Delapan|Something In The Rain¦Rainbow 🌈

64 17 0
                                    

Happy reading!

"Kalau kamu risau dengan sesuatu seperti pelangi yang indahnya sesaat.. Jangan menoleh ke atas untuk melihatnya, menolehlah ke sampingmu, lihat aku disini yang akan terus ada bukan seperti pelangi yang hanya sementara"
Rian Alvaro Regenala

Typo bertebaran ✌

Rian masih duduk dengan harap harap cemas menunggu kabar dari dokter. Hujan di luar semakin lebat diiringi dengan sahutan sahutan suara petir. Tak lama kemudian, pintu di samping Rian duduk terbuka. Menampilkan sosok seorang dokter dengan seorang perawat disampingnya.

Rian bangkit dari duduknya dan menghampiri dokter itu.

"Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Rian, jelas sekali terlihat rasa khawatir di matanya.

"Pasien baik baik saja... Hanya saja, kondisi tubuhnya sangat lemah, sepertinya karena kelelahan dan dehidrasi. Ditambah lagi, riwayat penyakit maag dari pasien agak kambuh. Pasien akan segera sembuh, jika mendapat istirahat yang cukup untuk memulihkan energinya. Saya juga sudah memberikan vitamin yang dapat membantu. Saya sarankan agar pasien bisa dirawat inap dalam 1 atau 2 hari kedepan untuk memantau perkembangan keadaan pasien," jelas dokter itu.

Rian hanya menarik nafas lega mendengarnya.

"Apakah Raina sudah bisa dijenguk?" tanya Rian.

"Pasien sudah sadar, sudah boleh dijenguk" jawab dokter.

"Baik Dok, terimakasih," kata Rian.

Rian kemudian memasuki ruangan Raina dengan perlahan. Rian melihat ke arah tempat tidur Raina yang menampilkan hamparan selimut dengan gundukan besar dibawahnya.

Rian mendekatinya dan kemudian duduk disamping tempat tidur Raina. Cukup hening beberapa saat, karena Rian berpikir bahwa Raina sedang tidur dan ia tak ingin mengganggunya.

Namun kemudian, Rian dikejutkan dengan isakan tangis yang sepertinya tertahan. Terdengar sangat menyakitkan di telinga Rian.
Tak lama kemudian, isakan tangis itu semakin keras.
Rian yang khawatir segera membuka selimut itu.

Betapa terkejutnya Rian, mendapati Raina yang sedang meringkuk dengan air mata yang membanjiri kedua pipinya. Hidung dan mata Raina terlihat sembab. Rambutnya pun berantakan menutupi wajahnya. Kembali lagi, hati Rian terasa teriris melihat kondisi Raina.

"Raina... " kata Rian sendu sambil mengusap kepala Raina. Menyampirkan helaian rambut yang sedikit menutupi wajah Raina.

Raina terlihat terkejut. Tubuhnya menegang sesaat,namun sama sekali tak berniat untuk menghentikan suara tangisnya yang disamarkan dengan suara hujan.

Rian melingkarkan tangannya di bahu dan pinggang Raina, membantu agar Raina mengubah posisi meringkuknya menjadi duduk. Kemudian, Rian membawa tubuh Raina yang lemah itu ke dalam pelukannya. Mendekapnya erat. Dapat Rian rasakan bahu Raina yang bergetar dalam dekapannya, juga nafas Raina yang sesegukan.

"Menangislah ... Sebanyak yang kamu inginkan ... Keluarkan semuanya ...." kata Rian lembut.

Mendengar perkataan Rian, Raina semakin mengeluarkan isak tangisnya. Membenamkan kepalanya di dalam dada bidang milik Rian. Rian bahkan tak peduli jika bajunya kini dipenuhi ingus dan air mata Raina.

Something In The Rain ☔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang