setelah pulang dari kampus dalam keadaan hati yang gak baik, lia mutusin untuk langsung tidur tanpa mau mikir apa-apa lagi.
betapa kagetnya dia ketika bangun dan buka hp, udah ada 16 misscall dan 51 whatsapp dari doyoung.
lia berdecak, dia harus gimana sekarang ?
lia menggaruk kepalanya sambil membaca chat dari doyoung, asli dia bingung harus gimana sekarang. harus dia bales atau gimana ?
mata lia mendelik ketika membaca chat terakhir dari doyoung, sekitar 30 menit yanh lalu, yang isinya,
saya otw rumah km
lia langsung menyibak selimutnya, tapi baru aja dia mau beranjak, pintu kamarnya langsung terbuka.
menampilkan doyoung dengan muka khawatir bercampur kesal.
lia meringis,
"kenapa hp kamu mati ?" tanya doyoung datar, matanya menatap lia lurus.
dengan berani lia membalas tatapan doyoung, "emangnya kenapa ? emangnya urusan bapak ?" tanya lia nyolot.
alis doyoung mengkerut, ia berjalan medekat kearah kasur lia, "apa-apaan pertanyaan kamu ?" tanya doyoung terkesan dingin.
untuk beberapa detik lia sempet ciut setelah dengar pertanyaan doyoung, tapi dia kembali pada pendiriannya, kalo dia harus marah ke doyoung.
"bapak kan sibuk, buat apa bingung nyari saya ?" tanya lia lalu mengalihkan pandangannya dari doyoung.
terbesit kebingungan di mata doyoung tentang sikap lia sekarang, ia menatap lia datar, "jangan nambah beban pikiran saya"
"oh saya cuma beban pikiran bagi bapak ???" tanya lia.
doyoung diam,
lia beranjak dari kasurnya, "ok fine, saya sadar kok kalo saya cuma beban bagi bapak" kata lia ketika sudah berdiri tepat didepan doyoung.
lia menatap doyoung tajam, yang ditatap malah menatap balik dengan tatapan bingungnya.
"kamu kenapa sih ?" tanya doyoung, "saya ada buat salah apa ?" tanya doyoung setenang mungkin dan berusaha mengontrol emosinya.
lia berdecih, "mana ada orang mau ngakuin kesalahannya" kata lia remeh.
doyoung menghela nafasnya, "saya beneran gak tau salah saya dimana, choi lia" kata doyoung mulai frustasi.
lia berdecak, "bapak gak inget kemaren bapak bilang apa sama saya ?" kata lia.
doyoung berpikir, "saya bilang apa memangnya ?" tanya doyoung.
lia kembali berdecak, bisa bisanya ini orang ini lupa, "bapak bilang kalo bapak bakal cuma ngajar hari ini" kata lia mengingatkan.
doyoung mengangguk, "iya terus...?" tanyanya.
lia menatap doyoung heran, "ya terus bapak ngapain di mobil sama cewek lain ??? mau kemana hah ??? katanya cuma ngajar ??! lagian itu cewek siapa sihh ???" omel lia.
doyoung diam, seperti berusahan mencerna omelan lia.
"oh...." kata doyoung akhirnya, "tadi siang ya ? kamu liat ?" tanya doyoung setelah paham situasi sekarang.
lia mendelik, "liat lah !! bapak ketawa ketawa sama itu cewek saya liat jelas"
diluar dugaan lia, doyoung malah senyum dan mengelus pucuk kepala lia,
lia menepis tangan doyoung, "dih apaan sih" omel lia.
doyoung menghela nafasnya, "itu bu sejeong" kata doyoung.
alis lia mengkerut, dia merasa familiar dengan nama itu, "bu sejeong siapa ?" tanya lia.
"dosen juga" jawab doyoung, "sama kayak saya, dia saah satu dosen muda juga" jelas doyoung.
lia menatap doyoung tajam, "terus, kenapa berdua-duaan sama bapak dimobil ?" tanya lia, mulai emosi lagi.
"jangan marah marah, saya pasti jelasin kok" kata doyoung lalu duduk di pinggir kasur lia, "sini duduk" kata doyoung sambil menepuk tempat disebelahnya.
lia nurut lalu duduk menghadap ke arah doyoung, "jelasin cepet" cecarnya.
"kemarin saya sama bu sejeong ditunjuk sebagai perwakilan kampus untuk kegiatan hari ini" jelas doyoung.
"terus kenapa bohong sama saya ? segala bilang cuma ngajar, nyatanya apa ? kenapa sih harus bohong ?" tanya lia kesal.
doyoung diam sebentar, "saya takutnya kamu gak bakal ngerti, ini urusan kerjaan yang gak bisa saya hindari, nanti bisa aja kamu gasuka kalo saya kerja bareng bu sejeonh dan nyuruh saya un-"
"saya gak gitu" potong lia, "saya gak bakal begitu. saya bisa bedain kok urusan kerjaan sama urusan pribadi" jelas lia.
"justru dengan bapak bohong begini malah bikin saya kesel dan marah, malah jadinya berpikir kalo ada apa-apa" jelas lia lagi.
doyoung diam,
"emang kamu mikir apa ?" tanya doyoung.
"ya mikir kalo bapak mungkin udah gak suka sama saya, atau bapak bosen sama saya, ato bapak mungkin udah punya cewek baru, segala macem pikiran jelek bakal muncul" ujar lia kesel.
doyoung menatap lia, "kan saya udah bilang, gak gampang bagi saya untuk nerima orang lain di hidup saya" kata doyoung.
"saya juga sudah wanti wanti kamu kan kalo sekalinya masuk ke kehidupn saya, kamu gak akan bisa seenaknya keluar" kata doyounh.
lia mendengus, "yang mau keluar emangnya siapa" gerutu lia pelan.
doyoung nyengir,
"yaudah baikan ya ?" tanya doyounh.
lia melirik doyoung, lalu mengangguk pelan.
"maaf bikin kamu mikir hal hal jelek" kata doyoung, lia mengangguk.
"kamu harus percaya sama saya, saya gak akan aneh-aneh karena saya sayang banget sama kamu"
lia sih meleleh.