Doi#20

26 3 4
                                    

Guys, chapter pada hari ini balik lagi ke gue. Tunggu...jangan-jangan lo udah lupa sama gue? Apa gue udah terlalu lama di bawah meja?

Oke iya garing.

Jadi sekarang, Jei lagi nelponan sama gue. Di luar lagi ujan jadi suara Jei agak ilang. Tapi sesekali gue masih bisa denger apa yang dia bilang.

Rei ultah hari Jumat. Masih ada empat hari sebelum ultahnya Rei. Gue sempet baca chat-nya anak-anak. Mereka mau kasih surprise. Rencana kita aman, kok. Rei gak dimasukin di group chat.

Sebenerenya alasan Rei gak dimasukin ke group bukan cuma itu. Rei itu pelit ngasih nomor. Bahkan sampe group yang ada gurunya, dia gak masuk. Hal itu yang jadi pendukung Rei gak masuk group.

Sekian dari Icha, secuil upil yang udah nongol dari balik meja.

##

"Jadi, lo mau kasi kado apa?" Suara Icha terdengar dari ponsel Jei.

"Ya itu gue bingung. Gimana kalo jaket?"

"Mainstream."

Jei tersenyum kecut. Dari tadi usul hadiahnya untuk Ken selalu ditolak oleh Icha. "Gimana kalo kalung?"

"Dijamin gak dipake."

"Sepatu?"

"Dia orang kaya. Beli sendiri napa?"

"Ya kalo semuanya bisa dibeli sendiri, buat apa gue kasi kado, Cha! Kado gue gak selevel sama apa yang bisa dia beli."

Di seberang sana, Icha tertawa. "Kasi apa aja gak masalah. Mau selevel ato gaknya, gue yakin dia mau nerima apa yang lo kasi. Kalo dia gak mau gue tendang anu nya."

"Lo gak ngasi gue pencerahan, Cha. Kesel gue sama lo." Jei menarik nafas panjang.

"Ya elah. Gue gak tau, Jei. Lo tanya sama Ken sana! Mereka kan temen sepergoblokan, gue yakin dia lebih tau apa yang dibutuhin Rei."

"Cha."

"Ya?"

Jei sedikit ragu menanyakan hal ini di benaknya. Ia diam selama beberapa saat.

"Jei...lo gak lagi error kan?"

"G-gak lah! Eh, itu Cha...gue mau nanya. Boleh kan?" Jei menggigit bibirnya. Ia segera sadar, untuk apa ia minta izin?

"Apaan sih lo? Tanya doang kok susah. Pake izin segala."

Jei diam lagi. Ia masih ragu. Ia ingin menanyakan perasaan Icha pada Rei. Mereka terlihat dekat, apa di antara mereka ada perasaan? Tapi Icha adalah temannya sendiri, kalau Icha menyukai Rei, apa itu sama artinya dia menikung Icha dengan menyukai Rei?

"Lo...lo itu, apa sih namanya. Ah! Lo...su"

"Suu??"

"Iya, lo su...sudah tau apa yang mau lo jadiin kado ke Rei?"

Sial. Bibirnya tidak mau bekerja sama dengan pikirannya. Jei masih ragu menanyakan hal itu.

"Ya elah, Jei. Cuma nanya gitu doang lama amat!"

Jei tersenyum masam. Seandainya Icha tahu apa yang sebenarnya ingin ditanyakan Jei. "Nggak, gue butuh hati buat nanya ke lo. Makannya lama."

"Aneh lo. Gue apa ya? Buat sekarang gak ada sih. Ntar aja gue mikirnya. Gue mau streaming dulu. Bye! Lo tanya aja ke Ken!"

Setelah itu suara Icha tidak lagi terdengar. Sambungannya sudah diputus.

"Ish! Ni anak tambah bikin gue bingung. Ya udah, nanya Ken aja." Jei mengusap ibu jarinya di layar ponsel mencari nomor Ken. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

D O ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang