awalnya lia pikir kalo doyoung terus terusan berbicara seperti biasa, seperti mahasiswa dengan dosen, lia bakalan ngerasa kaku dan canggung.
ternyata gak sama sekali.
bahkan dengan dengan doyoung selalu memanggilnya 'choi lia' itu bikin lia makin gemes sama dosen itu.
doyoung tetep jadi dirinya sendiri dan lia suka itu.
lia selonjoran di sofa ruang tengah apartemen doyoung sambil nonton tv, sedangkan doyoung yang sedang sibuk dengan urusan kampus itu duduk dikarpet dan bersender pada sofa dengan mata yang fokus pasa layar laptop di meja kecil depan sofa.
"itu nilai kuis kemarin ya ?" tanya lia penasaran, atensinya sekarang ada apa layar laptop doyoung.
"hmmm" deham doyoung mengiyakan.
"liat nilai aku dong" pinta lia semangat.
doyoung sedikit menoleh dan melirik lia, "gak akan" kata doyoung tegas.
lia mencibir lalu tangannya malah terangkat untuk memainkan rambut doyoung, "kalo gitu liat nilainya soobin dong" pinta lia.
lia mendelik ketika doyoung malah langsung menutup laptopnya, "apa sih..." gumam lia ketika doyoung sekarang malah menghadap kearahnya.
"jangan pernah bahas soobin didepan saya" kata doyoung tegas.
lia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya sebuah senyuman terukir di bibirnya, "cemburu ?" tanya lia.
doyoung mengalihkan pandangannya, "tentu engga" kata doyoung.
lia menopang kepalanya, "oh ya ?" tanyanya mengejek.
"iya" kata doyoung.
"terus kenapa sewot ?" tanya lia lagi.
doyoung menatap lia tajam, "karena gak seharusnya mahiswa minta liat nilai ke dosen kayak kamu tadi, apalagi nanyain nilai mahasiswa lain"
lia menaikan alisnya iseng, "mahasiswa dan dosen ? emang iya kita cuma begitu ?"
doyoung mendengus sebal lalu berdiri, "terserah" katanya.
lia terkekeh, "cieee cemburu sama soobin" goda lia.
"terserah" balas doyoung dari arah dapur.
lia beranjak dari sofa dan menyusul doyoung kedapur, "gimana ya reaksi mahasiswa lain, kalo dosen galak a.k.a pak doyoung yang mereka takutin itu ternyata cemburuan ?"
doyoung yang lagi minum air itu melirik lia malas lalu meletakan gelasnya di atas meja, "gak akan ada yang percaya omongan kamu" kata doyoung santai.
alis lia terangkat sebelah, "siapa bilang ? bahkan kata yeji semua anak kelas sadar kalo bapak emang ngetreat aku beda sama mahasiswa lain"
doyoung diam, ia mengerjapkan matanya beberapa kali, "emang....iya...? keliatan sekali ya...?" tanya doyoung.
lia ketawa pelan lalu mengangguk, "kalo yeji gak bilang ke aku, mungkin aku gak bakal punya keberanian buat ngomong sama bapak" jelas lia santai.
"hwang yeji ?" tanya doyoung memastikan.
lia mengangguk,
"ok saya akan kasih nilai tambahan untuk hwang yeji"
"HEHH !!"
💫
udah hampir dua minggu mama irene ngeliat anak perempuannya ini keliatannya bahagiaaaaaaa banget.
bahkan waktu tugasnya banyak sekalipun anak perempuannya itu keliatan tetep bahagia, gak semumet sebelum sebelumnya.
duh mama irene kayaknya harus banyak banyak berterima kasih sama doyoung, eh.
mama irene harus pura pura gak tau.
"banyak tugas ya sayang ?" tanya mama irene setelah masuk ke kamar lia.
lia yang pandangannya ke layar laptop itu noleh sebentar, "udah selesai kok ma" balasnya lalu memutar kursinya menghadap ke mama irene yang duduk dipinggir kasur lia.
"kenapa ma ?" tanya lia.
mama irene menggeleng, "cuma mau ngecek aja, siapa tau kamu mumet atau stress kayak minggu minggu kemarin kan"
lia terkekeh, "udah engga kok ma, santai aja" balas lia.
mama irene ngangguk, "bagus deh, mama ikutan stress kalo kamu stress kayak kemarin" kata mama irene.
lia cuma haha hehe doang,
mama irene senyum, "gimana ?" tanyanya random bikin lia bingung.
alis lia mengkerut, "gimana apanya ma ?" tanya lia.
"pak doyoung" jawab mama irene bikin lia langsunh diem.
diem sediem diemnya.
mampus, harus jawab apa ?
lia meringis, "eung.... yaaa......gitu sih...hmmmm.."
mama irene terkekeh, "hayoo gimana ? kok gak cerita cerita sih sama mama ? cerita dong" cecar mama irene bikin lia makin gelagapan.
"ihh mami ih.... gausah di bahas lah" kata lia pelan.
"kenapa ? kabar bahagia bukannya harus di ceritain ya ? ayo dong cerita, mama kan kepo" pinta mama irene bikin lia makin panik.
"mamaaaaaa ihhhh" gerutu lia.
"udah ih santai aja sama mama, ceritain aja sekarang jelasnya gimana hubungan kamu sama doyoung ?" tanya mama irene.
lia diam sebentar, menimang menimang, jawaban apa yang harus dia keluarkan untuk menjawab pertanyaan mamanya ini.
"yaa.... udah lebih baik sih ma" jawab lia singkat.
alis mama irene mengkerut, "lebih baik gimana ?"
lia menggaruk tengkuknya canggung, "udah lebih jelas gitu deh pokoknya" kata lia gak jelas, tapi walopun begitu mama irene paham betul maksudnya apa.
mama irene senyum, "bagus deh, mama juga suka kok kamu sama doyoung" kata mama irene bikin lia natap mamanya itu kaget.
"y-yang bener ma ?"
mama irene mengangguk,
"kapan kapan ajak ke rumah ya"