Dua|Something In The Rain¦Pengkhianat!

95 34 7
                                    

Sebelumnya, saya mengucapkan terimakasih banyak karena telah membaca cerita ini
Luvv dari authorr ❤😂
Enjoy...

🍒🍒🍒
"Orang yang paling dipercaya sekalipun, terkadang menjadi orang yang paling dalam menancapkan luka"
_Raina Dwi Azrilia

🍒🍒🍒

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Waktunya Para siswa membubarkan diri dari sekolah, entah itu ke rumah ataupun berkumpul dengan teman2nya.

Begitu pula dengan Raina dan Aulia yang saat ini sedang berdiri bersampingan sambil menunggu jemputan masing masing.

" Rain, jemputan gue udah dateng nih, duluan yaa," kata Aulia saat melihat mobil berwarna hitam berhenti di depan mereka.

"Yahh gue ditinggal lagi.. Yaudah deh, tiati yaa.. Duhh, gue bakal kangen nih," kata Raina dengan wajah dan suara yg diimut imutkan.

"Hahaha, lebay lu njir.. Bentar lagi juga kita ketemu," balas Aulia sambil menampilkan senyun miring lalu pergi meninggalkan Raina.

"Bentar lagi juga ketemu? Maksudnya apa?" gumam Raina pada dirinya sendiri, perkataan Aulia tadi cukup membingungkan baginya, tetapi lamunannya dibuyarkan karena Ayahnya sudah datang untuk menjemputnya.

🍓🍓🍓
Setibanya di rumah, setelah Raina makan dan beristirahat sejenak, ia kemudian bergegas untuk bersiap menepati janji bersama Fatur kekasihnya.
Raina memilih baju terbaik diantara yang terbaik untuk dikenakannya saat bertemu kekasihnya. Ia memoleskan bedak secara tipis dan lip balm, tampak sangat natural namun tetap cantik. Ia terlihat sangat cantik, dilengkapi raut ceria pertanda kebahagiaan diwajahnya. Bagaimana tidak? Fatur adalah seseorang yang sudah sangat lama ia sukai, dan saat ini Fatur sudah menjadi kekasihnya. Setelah merasa sudah siap, Raina kemudian beralih memainkan ponselnya untuk memesan taksi online.

Tak berapa lama, taksi online yang ia pesanpun datang. Sepanjang perjalanan, Raina tersenyum kegirangan hingga supir taksinya menatapnya keheranan, yang sama sekali tak diperdulikan oleh gadis itu.

Setelah sampai di Cafe tempat janjian, mata cantiknya menyoroti setiap bagian Cafe, tak sabar untuk melihat kekasihnya itu. Dan benar saja, Raina mendapati sosok Fatur pada meja yang terletak dibagian pojok. Anehnya, Fatur tidak duduk sendirian, melainkan ditemani oleh seorang wanita yang tak terasa asing dimata Raina.

Perlahan, Raina berjalan mendekatinya. Benar dugaannya. Wanita yang bersama Fatur adalah Aulia, sahabat baiknya.
"Aulia? Kok disini?" tanya Raina.

Aulia tidak menjawab,dia memutar pandangannya dengan senyum tipis dibibirnya, terlihat sangat licik.

"Fat, kamu juga ngundang Aulia? " tanya Raina pada Fatur.

Raina merasa senang karena kedatangan Aulia, sahabatnya itu datang untuk melihat momen kebahagiaannya. Meskipun, ia masih heran, karena momen ini harusnya hanya dinikmati berdua dengan Fatur.

"Udahlah, duduk aja dulu.Bentar lagi kamu tau kok,"ucap Fatur.
Raina pun duduk disebelah kursi mereka.

"Aku tau kalian sudah lama kenal, tapi hari ini, aku mau saling mengenalkan kalian dengan identitas baru," kata Fatur.

"Identitas baru?" tanya Raina keheranan.

"Yaa.. Raina,ini Aulia pacarku, dan Aulia, ini Raina... Mantan pacarku." Fatur dengan sengaja menekankan kata "mantan pacar"dalam kalimatnya.

"Maksudnya? Mantan pacar? Aku? Dan pacar baru? Kita kan belum putus dan kalian nggak pacaran!!!" tanya Raina dengan raut wajah keheranan.

"Salah besar.. Kita pacaran kok, jadiannya kemarin," ucap Aulia.

"Dan kalau putusnya sama kamu, hari ini.. Detik ini.. Kita PUTUS!" sambung Fatur.

Kalimat perkalimat itu terasa amat menyakitkan di hati Raina. Raina mengepalkan tangannya. Matanya seketika berkaca kaca.

Byuurr!

Raina menyiramkan minuman berwarna merah itu pada mereka, diikuti satu tamparan yang cukup keras dilayangkan di pipi Fatur. Namun sakitnya tak sebanding dengan sakit yang mereka berikan pada Raina.

''Tega ya kalian!" kata Raina dengan suara parau sambil bergegas pergi dari tempat itu. Terlalu menyakitkan rasanya berlama lama melihat mereka.

Raina berjalan tak tentu arah. Satu tangannya menutup mulutnya untuk menahan isakan tangis yang tertahan, takut menjadi pusat perhatian orang orang disana.

Tiba tiba, rintik hujan satu persatu berjatuhan dari langit. Aneh sekali, padahal cuaca tadi sangatlah cerah hampir tak terdapat awan mendung di langit. Namun kini, tetesan tetesan air itu semakin banyak berjatuhan. Membuat orang orang disana berlarian mencari tempat untuk berteduh. Berbeda dengan Raina yang masih setia pada posisi berjalannya dibawah hujan.

Suasana sekitar telah sepi. Raina mengeluarkan tangisnya yang sedari tadi ditahan. Mulutnya berteriak menumpahkan segala luka yang ada. Suaranya tak akan terdengar orang orang karena hujan yang cukup deras.
Begitulah, entah apa yang sebenarnya terjadi. Namun selalu saja begini. Ketika Raina ingin menangis, maka saat itu pula hujan akan turun. Raina merasa hujan sangat jahat padanya, seakan hujan menertawakannya dengan menari diatas penderitaannya.

Raina terduduk lemas dipinggir jalanan yang sepi dan basah itu. Membiarkan tubuhnya dibasahi oleh air hujan. Tak peduli tentang make up dan penampilannya yang berantakan. Ia menekuk kedua kakinya dan menenggelamkan kepalanya disana, mengeluarkan semua sakitnya melalui isakan tangis.

Tanpa sedikitpun Raina sadari, tak jauh darinya ada seseorang yang tengah memperhatikannya dengan tatapan prihatin. Ia seperti tidak tega melihat Raina seperti itu. Ia ingin memeluk Raina bersama hujan disana. Namun,mungkin belum saatnya.

Jeng jeng jeng...
😂😂
Segini dulu ya..
Apa pendapat kalian tentang tulisan ini?
Menurut kalian siapakah orang yang memperhatikan Raina itu?
Adakah sesuatu yang ingin kalian sampaikan pada penulis? Silahkan tulis dikolom komentar.
Jangan lupa ikuti author, jangan lupa vote selalu.
Vote dan comment dari kalian sangat berarti bagi author ❤

Something In The Rain ☔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang