Lia menatap langit langit kamarnya, pikirannya terus diusik sama soobin yang entah kenapa tiba-tiba ngajak dia jalan.
Ngajaknya tuh kayak beda.
Padahal dulu lia sering banget jalan sama soobin secara mereka selama sd sampe smp ini tetanggaan dan selalu main bareng.
Tapi sejak sma, karena orang tua soobin pisah dan soobin ikut dengan ibunya, soobin gak tinggal di samping rumah lia lagi.
Lia menegakkan badannya, lalu mengikat rambutnya, dia udah tau apa yang harus dia katakan ke soobin, karena tadi dia cuma bilang kalau dia akan ngabarin soobin soal ajakan jalannya itu.
Lia mengambil hpnya, mengetik sesuatu dan menghela nafasnya lega setelahnya.
Lia:
sorry bin minggu ini gue gak bisa|Lia meletakkan hpnya, lalu berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.
Tapi ketika dia baru sampe di depan pintu kamar mandi, hpnya kembali berbunyi. Lia buru-buru mengambil hpnya, ia kira balasan dari soobin.
Tapi ternyata...
Pak Doyoung:
|siang, choi liaMata lia melebar, "anjir pak doyoung !!" Pekiknya kaget.
Untuk beberapa saat lia panik, apa dia ada buat salah lagi ? Apa hukumannya masih belum cukup ? Apa pak doyoung kemarin gak puas dengan makanannya ?
Lia:
siang pak, ada apa ya pak ?|Lia menggigit kukunya gusar, menunggu balasan dari doyoung, "anjir lama banget" gerutunya.
Ketika hpnya bunyi, lia langsung deg-degan,
Pak Doyoung:
|ada titipin dari orang tua saya untuk orang tua kamu. Saya antar kemana ?Lia mengerjapkan matanya beberapa saat, kemudian mengetik sesuatu yang mungkin dia gak sadar.
Lia:
|saya aja yang ke bapak💫
Lia menggerutu pelan ketika sudah berdiri di depan sebuah cafe, bisa bisanya dia yang nawarin diri buat nyamperin doyoung.
Padahal ajakan jalan soobin dia tolak.
Lia memegang erat tali tasnya, menarik nafas dalam lalu melangkah mantap setelah menghla nafasnya.
Lia mengedarkan pandangannya ketika ia membuka pintu cafe, mencari keberadaan doyoung yang katanya lagi disini, "pak doyoung ma-"
Gumaman lia terhenti ketika melihat doyoung. Doyoung yang lagi ngobrol-ngobrol asik sama beberapa cowok, kayaknya sih temen-temennya.
Lia meneguk ludahnya susah, ini sekarang dia harus nyamperin doyoung ? Malu banget lah.
Lia memperhatikan doyoung yang sedang dengan teman-temannya cukup lama. Di meja itu ada sekitar 6 orang termasuk doyoung.
Malu banget.
Lia memejamkan matanya, memantapkan dirinya sebelum akhirnya melangkahkan kakinya mendekat ke arah meja doyoung.
Harapan lia, doyoung akan langsung notice keberadaannya supaya dia gak berdiri awkward bingung mau ngapain.
Ternyata sampai lia sudah berdiri dekat pun doyoung gak notice dia sama sekali.
Malah temen doyoung yang sadar,
"Wehhh siapa nih ?"
Keenam orang itu menoleh menatap lia penasaran dan bingung, kecuali doyoung.
"Oh udah sampe. Kenapa gak telfon saya ?" Tanya doyoung santai tapi tetep dingin.
Lia diam gak menjawab,
"Siapa lo doy ?" Tanya salah satu temen doyoung.
"Mahasiswa" jawab doyoung santai sambil mencari kunci mobilnya.
"Sialan lo mainnya sama mahasiswa ???" Tanya kaget salah satu temen doyoung.
"Kim hanbin, bisa diem gak ?" Tanya doyoung penuh penekanan lalu berdiri, "ke mobil saya, titipannya masih di mobil" kata doyoung sebelum berjalan mendahului lia.
Lia menyusul, sampai akhirnya ketika mereka sampai di mobil doyoung, lia merengut menatap sebuah paper bag yang doyoung keluarkan.
"Nih, kasih ke orang tua kamu" kata doyoung sambil menyodorkan paper bag itu.
"Oleh oleh dalam rangka apa nih pak kalo boleh tau ?" Tanya lia setelah menerima paper bag itu.
"Orang tua saya baru balik dari jepang" jelas doyoung.
Doyoung kemudian melihat jam tangannya, "yaudah, kamu cepat balik kerumah. Sudah malam" kata doyoung.
Lia mengerjapkan matanya beberapa kali, "iya pak" katanya lalu mengeluarkan hpnya untuk memesan ojek online.
Alis pak doyoung mengkerut, "kamu gak bawa mobil sendiri ?" Tanya doyoung.
Lia menggeleng, "mobil saya lagi dipinjam kakak saya pak" kata lia.
Pak Doyoung menghela nafasnya, "yaudah saya yang antar kamu pulang" katanya.
Lia mendelik, "eh gausah pak, saya gapapa kok naik ojol" tolak lia.
Doyoung berdecak, "ini sudah malam sekali choi lia, gak baik perempuan pulang jam segini dengan ojek online"
Lia menatap pak doyoung bingung, "tapi beneran deh saya gapapa naik ojo-"
"Masuk ke mobil saya" kata doyoung tegas sebelum akhirnya dia masuk ke dalam mobil.
Lia yang masih diluar mobil ini menatap pintu mobil doyoung takut. "Masuk engga ya ?" gumamnya bingung.
Sampai akhirnya lia buru buru masuk setelah doyoung mengklakson mobilnya cukup keras, bikin kaget ajax
"Makasih pak" kata lia canggung setelah duduk di dalam mobil pak doyoung.
Doyoung melirik lia sebentar, "iya" jawabnya singkat.
Lia melirik doyoung sebentar, lalu entah datang keberanian darimana, dia bertanya
"Memangnya bapak sudah sembuh ya ? udah bisa nongkrong segala"