Happy reading!
"Lo bukan siapa siapa gue!"
_Raina Dwi AzriliaTypo bertebaran
Seorang gadis cantik terbangun dari tidurnya. Masih dalam kondisi terbaring dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Matanya menutup dan terbuka untuk menyesuaikan pandangannya. Ia menoleh pada tangan kanannya. Didapatinya sosok Riko,ayahnya, sedang tertidur pulas dalam keadaan duduknya. Raina tersenyum kecil, pahlawannya tetap bersamanya dan menjaganya. Sosok ayah sekaligus ibu yang selalu bersamanya. Yang selalu menampakkan rasa cerianya,meskipun Raina tau bahwa ia hanya menyembunyikan luka dari rasa kehilangannya.
Raina merasakan hembusan napas pada tangan kirinya. Raina menoleh, dan mendapati sesuatu yang membuatnya terkejut. Dia adalah orang aneh yang dingin, orang yang terkadang membuat Raina emosi tapi juga kadang membuat Raina terbawa perasaan. Orang yang kehadirannya kemarin telah menyelamatkan Raina, orang yang membuat pikiran Raina tak pernah tenang akan misterinya bersama hujan. Ya, dia adalah Rian. Wajahnya yang tenang karena masih tertidur membuatnya semakin tampan. Raina sudah terbiasa dengan ayahnya, tetapi Rian? Akankah Rian juga menjadi pahlawan yang akan selalu bersamanya? Tunggu, apa yang baru saja Raina pikirkan? Apakah Raina baru saja berharap pada Rian?
Raina segera menyingkirkan pikiran anehnya terhadap perasaannya untuk Rian, menurutnya ia tak mungkin menyukai Rian yang aneh itu.
Raina menggerakkan tubuhnya, mencoba untuk mengubah posisinya menjadi duduk. Namun, gerakannya membangunkan kedua laki- laki di kiri dan kanannya itu.
"Udah bangun sayang?" tanya ayahnya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Iya, Pah."
"Minum?" tanya ayahnya lagi.
Raina hanya menggelengkan kepalanya, ia tak merasa haus. Pandangannya beralih pada Rian yang masih menguap dan mengucek ngucek matanya itu.
"Ngapain disini?" tanya Raina dengan nada judesnya.
"Hush. Ga boleh kayak gitu Raina. Ga sopan. Rian tuh semalaman jagain kamu bareng Papah tau."
"Gak pa-pa, Om. Rian anaknya sabar kok, walau dijahatin sama Raina, Rian masih sabar kok, Om," jawab Rian dengan wajah polosnya.
"Dih.. Siapa juga yang mau jahatin lo?" kata Raina.
"Rian dijahatin sama nenek sihir."
"Lo ngatain gue nenek sihir hah?" tanya Raina kesal.
"Sudah sudah. Ini knp jadi ribut begini sih? Masih pagi nih," kata Riko menengahi.
"Raina, ga boleh gitu nak. Rian itu udah nyelamatin kamu, minta maaf, terus bilang makasih!" perintah Riko.
"Males, Pah."
Riko menatap Raina dengan tatapan perintah. Raina yang melihat itu hanya bisa pasrah, lagipula yang dikatakan ayahnya itu memang benar, hanya saja ego Raina terlalu tinggi untuk mengatakan itu pada orang aneh semacam Rian.
"Isshh. Yaudah iyaa. Rian, maaf, makasih juga."
"It's ok," jawab Rian dengan senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In The Rain ☔
Fantasy"Saat aku menangis dibawah hujan, tiba tiba dia datang memelukku, menenangkanku dan kemudian kehidupanku berubah" -Raina Dwi Azrilia "Boleh saja kau tutupi tangisanmu pada yg lainnya, biarlah yang mengetahui betapa perihnya luka itu hanyalah aku...