Happy reading!
Vote sebelum baca, komentar setelah baca yaa 😉----------Udah vote? Cusss------
"Pas ada aja malah dipukul,pas nggak ada dicariin😒"
_Rian Alvaro Regenala"Orang yang buat lo bengong dan gak punya semangat hidup itu Rian kan? Iya, tadi gue liat dia."
"Hah?! Seriusan!?"
Raina menatap Oliv tak percaya. Ia hanya takut jika Oliv sedang mengerjainya, tahu sendiri kan kelakukan Oliv kamvret.
"Hahaha.. kebelet amat pengen diseriusin" kata Oliv yang dihadiahi jitakan oleh Raina.
"Aww sakit Bambang!"
"Nama gue Raina bukan bambang, Munaroh!"
"Raina Dwi Bambanglia!!" sahut Oliv sambil menjulurkan lidahnya pada Raina.
"Tai lo! Gue anaknya pak Riko Geano Azril ya, bukan pak Bambang, denger tuh Olivia Bambangasya !" balas Raina tak mau kalah.
"Sembarangan! Napa jadi bahas pak Bambang sih? "
"Kan lo yang mulai bambang!"
"Ohiya yak, yamaap bambang" kata Oliv sambil terkekeh.
"Jadi gimana? Serius lo liat Rian?"
"Ho'oh, serius, dua rius, seribu rius lah"
"Demi apa?"
"Demi dua sayap pembalut" celetuk Oliv asal dengan segala ke'absurd'annya.
Raina menghela nafas panjang, mencoba menahan diri untuk tidak melempar Oliv ke segitiga bermuda.
Ia bangkit, berdiri dari tempat duduknya. Ia ingin bertemu Rian sekarang.
Baru saja ia hendak keluar kelas, Mrs. Vivi selaku guru Bahasa Inggrisnya memasuki kelas. Hal itu tentu saja mengurungkan niat Raina untuk keluar kelas. Bahu Raina bergerak turun. Ia memilih duduk, mengikuti pelajaran padahal pemikirannya kembali kacau karena Rian. Ia berniat menemui Rian di jam istirahat selanjutnya.
-----
Raina terus menatap jam dinding kelas. Jika jam itu adalah manusia, mungkin ia sudah salah tingkah karena sedari tadi ditatap oleh Raina.
Hingga akhirnya bel istirahat berbunyi, itulah waktu yang ditunggu-tunggu Raina. Raina bergegas keluar kelas sendirian. Ia tidak bersama Oliv. Gadis cerewet itu pergi bertemu Reza katanya.
Raina melangkahkan kakinya ke arah kantin. Tempat yang paling berpeluang didatangi Rian di jam istirahat ini.
Sudah beberapa kantin yang Raina kunjungi. Namun, ia sama sekali tak mendapati sosok yang ia cari. Ia malah bertemu dengan Devan yang berjalan bersama dua teman laki-lakinya, sepertinya mereka dari kantin.
"Ra, lo lagi ngapain sih? Celingak-celinguk gitu. Nyari apaan?" tanya Devan.
"Eh enggak kok, gpp" jawab Raina sambil tersenyum kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In The Rain ☔
Fantasía"Saat aku menangis dibawah hujan, tiba tiba dia datang memelukku, menenangkanku dan kemudian kehidupanku berubah" -Raina Dwi Azrilia "Boleh saja kau tutupi tangisanmu pada yg lainnya, biarlah yang mengetahui betapa perihnya luka itu hanyalah aku...