangkan kedua tangannya ke udara.
Melirik jam di dinding kamarnya 05:00 am. Dia segera beranjak dari kasurnya menuju ke kamar mandi, berdiri di depan wastafel dan menatap wajahnya sendiri di depan cermin. "Aku kayaknya harus potong rambut nanti.."gumamnya.

Rezka mencuci wajahnya kemudian mengganti bajunya,setelah itu memakai sepatu. Hari ini dia tampak keren menggunakan kaos hitam lengan pendek serta celana training hitam dengan garis putih di sampingnya, celana panjang itu membuat kaki jenjangnya terlihat tinggi.Karena hari ini hari minggu, jadi dia berencana akan berlari mengelilingi taman di dekat rumahnya. Dia menganbil Hp di atas nakas kemudian menelpon seseorang.

"Hari ini jadi kan?"

"........"

"Oke. Gue tunggu di rumah,cpetan!"

"......."

"Yoi"

Rezka mematikan panggilan sepihak. Barusan dia menelpon Juan sahabatnya, karna juan katanya ingin mampir dan ikut lari pagi dengannya.

-----

"Bangun ris..." Gio menepuk pipi adiknya pelan.

"Ngh..."

"Udah jam lima nih, sholat gih."

Rissa mengerjapkan matanya beberapa kali. Manik coklatnya berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya yang merambat ke dalam matanya. Kemudian dia duduk di samping Gio.

"Kakak mau ke rumah temen hari ini, kamu jagain rumah ya. Kalo ada apa-apa telpon kakak"

Rissa mengangguk dengan mata setengah terbuka, masih berusaha mengumpulkan nyawanya. Setelah merasa nyawanya sudah terkumpul dia langsung pergi ke kamar mandi dan melakukan ritual paginya.

Rissa keluar dari kamar mandi dengan wajah ceria beda dengan waktu dia masuk ke kamar mandi tadi dia kelihatan benar-benar lesu. Dia langsung mengerjakan kewajibannya yaitu sholat subuh. Selesai sholat dia mengganti bajunya.

Hari ini rissa menggunakan baju kaos warna peach dibaluti kemeja putih yang di gulung hingga siku, serta celana jeans putih dilengkapi sepatu kets peach. Tak lupa menggunakan tas selempang kecil berwarna pink. Sempurna! Dia memandang dirinya takjub di depan cermin besar di kamarnya. Rissa memuji dirinya sendiri karna pandai memilih pasangan baju yang tepat.

Dia berlari kecil ke meja rias kemudian menyisir rambut sebahunya itu. Jangan tanya kenapa dia tidak menggunakan make up! Karna kulitnya sudah putih dan bibirnya yang tipis itu menampakkan warna pink alami.

Hari ini dia hendak ke rumah Vanya karena Vanya mengajaknya dan Lili untuk pergi berbelanja. Rissa tidak menolak karna dia memang sudah lama tidak bebelanja lagipula dia bosan dirumah sendirian.

"Lili cepetann!" Rissa berteriak di depan kamar Lili. Dia menjemput sahabatnya itu katanya sih biar sekalian karna rumah Rissa dan Lili tidak jauh, hanya terpisah 3 rumah saja.

Pintu di depannya terbuka menampakkan gadis yang....cantik. Lili memakai gaun selutut berwarna hijau cerah dengan motif bunga, sepatu kets warna putih dan rambutnya dikepang serta diberi pita di ujungnya.

"Awas mulut lo kemasukan lalat" Lili terkekeh melihat sahabatnya yang menganga.

"Lo cantik banget!"

"Lo juga!"

"Lo lebih cantik li"

"Kita sama-sama cantik jadi ayok cepetan ntar keburu siang!" Lili mendahului Rissa menuruni tangga.

-----

"YA AMPUN JAKETNYE IMUT BANGET!!" Pekik Vanya histeris melihat banyak jaket berbulu yang memiliki telinga di setiap jaket, ada yang seperti kelinci, beruang, kucing, dll.

"Shh...sakit telinga gue tau gak sih, suara lo tuh cempreng banget sumpah!" Gerutu Rissa.

"Habisnya itu lucu banget sih ja-ADUH ITU JAKET PANDANYA LUCU BANGET!!!" Vanya berlari ke sana-kemari bikin pusing tujuh keliling saja. Huh!

"Lo gak niat buang dia di emperan gitu li nanti kalo pulang?"

"Serah"

-----

"Hahahahah...jadi lo tadi di kejer ama orang gila? Orang gilanya cantik gak?" Juan terbahak-bahak mendengar Rezka bercerita.

Rezka mendengus kesal "Diem ato gue sumpel mulut lo pake sepatu!"

"Abisnya lo sih main kejar-kejaran kok sama orang gila kan gak lucu Hahahaha..."

"Palalu gak lucu, trus napa ketawa?"

"Saking gak lucunya gue ketawa sampe nangis HahHaha..." Juan menyeka air matanya. "Karma lo gak nungguin gue di rumah, katanya mau nunggu di rumah ehh taunya ditinggal. Untung gue punya peta Dora, Hahahahah"

"Sapa suruh lama"

"Jakarta macet kalii"

Rezka hanya berdecak kesal. Memang bukan jakarta namanya kalau tidak macet.

Rezka mengerutkan keningnya saat melihat beberapa orang yang tidak asing di matanya sedang berdiri di pinggir jalan. "Ehh bukannya itu Rissa, Lili, sama Vanya?"

"Iya kayaknya, samperin yuk!"

"Skuy"

-----

"Udah bisa belom?" Tanya Rezka pada Rissa yang mencoba menyalakan mobilnya.

"Sebentar...udah bisa nih, makasi banyak ya udh bantuin. Aku gak nyangka kamu ahli jadi anak bengkel. Hehehe..."

Rezka terkekeh mendengar perkataan Rissa."Yo"

"Thanks" Ucap Lili datar pada Juan dan Rezka. Dan hanya dibalas anggukan oleh si empunya.

"MAKASI BANYAK YA ABANG JUAN GANTENG"Vanya tersenyum manis.

"Apasih yang nggak buat kamu say"

"Say apaan? Sayang maksudnya?" Tanya Vanya polos.

"SAYTAN.HAhahahah..."

Juan mengaduh saat kakinya diinjak dengan keras oleh Vanya.

Rissa, Rezka, dan Lili hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua makhluk di depannya itu.

-----

"KITA PULANG DULU YA!" Vanya berteriak pada Rezka dan Juan.

"Bye" Ucap Lili dan Rissa seraya tersenyum.

"Iya hati-hati"Rezka melambaikan tangan.

"Awas hati-hati ya banyak om-om!"Juan melambaikan tangan juga.
.
.
.
.
.
Karna vote itu gratis tolong tinggalkan satu buat author yang cantik ini:")

Salam manis_haniza❤

LOVE YOU MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang