Doi#18

51 2 4
                                    

Jei: THORR! KAPAN GUE NONGOL?!
Gw: YA INI MAU NONGOL! GAUSA NGEGAS NAPA?! CAPSLOCK SEMUA KAN INI LAYARNYA!
Icha: Lo juga ngegas Thor.
Gw: Botok amad_^
Ken: No basi-basi lagi...happy reading guys!
Rei: Hm.
...
Icha: Kebetulan gue baca artikel jahit pas oprasi. Rei, lo mau gak jadi percobaan pertama gue?
Rei: Hm?
Icha: Gue bantu jait mulut lo biar bisa ngomong ham hem ham hem seumur idup!
Rei:....
Gw: Reinya ilang, takut ama lo Cha.



Ken tersenyum senang. Ia mendapatkan sesuatu yang langka beberapa menit yang lalu. Seduai janji, Ken menghapus aib Rei di story nya. Tapi Ken tidak pernah janji untuk tidak menyebarkan video TokTik Rei dan Icha. Hal ini menjadi kesenangan tersendiri dalam dirinya.

"Lo iseng banget jadi orang." Jei ikut tertawa saat melihat video itu. Gadis itu terus saja mengulang video tanpa bosan.

Di tengah tawa, ia sedikit bingung. Bukankah seharusnya dia cemburu? Tidak. Perasaan itu tidak pernah ada. Jadi perasaan apa yang sebenarnya Jei punya untuk Rei?

"Ken, gue mau nanya."

Ken mengangkat alisnya. Dengan senyuman masih tertera di bibirnya, sisa dari tawa.

"Gue belum bilang makasih ke Rei buat yang waktu itu."

"Terus?"

"Gimana cara gue bilangnya? Gue jarang bicara sama Rei."

Ken tersenyum mendengarnya. Jei tidak salah. Rei menjaga Jei waktu Ken pergi membeli bubur. Jei perlu berterimakasih untuk itu.

"Ya tinggal ngomong." Ken terkekeh kecil. "Sebenarnya gak ribet, lo nya aja yang bikin ribet."

"Tapi dia dingin banget ke gue."

"Namanya juga beruang kutub." Ken terkekeh.

"Emang gak bisa gitu buat dideketin?"

"Lo bedua kan udah deket."

"Tapi jarang ngobrol."

"Tinggal lo nya aja yang mau ngobrol ato gak. Tau aja modelnya Rei kayak apa. Rei gak mau ngomong kalo gak diajak ngomong duluan." Ken tersenyum saat melihat Jei tertawa kecil karena ucapannya.

"Oke. Gue coba."

Untuk saat ini, Ken akan membiarkan Jei memilih dan melihat lebih jelas ke dalam hati. Ia akan membuat Jei mengerti dengan perasaannya sendiri secara perlahan. Meski begitu, Ken belum menyerah untuk mendapatkan Jei. Masih terlalu awal, dan masih begitu panjang jalannya hingga sampai tujuan.

##

Di malam hari, saat ini Rei heran dengan dirinya akhir-akhir ini. Jantungnya sering diserang secara mendadak. Ia merasa kadang terlalu baik kepada seorang gadis yang akrab dipanggil Icha itu. Rei ingin mengabaikan gadis itu, tapi setiap ia mencobanya, selalu saja berakhir seperti tadi.

Rei mengacak rambutnya. Ia sedang berbaring di atas kasur, mencoba untuk mencerna apa yang terjadi hari ini. Tapi tetap saja tidak mendapat jawabannya.

Ia menyerah memikirkan perasaannya terus menerus. Yah, masalah hati bisa dipikirkan nanti. Ia harus fokus pada ujian sekolah dan tentang pamannya itu. Rei tidak akan pernah membiarkan pamannya berbuat macam-macam.

##

Hari Senin tiba. Semua murid disibukkan dengan materi yang akan diujiankan. Begitu seterusnya sepanjang minggu ujian, tidak ada yang terlalu menarik. Rutinitas sama hampir pada setiap murid. Datang ujian, pulang, dan belajar.

Rei dan Ken, orang yang dianggap jenius itu menjawab semua pertanyaan dengan mudah. Dan rutinitas mereka lah yang berbeda. Datang ujian, pulang, dan bermain.

D O ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang