Saudara Kembar

984 57 0
                                    

"Selamat pagi tuan putri." Gio menyapa adiknya yang baru saja turun dari kamarnya.

"Pagi juga pangeran, Hahahaha." Rissa menghampiri Gio yang sedang duduk di meja makan sambil melahap sepotong roti dan segelas teh. Rissa kemudian duduk di samping Gio.

"Kamu mau sarapan apa ris?" Tanya Gio pada Rissa.

"Roti aja deh"

"Oke,pake selai, coklat, atau susu?"

"Susu putih aja deh"

"Yah..kok susu sih!" Rezka berdecak.

"Napa emang?" Tanya rissa polos.

"Kamu kan udah punya susu. HAHAHAHA..."

Rissa berdiri kemudian menjambak rambut kakaknya. "Kalo ngomong tuh yang bener..jadi kakak kok ngajarin adeknya yang gak baik sih!"

"Akhh iya iya sorry Ris..akh lepasinn!" Gio pun berhasil melepaskan rambutnya dari tangan mungil adiknya kemudian langsung menjauh. Dia mengambil dua potong roti kemudian menuangkan susu kental manis ke atasnya.

"Eh btw kak, kemarin kakak jemput aku ke sekolah ya?"

"Nggak."

"Terus kenapa aku bisa tiba-tiba bangun di kamar?"

"Rezka."Dia kembali duduk dan menggeser roti dan segelas susu yang dia buat tadi ke depan adiknya.

"Hah? Rezka kenapa?"

"Dia yang nganterin kamu pulang."

"Kok bisa-"

"Udah-udah nanti kamu tanya aja ke dia langsung, sekarang kamu sarapan dulu."

Rissa tak menjawab dan langsung melahap rotinya. Karna dia akan segera berangkat ke sekolah.

-----

Mobil Gio sampai di depan sekolah Rissa (SMA GARUDA).

"Aku pergi dulu ya kak" Rissa menyalami kakaknya.

Gio mengacak-acak rambut Rissa gemas. "Iya sana, belajar yang rajin ya."

"Aduhh rambut aku jadi berantakan kan!"

"Nggak kok, masih cantik."

Rissa berdecak kemudian keluar dari mobil. Dia melambaikan tangannya seraya tersenyum manis pada kakaknya. "Bye kak! Hatihati di jalan!"

"Yo!" Gio hanya menggangguk dan tersenyum. Dia segera melajukan mobilnya dan menjauh dari sekolah tersebut.

-----

Rissa melangkahkan kaki di koridor sekolah dengan pelan sambil bersenandung. Ternyata sekolah masih sepi, wajar saja karna ini memang masih sangat pagi. Baru pukul 06:02 dia memeluk tubuhnya yang diselimuti jaket. Pagi ini sangat dingin sehingga Rissa memutuskan untuk menggunakan jaket.

Rissa merasa ada yang mengikuti ketukan langkahnya, seperti langkah yang disesuaikan. Dia menutup matanya...merinding...dan...takutt.
Mencoba membalikkan badannya dan tidak menemukan siapapun. Dia kembali melangkah ke depan, namun setiap kali melangkah selalu saja ada yang mengikuti suara hentakan kecil dari sepatunya itu. Dia membalikkan badan lagi namun kali ini lebih cepat dan berhasil! Dia melihat rezka.'Hah? Apakah ini rezka? Dia kelihatan umm..berbeda.' batinnya.

Maniknya saling menubruk dengan lelaki itu. Dengan tatapan yang berbeda. Rissa menatapnya bingung sedangkan dia menatap Rissa tajam!

Lelaki itu berjalan melewati Rissa dan sengaja menabrak bahu Rissa sehingga rissa tersentak. Rissa memegangi bahunya dan meringis. "Ehh rez-"

Bug!

"RISSA! LO GAK PAPA KAN!? KEMAREN LO PULANG DENGAN SELAMAT WALAFIAT KAN!? LO GAK PULANG SENDIRI DAN KESASAR KE RUMAH PENYIHIR YANG SUKA NYULIK ANAK KECIL KAYAK LO KAN!? HUAA..GUE KHAWATIR..." Vanya memeluk sahabatnya itu dengan erat, tidak ralat! Sangat erat sehingga membuat Rissa yang badannya sedikit lebih kecil dari vanya menjadi kesulitan menghirup napas. Apalagi dengan suara cempreng vanya itu hampir membuat telinganya putus.

Rissa segera melepaskan pelukan sahabatnya itu dengan paksa. "Buset dah! Lo yang bikin gue khawatir Faniya Riskika cantikk... kayaknya oktaf suara lo harus di buang dikit, kapan-kapan gue temenin lo operasi pita suara." Ucapnya.

"Hahahaha! Lo itu jahat banget dah" Vanya terbahak-bahak.

Rissa hanya geleng-geleng kepala. Selera humor sahabatnya itu benar-benar recehhhh! Rissa marah-marah malah Vanya meresponnya dengan tertawa terbahak-bahak, bagaimana jadinya kalu Rissa melawak? bisa saja Vanya sudah terpingkal-pingkal di lantai.

"Pagi Riss..vanya!" Sapa Lili yang baru saja datang.

"Ehh ada Lili juga, wah kalo gitu kita ke kelas bareng yuk! Matahari udah cerah nih. Hahaha..." Vanya menarik lengan Rissa dan Lili seraya berlari kecil menuju kelas mereka.

-----

"Ris..aku mau bicara sama kamu!" Rezka menyambar pergelangan tangan Rissa dengan pelan.

"Tapi ini udah mau masuk rezka"

"5 menit, aku cuma perlu 5 menit."

"Mmm...yaudah. Vanya, gue titip tas ya! Lo bawa masuk. Nanti gue nyusul." Dia menyerahkan tasnya pada Vanya dan langsung disambut oleh sahabatnya itu.

"SIAP!" Vanya mengacungkan jempolnya dan tersenyum lebar.

Belum sempat Rissa menjawab Rezka sudah menarik tangannya dengan cepat namun genggamannya terkesan lembut. Mereka berjalan ke arah taman belakang.

Rezka melepaskan tangan Rissa kemudian memegang kedua bahu rissa. Dia sedikit menundukkan kepalanya agar bisa menatap Rissa yang lebih kecil darinya. Dia menarik napas pelan kemudian mulai berbicara. "Ris...aku minta maaf!"

"Hah? Minta maaf? Tapi buat apa rez? Gue bahkan mau berterima kasih sama karna lo udah nganterin gue pulang kemarin."

"Aku minta maaf buat kejadian di kantin kemarin.." Dia memejamkan mata.

"Ehh, tapi kan bukan lo yang salah. Waktu itu kan gue berantem sama Rezky."

"Iya aku minta maaf buat Rezky..."

"Tapi kenapa lo yang minta maaf?"

"Karna Rezky itu saudara aku."

"Apa!? Kok bisa!? Jadi kalian saudara kandung!?" Tanya Rissa terkejut.

"Iya ris, dia itu saudara kandung aku. Lebih tepatnya kamu bisa sebut rezky itu sebagai...Saudara kembarku."
.
.
.
.
.
Hola para readers tercintahh😂  aku ucapin banyak2 terima kasih! Buat kalian yang baca cerita aku sampe part ini tolong baca sampe habiss ya!
Jangan lupa vote:")




Salam manis_haniza❤

LOVE YOU MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang