TOD

808 44 0
                                    

"GUE PACARAN SAMA JUAN!"

Rissa menganga lebar mendengar pengakuan vanya, sedangkan lili hanya memperlihatkan wajah datarnya seperti biasa.

"Wait a minute....lo serius gak nih!?" Tanya rissa.

"Yakali gue boong."

"Siniin Hp lo!" Rissa berdiri dengan cepat bersiap untuk menerjang vanya yang sedang rebahan cantik di kasurnya.

Vanya yang menyadari itu langsung terlonjak dan berlari menuju pintu saat rissa mengejarnya seakan-akan dia pencuri saja! Dia menyembunyikan ponselnya di kantong belakang celana pendeknya.

"Sini gue liat bentar doang!"

"GAK MAU!"

Lili mendengus melihat tingkah kekanak-kanakan kedua sahabatnya itu. "Untung gue yang paling waras..."gumamnya.

-----

"Kenapa lo gak bilang kalo rissa tadi kesini!?" Rezka melemparkan bantal dengan keras ke arah kembarannya itu.

"Lo gak nanya!"

"Tapi harusnya lo kasitau"

"Apa untungnya buat gue!"

"Jahat lo!"

"Gue emang ga pernah jadi baik." Rezky menjawab santai. Dia melipat kakinya di atas meja belajar di kamarnya.

"Trus dia ngapain kesini?"

"Mm...." rezky bergumam.

"Apasih lo komat-kamit gak jelas! Jawab oy! Rissa ngapain kesini tadi!?"

"Ke-po!" Rezky menekan kata-katanya.

Rezka mencebik kesal kemudian berbalik hendak keluar dari kamar rezky. Percuma saja bertanya pada saudaranya itu, hanya buang-buang napas saja!

"By the way, Rissa tau darimana alamat rumah gue?" Tanya rezky.

'RUMAH KITA GOBLOK!' Batin rezka.

"Ini rumah papa sama mama!" Rezka menjawab dengan keras.

"Lha...gue kan tinggal disini!"

"Terus apa hubungannya!?"

"Artinya ini rumah gue dong!"

"Gue juga tinggal disini!"

"Lo mah nginep"

"Palalu nginep!" Rezka menggeram marah.

"I'm just kidding bro. Hahaha.."

"It's not funny!"

"Sorry-sorry..." rezky terkekeh. Senang sekali membuat rezka marah.

Rezka memutar bola matanya malas. Dia harus cepat-cepat keluar dari kamar kembarannya ini, karna jika berlama-lama di sini hanya akan membuatnya ingin mengamuk saja!

"Fyuhhh..." rezka membanting tubuhnya di kasur berukuran king size miliknya itu. Dia menatap langit-langit kamarnya itu dengan tatapan kosong. Dia sedang melamun.

Tok tok tok

Angel mengetuk pintu kamar rezka yang berwarna hitam-putih seperti papan catur itu. Namun, dia tidak menerima jawaban.

"Rezka..." panggilnya. Tetap tidak mendapat jawaban. Angelpun akhirnya membuka pintu yang tidak terkunci itu.

"Rez- YA AMPUN!? NGAPAIN KAMU NGELAMUN KAYAK GITU!? NANTI KESURUPAN KAMU!"

LOVE YOU MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang