Naksir

793 37 0
                                    

"Eeh ka, ada apaan tuh?" Rezky menepuk-nepuk paha Rezka.

"Hmm.." Rezka menggumam tidak jelas. Dia sibuk bermain game cacing di ponselnya. Dan dia mendelik kesal saat ponselnya dirampas dari tangannya, 'Arrggghh! Padahal hampir peringkat satu!' Batinnya kesal.

"Apaan sih? Ada apa?" Tanya Rezka.

"Noh liat, rame-rame pada ngapain?"

"Mana gua tau bege! Ganggu gua main aja lo ahh kes-Ehhh!" Rezka menggeram marah saat tangannya ditarik begitu saja tanpa persetujuannya.

"Kalian berdua mau kemana??" Teriak Angel saat putranya tiba-tiba pergi.

"Sini doang kok ma sebentar!" Rezky menjawab.

Rezky melepaskan tangan Rezka dan membelah kerumunan. Rezka mengikuti tanpa minat.

Rezka membulatkan matanya saat melihat suasana di depannya. Rissa....menangis di dalam pelukan Gio. Dan siapa dua orang di depan Rissa dan Gio itu? Rezka tidak tahu, dia tidak mengerti apa yang terjadi saat ini tatapannya hanya tertuju pada Rissa yang menangis histeris. Hatinya nyeri saat menatap wajah sembab yang bercucuran air mata itu. Dia ingin menghampiri Rissa, dia melangkah dengan tergesa...

"LEPASIN!?" Rezka menepis tangan Rezky yang mencoba untuk mencegahnya menghampiri gadis yang disukainya itu. Namun, lagi-lagi Rezky menarik tangannya. Dia dibawa keluar dari kerumunan dan sedikit menjauh.

"Lo gila hah!?" Rezky menghempaskan tangan Rezka kasar. "Gue tau lo pasti pengen ke sana kan? Tapi lo mau ngapain? Hah?"

Rezka terdiam. Benar juga, kalau dia kesana lagipula dia akan melakukan apa? Tidak mungkin dia akan mengambil Rissa dari pelukan kakaknya, atau pun bertanya apa yang terjadi. Dia hanya akan memperumit keadaan. Dia memang tidak memikirkannya dari awal, dia terlalu terbawa emosi. "Aarrrgghh!" Rezka menjambak rambutnya kasar."Terus gue harus gimana? Rissa nangis eky..." Lirihnya.

"Gue...gak tau." Jawab Rezky datar. "Balik ke Mama aja yuk..." ajaknya. Rezka mengangguk lesu.

-----

"Rezka..Eky...Kalian kemana aja sih? Mama nyariin kalian daritadi."

Rezky membalikkan badannya ketika mendengar suara mamanya. "Ehh, Mama gak usah repot-repot nyariin padahal... kita cuman--PAPA!?" Rezky mengalihkan perhatiannya ke arah pria di belakang mamanya. Dia menghampiri dan memeluk papanya.

Rezka yang mendengar kata 'PAPA' langsung ikut melihat ke arah Papanya dan dia langsung tersenyum dan menghampiri kepala keluarga Carl itu.

Mereka berpelukan bersama selama beberapa detik untuk melepas rindu. Satu keluarga yang sangat bahagia. Rezka... sangat bersyukur karena memiliki keluarga yang selalu ada di sampingnya dan membuatnya tersenyum.

Di sela-sela berpelukan hangat dia menatap ke arah keramaian tadi, tapi sepertinya Rissa sudah tidak disana. Tanpa sadar air matanya jatuh....

"Eky...kenapa kamu nangis?" Tanya Angel terkejut membuat si empunya nama langsung mengusap air matanya.

"Bahagia ma." Jawab Rezky jujur dan seadanya.

"Cemen banget anak Mama nih!" Ucap Max seraya meninju pelan bahu Rezky.

"Anak Papa juga!" Bantah Angel dan terkekeh.

Max melirik kedua putranya bergantian."Wow...wajah kalian tuh datar sama lemes banget. Kaga ada seneng-senengnya nyambut Papa pulang..." Max meringis.

"Seneng kok Pa."

"Seneng kok Pa."

Jawab mereka bersamaan dan di detik selanjutnya mereka terkekeh pelan.

Max merangkul kedua putranya. "Ayo..kita makan bareng!" Ucapnya.

"Aduhh..Mama dilupain!" Kesel Angel. Sedangkan tiga orang yang dimaksud malah terbahak-bahak.

-----

Anggota keluarga Carl sekarang tengah berada di salah satu restorant paling mewah di jakarta. Mereka merayakan kepulangan sang kepala keluarga sekaligus mengisi perut kosong mereka.

Mereka berbincang dan bercanda di sela-sela menikmati makan siang. Memakan makanan hangat dengan nikmat sembari menikmati rintik-rintik hujan. Suasana yang sangat nyaman.

"Rezka ke toilet bentar Ma, Pa." Pamit Rezka. Dia pergi menuju toilet dan membasuh wajahnya di depan cermin. Mengeluarkan ponsel dari sakunya kemudian melihat wallpaper ponsel yang selalu saja membuatnya tersenyum hanya dengan menatapnya. Cantik. Rissa...selalu saja cantik di matanya.

'Gue khawatir sama Rissa, Telpon atau nggak ya..' Batinnya. Dia kacau. Di wajahnya tampak raut kekhawatiran.

"Khm..khm..." Rezky berdehem saat memasuki toilet. Dia melirik saudaranya itu lewat ekor matanya.

Rezka segera mematikan panggilannya yang tak kunjung di angkat. "Ngapain lo kesini?" Tanyanya curiga.

"Sebenernya nih gue mau nanya sesuatu. Walau emang gak penting-penting banget. Tapi gue penasaran, walau emang gak penasaran banget sih, tapi aah gatau deh pengen nanya pokoknya!?" Tutur Rezky panjang lebar.

Rezka mengernyit membuat beberapa garis di dahinya. "Lo mau nanya apa ceramah bambank!? Panjang bett sepanjang kenangan sama mantan." Ucap Rezka diakhiri kekehan.

"Udah ah, jangan kebanyakan basa-basi!"

"Kan yang basa-basi itu lo bege!"

"Ehh, iya lupa."

"Jadi..lo mau nanya apaan?" Tanya Rezka To the point.

"Lo itu....naksir Rissa kan?"

.
.
.
.
.
.

Behh, sorry ya readers..author kaga jago nulis yang sedih-sedih:"( masih butuh banyak belajar.




Salam manis_haniza❤

LOVE YOU MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang