Tujuh|Something In The Rain¦SUPERIAN

56 21 3
                                    

Happy reading!

"Jangan takut, aku akan selalu bersamamu"
_Rian Alvaro Regenala.

Saat ini, Raina sudah berada di kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya di tempat tidur dengan balutan sprei bergambar doraemon itu. Ia masih terbayang dengan kejadian di kantin tadi. Bagaimana tidak, dua orang laki laki akan berkelahi dan saling pukul hanya karena minuman ralat karena dirinya. Hampir saja mereka semua membuat keributan di kantin, tentunya Raina tidak suka itu, terlebih karena ia adalah murid baru di sini. Apalagi setelah beranjak dari kantin, ia diserbu ribuan pertanyaan dari bibir kecil Oliv.

Flashback on:

Setelah beranjak dari kantin, kini kedua kaum hawa itu duduk di bangku dalam kelas mereka.

"Eh Ra, Lo kok bisa kenal sama si Rian sih?" tanya Oliv

"Ya bisa aja," jawab Raina seadanya, karena jujur, ia bahkan tak tau mengapa ia mengenal mahkluk bernama Rian itu.

"Ihh lu mah.. Tapi kan Ra, dari pertama gue masuk sekolah ini, gue gak pernah tuh liat Rian ngomong ke orang lain, ya kalau gurunya sih gue ga tau. Intinya sih, Rian itu ga pernah punya teman, bahkan nih ya.. Dia itu pernah jadi bahan gosip satu sekolah dengan sebutan es batu berjalan, wkwk gila kan yak," cerocos Oliv panjang lebar dan sama sekali tak ditanggapi oleh Raina.

"Ihh.. Rainaa.. Kalo diajak ngomong itu dijawab zheyenk, jangan didiemin, lo kata gue itu martabak apa? Pake dikacangin segala," lanjut Oliv.

Raina masih diam mendengarkan celotehan Oliv.

"Tapi yaa, kalo diliat sih, Rian itu ganteng juga ya. Cuma ga ada suaranya. Kebayang kalo gue jadi pacarnya, ga bakal ada perdebatan plus ga bakal ada suara juga, sama-sama bisu ..."

"Eh iya ... Rian udah punya pacar ga ya? Emang ada yang mau sama tuh batu idup? Apa jangan jangan.... " Oliv menggantung kalimatnya sambil menatap Raina dengan tatapan interogasinya.

"Hm?" jawab Raina melihat Oliv menatapnya aneh.

"Lo berdua pacaran? Tuh, daritadi gue ngomong, lu cuma diemin terus di 'hmm hmm'in, mirip banget sama Rian. Atau jangan jangan nih ya.. Lo suka sama Rian! Jadi lo itu terinspirasi dengan sikap batunya Rian."

Mendengar kalimat per kalimat dari bibir Oliv, rasanya Raina lelah juga. Mungkin jika ini komik, telinga Raina sudah memerah dan mengeluarkan kepulan asap sangking panasnya. Ingin rasanya Raina menendang manusya super cerewet ini ke segitiga bermuda.

Satu ide terpintas dipikiran Raina, setidaknya agar makhluk bernama Oliv itu bisa hening sebentar. Tangan Raina mengambil ancang ancang, merobek lembaran kertas buku di atas mejanya. Tangannya menekan kertas itu hingga membentuk seperti bola. Kemudian, lekungan tipis terlihat di sudut bibirnya.

"Lah? Napa lo senyum senyum gitu? Serem, mirip joker tau ga? Itu napaa lagi kertas dibulet buletin, pengen bikin onde onde lo? Eh mbak Rainaa, bikin onde onde tuh pake tepung, bukan ker— "

Belum saja Oliv menyelesaikan kalimatnya, tangan Raina sudah lebih dulu memasukan bola kertas itu dalam mulut mungil Oliv yang tentu saja membuatnya berhenti bicara. Setidaknya, mulut cempreng Oliv sudah disumbat, Raina menenggelamkan wajahnya di atas meja, memasang earphone di kedua telinganya, mencoba menikmati damainya jam kosong ini tanpa suara cempreng dari Oliv.

Oliv yang tersadar akan perilaku Raina kemudian sesegera mungkin mengeluarkan bola kertas itu dari mulutnya. Kebiasaannya yang suka makan membuatnya ingin mengunyah semua yang masuk dalam mulutnya, untung saja ia tersadar jika itu adalah kertas, meski begitu, andai saja kertas itu mempunyai rasa stroberi seperti kesukaannya, mungkin kertas itu sudah ia telan.

Something In The Rain ☔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang