Lima|Something In The Rain¦Siapa kamu?

61 26 3
                                    

Happy reading!

Saat ini, Raina sedang menyusuri jalanan menuju kelasnya. Sebelumnya, dia baru saja dari ruang penyimpanan alat olahraga untuk menyimpan beberapa alat yang tadi dipakai praktek.

Yang menyuruhnya tentu saja pak Junadi atau yang kerap dipanggil Padi oleh para murid murid. Guru olahraga yang badannya terlihat kekar, lengkap dengan kepala botaknya, disertai kumis diwajahnya itu sudah lama mengajar di SMA Galaxi ini. Ia sangat suka terhadap musik dangdut, setiap kali mendengarnya,kapanpun dan dimanapun,ia akan bergoyang dengan lunglai menikmati alunan musik. Goyangannya yang amat lembut, halus dan sangat terlihat menghayati itu membuatnya terlihat seperti padi yang bergoyang karena tertiup angin, mungkin dari situ pula lah panggilan padi tersemat pada dirinya. Tak jarang pula ada murid yang sengaja memutar musik dangdut saat jam pelajarannya, agar Padi bergoyang, dan jam olahragapun menjadi jam joget bersama.

Back to topic

Raina berjalan di dekat taman sekolah. Tiba
-tiba terdengar seperti suara ada sesuatu yang jatuh. Saat Raina menoleh ke arah sumber suara, netranya mendapati seorang laki laki yang bokongnya sudah mendarat dengan mulus di tanah lembab dekat taman.

Miris sekali, selain sakit tentunya, celana orang itu juga terlihat sedikit kotor karena terkena tanah. Untungnya saat ini masih jam pelajaran, sehingga sekolah masih sepi jadi tak ada yang melihat kondisinya yang naas itu, selain Raina tentunya.

Raina bergegas menghampiri lelaki itu untuk membantunya berdiri.
Raina menunduk untuk mengulurkan tangannya, yang disambut baik dengan uluran tangan lelaki itu.

"Lo gak apa-apa?" tanya Raina sembari membantunya berdiri.

"Ekh.. Gak pa-pa kok," jawabnya terlihat canggung.

"Baju lo di belakang kotor banget tuh!"

"Hehe iya nih, lagi apes banget kayaknya.
Btw, nama lo siapa? Murid baru ya? Kok gue gak pernah liat?" tanyanya pada Raina.

"Eh iya ... Gue Raina"

"Ohh kenalin, nama gue Devan, dari kelas XI IPS 1, makasih ya udah bantuin gue," kata Devan dengan senyuman berseri di wajahnya.

"Eh i-iya ... Salam kenal ya."

"Iyaa, makasih lagi buat yang tadi. Kita bisa temenan ga?tanya Devan terlihat canggung.

"Em ... Boleh kok."

"Lo mau ke kelas?Bareng yuk!"

Akhirnya setelah percakapan perkenalan yang disebabkan karena pertemuan tidak sengaja akibat kesialan Devan di hari ini, mereka berduapun berjalan beriringan menuju kelas. Tepat di depan pintu kelas IX IPA 3, mereka berhenti.

"Ini kelas gue.. Gue masuk duluan ya," kata Raina yang hanya dibalas anggukan oleh Devan. Kemudian Devan melangkah pergi dari situ.

Ruang kelas Raina terlihat cukup ramai, berhubung karena jam pelajaran olahraga tadi masih menyisakan waktu beberapa menit untuk ganti baju ataupun sekadar istirahat. Raina bisa melihat raut wajah teman kelasnya yang seperti terkejut dengan kehadirannya, entah karena apa. Namun hanya sebentar. Setelah itu mereka kembali sibuk pada urusan masing-masing. Raina tak memperdulikannya.

Raina mendaratkan bokongnya di kursinya. Baru saja duduk, ia sudah mendengar suara ocehan dari sebelahnya. Ya. Siapa lagi kalau bukan Oliv, teman sebangkunya yang otaknya rada gesrek itu. Ia bahkan tak tau, apakah Oliv itu hanya sekedar temannya ataupun sudah menjadi sahabatnya. Jujur saja, Raina memang ramah pada banyak orang, tapi untuk mempercayai orang lain sebagai sahabat rasanya hatinya belum mampu untuk itu. Tentu saja karena "Kejadian itu" .

Something In The Rain ☔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang