5;bittersweet

580 116 2
                                    

Lia melihat jam di tangannya, ini baru jam 9 dan dia udah di kampus padahal mata kuliah hari ini mulai jam 11.

Kalo bukan karena pak doyoung....

Lia celingukan, "Mana sih itu dosen" gerutu lia sambil kesusahan membawa tumpukan kertas di tangannya.

"Lia ?"

Lia menoleh, "eehhhh soobin" sapanya heboh.

"Kok sendirian ?" Tanya soobin yang sekarang sudah berdiri didepan lia.

Lia menghela nafasnya berat, "Iya gue ada perlu sama dosen nih" kata lia agak miris, "lo gak masuk kelas ? Kelas jam berapa ?" Tanya lia.

Soobin menggeleng, "harusnya sih udah masuk, tapi dosen gue lagi sakit jadinya gak ada kelas" jelas soobin santai.

Lia manyun, "enak banget sih lo, iri nih gue"

Soobin cuma ketawa ringan menanggapi omongan lia, "Oiya btw lo nyari dosen siapa ? Ada perlu apa emangnya ?" Tanya soobin penasaran.

"Pak doyoung, ini gue disuruh bawain ini hari ini tapi gak ketemu daritadi" jelas lia sambil mengangkat seidjit tumpukan kertas ditangannya.

Alis soobin terangkat, "pak doyoung sakit, gue harusnya kelas dia sekarang"

Lia mengerjapkan matanya beberapa kali, "sakit ?" Tanya lia memastikan.

Soobin mengangguk, "kan tadi gue udah bilang, dosen gue sakit makanya gue gak masuk kelas, nah itu pak doyoung dosen gue yang harusnya kelas"

Lia diam untuk beberapa saat, kenapa bisa sakit ? Padahal semalam kan sehat sehat aja ?


"Lo punya nomornya pak doyoung gak ?"


💫


Lia berdiri dengan gusar didepan salah satu pintu aprtemen. Bener bener ragu buat mencet bel apartemen itu.

Karena dia belum siap juga untuk ketemu si pak doyoung.

"Kalo aja dia gak ngancem gue segala, gak bakal gue disini sekrang" kata lia kesal.

Lia sebenarnya tadi udah coba untuk telfon doyoung, tapi gak di angkat oleh dosennya itu. Alhasil, lia mutusin buat ke apartemen doyoung setelah nanya ke administrasi soal tempat tinggal doyoung.

Bisa aja sih lia gak perlu sampe nyari doyoung ke apartemennya, tapi lia takut di ancem lagi, bisa gawat kan kalo orang tuanya sampe tau cerita dari doyoung.

Pada akhirnya setelah mengumpulkan keberanian, lia memencet bel apartemen dosennya itu dengan perasaan takut.

Cukup lama lia menunggu sampai akhirnya pintu itu terbuka dan menampilkan doyoung.

Lia tersentak kaget ketika melihat doyoung yang sekarang berdiri didepannya dengan wajah super pucatnya.

"Ada apa ?" tanya doyoung pelan cenderung lemas.

Lia gelagapan, "hmm ini pak, saya mau nyerahin hukuman yang bapak kasih kemarin" ujar lia sambil menyodorkan tumpukan kertas di tangannya.

Doyoung melirik tumpukan kertas di tangan lia, "sudah tuntas semua memangnya ?" Tanya doyoung.

Lia mengangguk yakin, "sudah pak" jawabnya pelan.

Doyoung mengangguk pelan, lalu mengambil tumpukan kertas dari tangan lia.

Lia meringis, doyoung keliatannya lemes banget, "bisa pak ? Atau saya aja yang bawakan" tawar lia.

Doyoung melirik lia sebentar, "bisa" jawabnya setelah itu seemua tumpukan kertas itu berpindah ke tangan doyoung.

Lia menatap tumpukan kertas itu agak takut, "berat loh pak lumayan itu..." kata lia pelan.

Mata layu doyoung menatap lia sebentar sebelum akhirnya tangannya menyodorkan tumpukan itu kembali ke lia.

"eh ??" Pekik lia bingung ketika tumpukan kertas itu kembali di tangannya.

"Kalo begitu bawakan ke dalam" ujar doyoung datar lalu berjalan masuk meninggalkan lia yang masih bingung.

Lia menatap punggung doyoung yang sekarang sudah menjauh itu heran, "gak jelas banget heran gue" gumamnya.

Mau gak mau akhirnya lia mengikuti doyoung, melepas flatshoesnya, melangkah pelan dan melihat sekeliling apartemen dosennya itu.

"Taruh di atas meja makan" kata doyoung yang sekarang sudah duduk di sofa ruang tengah.

Lia mengangguk dan meletakkan tumpukkan kertas itu di atas meja makan, setelah meletakkan tumpukkan kertas itu entah kenapa lia tidak langsung pamit.

Lia malah diam memperhatikan apartemen doyoung, besar sih tapi sayang berantakan.

"Liat apa kamu ?" tanya doyoung setelah memperhatikan tingkah aneh lia.

"Berantakan" ujar lia tanpa sadar bikin dia kaget sendiri, "eh maaf pak" ujarnya buru-buru minta maaf.

Doyoung mengendus kesal, "saya gak sempat bersih bersih" katanya.

Lia mengangguk, "iya pak, bapak istirahat aja dulu, masih sakit juga kan, nanti setelah sembuh baru bersih-bersih" ujar lia agak takut.

Setelah kalimatnya berakhir, gak ada sautan apapun dari doyoung yang bikin lia canggung sendiri, "y-yaudah saya pamit ya pak" kata lia pada akhirnya.

"Choi lia"



Baru aja lia mau melangkahkan kakinya, suara doyoung malah menghentikannya, lia menoleh, "i-iya pak ?"





"Kamu bisa masak ?"

Bittersweet | c.lia✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang