ITU BENERAN SI CHENLE! LAGI NGERANGKUL CEWEK, TAPI GUA GAK TAU SIAPA CEWEK ITU.
"Anjing! Gak bisa dibiarin, awas gua mau kesana, Min!" Gua mulai bangun dari kursi taman hendak menyusul Chenle yang lagi mesra-mesraan sama cewek lain.
"Ehh, Hyuna jangan!!! Tahan dong, lu lagi hamil! Inget anak yang lagi lu kandung, cuyy. Bisa bahaya nanti kalo lu maksa buat nyamperin mereka" Seungmin menarik badan gua lagi untuk duduk dikursi taman.
"Tapi, Min. Ini udah keterlaluan sih, dia bilang hari ini rapat, mau ada pembagian gaji sama pegawainya tapi malah kayak gini" Seketika air mata gua jatuh
"Ehh udah jangan nangis, nanti kita cari tau siapa cewek itu. Tenang aja, gua bakal simpan rahasia ini kok, bentar yaa" Seungmin mengeluarkan ponselnya dan memotret Chenle dengan wanita itu secara diam-diam.
"Ayo pulang aja, gua anter. Lu istirahat ya, masalah ini coba nanti lu omongin baik-baik sama Chenle. Kalo bisa tahan emosi lu" ucap Seungmin, kemudian gua dan Seungmin memilih untuk meninggalkan taman kota, begitupun meninggalkan Chenle dan cewek yang gak gua kenal itu.
Sampe dirumah, gua bersandar ke sofa. Seungmin pulang setelah mengambilkan gua segelas air putih. Gua gak nyangka Chenle selingkuh dibelakang gua, gua gak nyangka dia ngebohongin gua. Apa ini sebuah karma yang gua terima dari kak Felix dimasa lalu?
Gua masih menangis sesenggukan saat ini, dada gua sesak rasanya. Bayi didalam perut gua menendang-nendang, dia kayaknya tau kalo Mama nya lagi sedih banget.
"Dede, udah jangan tendangin terus perut Mama yaa" ucap gua, dan terasa lagi tendangan didalam sana yang membuat gua meringis sakit.
Tin Tin
Itu pasti suara mobil Chenle, dia udah pulang. Ah, gua harus ke kamar mandi untuk membasuh wajah gua supaya gak keliatan habis nangis.
Ceklek
"Aku pulaaangg" Terdengar suara Chenle dari arah ruang tengah. Gua buru-buru menyusul dia dan mendapati dia sama seorang perempuan.
Dia perempuan yang tadi Chenle rangkul di taman.
Deg.
Dada gua kembali sesak.
"Naa, kenalin. Ini tangan kanan aku di cafe, jadi kalo aku gak masuk dia yang megang cafenya untuk gantiin posisiku sementara. Btw, dia juga teman sekolah SMA ku di kotaku sebelumnya" oh temen, yakin temen?
Oke, gua harus tegar, bersikap seolah gak ada apa-apa.
Gua mengulurkan tangan kanan gua ke perempuan itu,
"Hyuna" ucap gua seraya tersenyum sama perempuan itu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yiren" ucap perempuan itu membalas uluran tangan gua sembari tersenyum juga.
Oh, Yiren namanya.
Oke, dia cantik, gua rasa juga sikap dia anggun gak bar-bar kayak gua, gua kan mantan lulusan SMA rasa STm.
"Silahkan duduk" Gua mempersilahkan Yiren untuk duduk disofa.
Kita bertiga pun duduk disofa. Gua gak membuat minum untuk Yiren, karena Chenle udah beli minuman khusus untuk kita. Untuk gua yaitu susu matcha hangat, ice dark chocolate untuk Yiren, dan ice coffee untuk Chenle.
"Wah, udah berapa bulan usia kandunganmu?" Tanya Yiren.
"Dua bulan lagi ya, semoga lahirannya lancar ya" -Yiren
"Iya amin" balas gua
"Euhm, kayaknya aku gak bisa lama-lama deh disini. Maaf ya, ada urusan penting soalnya" ucap Yiren kemudian beranjak dari sofa.
Baguslah, ngapain juga lu lama-lama disini.
"Oh, kalo gitu hati-hati ya" Ucap gua
"Aku anterin dia ya, Na" -Lele
Harus gitu sama lu, Zhong Chenle? Kenapa gak naik taxi online aja?
"Iyaa gapapa, sana gih. Hati-hati" Kemudian Chenle mengantar Yiren untuk pulang.
Gua terduduk di sofa dan menangis lagi, kali ini dada gua benar-benar sesak banget rasanya. Gua kembali meminum susu matcha yang tadi Chenle beli.
****
Dibulan ini, Chenle menepati janjinya unuk mengantar gua membeli peralatan bayi. Karena dibulan depan gua bakal melahirkan.
"Udah semua?" Tanya Lele
"Iyaa udah, oh iya aku kok pengen hokben ya" ucap gua ke Lele
"Mending kamu makan sayuran aja deh ya, lagipula hari ini aku mau mantau cafe karna lagi rame banget" Ucap Lele
"Kan ada Yiren?!" Ucap gua
"Yiren lagi gak masuk, dia izin untuk nemenin Mama nya dirumah sakit" Ucap Lele
"Ohh, yaudh deh gapapa" -gua
"Maaf ya, sayang" -Lele
Gua sendirian lagi dirumah, sampai saat ini gua gak tau apa hubungan yang jelas antara Chenle dan Yiren. Tapi yang Chenle bilang kalo si Yiren itu cuma temen SMA dia sebelumnya dan tangan kanan Chenle.
Tapi masa iya sampe mesra banget gitu?
Gua bermaksud untuk menyusul Chenle ke cafe nya, karena maksud gua kesana adalah untuk mengantar bekal makan siangnya.
Sesudah menyelesaikan bekal siang Chenle, gua segera memesan taxi online. Setelah menunggu 10 menit, taxi online pun tiba.
Sampai di cafe, gua bertanya ke kasir. Dimanakah letak ruangan suami gua? Karena gua sendiri pertama kalinya berkunjung ke cafe milik suami gua ini. Setelah salah satu pegawai memberi tahu letak ruangan Chenle, gua pun berjalan mengarah ruangan yang dituju. Ruangannya dilantai 2, gua menaiki anak tangga satu persatu. Sampailah di depan pintu ruangan Chenle, pintunya agak kebuka sedikit.
Saat gua mencoba mengintip, hal yang gak gua sangka terjadi.
GUA MELIHAT CHENLE YANG LAGI CIUMAN SAMA YIREN. POSISINYA YIREN DIATAS MEJA DAN CHENLE DIKURSI.
Seketika gua menangis lagi, kali ini dada gua sakit, sesakit-sakitnya. Rasanya kayak ada yang menghunus dada gua. Bayi di dalam perut gua menendang-nendang kenceng banget.
Gua memilih merekam adegan tersebut sembari menangis. Gua berusaha supaya tangisan gua gak keluar suaranya.
Ingin rasanya gua mencaci maki Chenle dan perempuan itu, walau mencaci dalem hati. Tapi gua gak bisa, dikarenakan gua sedang mengandung.
Sekitar 15 menit adegan itu terjadi gua meninggalkan cafe Chenle. Gak seharusnya gua melihat hal tersebut, gak seharusnya gua disana.
