Menyesakkan

837 40 0
                                    

"Loh...ada Rissa?" Tanya Angel terkejut saat mendapati Rissa bersama kedua putranya.

"Ehh, iya tante." Rissa menghampiri Angel dan mereka saling memeluk.

Rezka membentangkan kedua tangannya lebar-lebar. "Ris..aku juga dong..." Dia merengek seperti anak kecil.

Rissa mencubit perut Rezka. "Aduhh...sakit tau."

"Kamu sih." Rissa mendengus.

"Sini-sini!" Ucap Rezky ikutan nimbrung seraya menepuk-nepuk dadanya.

"Jijik gue!" Rezka mendelik.

-----

"Ini udah setengah jam..lama banget Papa kalian sampe. Mama jadi bosen." Ucap Angel yang tiba-tiba memecah keheningan yang menyeruak di antara mereka.

Rissa berdiri dan berlari kecil ke hadapan mereka bertiga. Dia memamerkan senyuman yang sangat manis membuat Rezka dan Angel ikut tersenyum, kecuali Rezky yang hanya mengernyit heran.

"Mau ngapain lo?" Tanya Rezky.

"Selamat pagi hadirin. Di pagi yang cerah dan membosankan ini...izinkan saya untuk mempersembahkan lagu spesial." Ucapnya.

Meski dengan tampilan seperti pencuri. Karna dia menggunakan pakaian serba hitam! Tetap saja, Rissa terlihat anggun dan feminim.

"Ngh...Ris...kayaknya jangan aja deh.." ucap Rezka pelan karna tidak yakin dengan kualitas suara Rissa.

Rissa mengedipkan sebelah matanya ke arah Rezka. "Tenang aja." Ucapnya.

Rissa berdehem untuk menormalkan suaranya.

"Kau...jaga selalu hatimu..saat jauh dariku...tungu aku kembali..."

Rezka, Rezky, dan Angel terperangah mendengarkan suara lembut itu. Hal itu membuat Rissa tersenyum senang.

"Ku...mencintaimu selalu..menyayangimu sampai akhir menutup mata..."

-----

"Aku gak nyangka suara kamu bagus banget...padahal biasanya...Hehehe." Rezka terkekeh.

"Biasanya gimana hah!? Gak bagus maksudnya?" Mata Rissa memicing.

"Bu-bukan gitu-"

"Hahaha....iya aku emang jarang banget mau nyanyi bagus kek tadi."

"Kenapa?"

"Gapapa sih."

"Good voice...Lumayan."gumam rezky.

"Ehh?? Apan ky?" Tanya Rissa.

"Nothing." Ucapnya datar.

Rissa hanya menggedikkan bahunya acuh tak acuh. Kemudian dia teringat tujuannya ke bandara."Mm...tante, Rissa pergi dulu ya."

"Mau kemana?"

"Rissa ada urusan."

"Padahal tante seneng loh..Rissa disini. Ya sudah kamu hati-hati ya."

Rissa terkekeh." Kapan-kapan Rissa maen ke rumah tante."

Rezky mengernyit. "Ngapain lo kerumah? Kaga diundang ju--Aww ma sakit!" Rezky mengusap lengannya yang baru saja dicubit.

"Iya sayang...kamu bisa dateng kapan aja kok. Eky! Diem!" Ucap Angel.

Rissa berpamitan dan segera pergi dari sana. Dia menuju toilet. Selang beberapa menit dia keluar. Di depan pintu toilet dia merapikan rambutnya yang agak berantakan dia melihat sekeliling dann....'KAK GIO!?' Batinnya. Rissa segera berjalan ke arah Gio, dia tidak ingin bersembunyi lagi seperti penguntit. Rissa menebak-nebak dengan siapa kakaknya itu berbicara? Seorang yang Rissa perkirakan seorang bapak-bapak dan ibu-ibu yang berpenampilan layaknya orang kaya. Mereka membelakangi Rissa jadi dia tidak bisa melihat wajah kedua orang itu. 'Siapa sih tu?' Batinnya. Jangan-jangan......

"RISSA!?" Teriak Gio saat mendapati adiknya berdiri tidak jauh darinya. Dua orang di depan Gio membalikkan badan menghadap ke arah tatapan Gio.

"Ehh, iya kak." Rissa berjalan mendekati kakaknya yang terlihat sedikit terkejut. "Eumm...mereka siapa?" Bisiknya. Entah perasaan Rissa saja atau memang Gio terperangah saat dia bertanya.

Rissa menatap kedua orang di depannya, mereka terlihat tidak asing.

"Ini kamu nak..."Lirih wanita paruh baya yang di depannya. Wanita itu mengulum senyum dan matanya berkaca-kaca. Wanita itu memegang dadanya. "Ini mama nak..." lanjutnya.

Deg! Rissa merasa dunianya berhenti sesaat. Perasaan apa yang menghampirinya? Dia merasa sangat merindukan sosok di depannya. Rissa merasakan sesak yang teramat di dadanya. Mulutnya hendak bicara namun dia tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Tubuhnya linglung, dia merasa tidak bisa menggerakkan tubuhnya dengan baik. Dia terlalu....syok!

Gio yang melihat adiknya linglung langsung merangkul dan menahan tubuh adiknya. Air mata Rissa sudah tumpah dengan tidak sabar. "Rissa..." lirih Gio. Gio pun merasa tidak sanggup menatap wajah adiknya yang sangat terkejut.

Rissa menatap Gio. "Ka-kak?...hiks.. Me-mere-ka?" Rissa tidak sanggup berbicara. Dia membalikkan tubuhnya menghadap Gio dan langsung memeluk kakaknya sangat erat. Rissa menangis histeris dalam pelukan sang kakak. Dia memukul dada sang kakak keras.

Gio mengangkat kepalanya untuk menahan sesuatu yang ingin segera tumpah dari matanya. Dia seperti merasakan sesak yang di bagikan oleh Rissa. Sakit...Perih.. entah kata apalagi yang cocok untuk menggambarkan perasaan keduanya. Padahal tadi saat bertemu dengan orang tuanya dia malah marah-marah. Kedatangan Rissa membuat emosi nya berubah seketika.

Gio tidak peduli akan tatapan orang-orang yang tertuju padanya. Dia melihat beberapa di antara orang-orang yang melihatnya ikut menangis seakan-akan tahu lukanya dan Rissa.

Sesak! Rissa merasa begitu sesak! Tidak bisa bernafas untuk sesaat. Yang dia tau dia hanya ingin menangis dulu.

Mama Rissa merasa sangat bersalah melihat kedua anaknya dalam keadaan seperti itu. Hatinya sakit...karna dialah mereka menangis. Dia merasa begitu bersalah. Hingga tak sadar dia juga ikut menangis. Dia menatap suaminya. "Kita benar-benar orangtua yang buruk. Benar?" Dia memeluk suaminya dan meredam tangisnya disana. Rasa bersalah yang sangat besar menghampirinya....
.
.
.
.
.
Hohoho..akhirnya bisa update di sela-sela Mid semester juga😂 Susah banget nyari waktu luang_-
Gimana pendapat kalian untuk part ini?







Salam manis_haniza❤

LOVE YOU MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang