don't forget to vote & comment hehe
lia mengelak keras omongan mama irene yang sekarang sedang duduk di pinggir kasurnya, "mama apaan sih ? yakali lia naksir pak doyoung"
mama irene menghela nafasnya, "ya terus ? kamu kenapa nangis semalem ? karena kamu gak tau kan sebenernya perasaan kamu gimana ?"
lia diam sesaat, sebelum akhirnya menggeleng, "lia gak naksir pak doyoung kok...." katanya pelan.
"terus ?" tanya mama irene.
lia menggaruk kepalanya bingung, "ya gak ada terusannya" kata lia asal bikin mama irene berdecak.
"gimana sih li" kata mama irene.
"lia tuh cuma ngerasa pak doyoung itu gak kayak dosen pada umumnya" jelas lia.
"gak kayak dosen pada umunya gimana maksud kamu ?" tanya mama irene.
lia berpikir sebentar, "pak doyoung itu...baik...? lumayan perhatian juga...."
"perhatian gimana maksud kamu ?" tanya irene bikin lia mendengus kesal, "kok mama introgasi aku gini sih ?" tanya lia kesal.
"mama cuma nanya sayang" kata irene.
lia cemberut, "ya perhatian" kata lia pelan, "dia pernah minjemin aku jaket karena baju aku ketumpahan air, pernah nganterin aku pulang juga, ya gitu deh pokoknya ma"
mama irene menghela nafasnya, ia sudah paham.
"yauda deh" kata mama irene lalu berdiri dari duduknya, "mama ngerti"
lia mendongak menatap maminya bingung, "ngerti apa ma ?"
"untuk saat ini kesimpulan mami, pak doyoung mungkin tertarik sama kamu. kalo kamu emang gak mau bales perasaan dia, jauhin aja, bertingkah kayak mahasiswa ke dosen pada umumnya" jelas mama irene, "sebelum nantinya kamu makin nyaman"
alis lia mengkerut, "emangnya siapa yang nyaman sama dia ? tiap sama dia itu lia bawaannya takut" kata lia.
mama irene manatap lia, "bukannya kamu semalem nangis karena bingung sama tingkah mu sendiri ke pak doyoung ?"
lia diam,
"dari tingkah mu kemarin aja udah bisa diliat kalo kamu mulai nyaman sama pak doyoung"
💫
setelah pembicaraan seriusnya beberapa hari yang lalu dengan mama irene, lia jadi selalu merasa gak tenang waktu di kampus.
bawaannya takut ketemu pak doyong.
tiap bertemu doyoung dia selalu menghindar, bahkan ketika dosen itu terlihat akan menyapa dia langsung mengalihkan muka.
bahkan ketika papasan lia juga memilih pura pura gak lihat.
entah karena apa lia juga gak yakin, tapi yang jelas dia cuma dengerin omongan mamanya aja, mungkin omongan mamanya itu benar.
kalo doyoung itu tertarik sama dia.
gr sih tapi lebih baik mencegah kan ?
"duh hari ini pak doyoung" gerutu yeji bikin lia sadar kalo hari ini itu hari senin.
lia mendelik, "anjrit" umpatnya lalu segera merapihkan barang-barangnya.
niatnya sih mau kabur kelas, tapi keduluan sama doyoung udah buka pintu kelas dan nyapa seisi kelas.
"pagi semua" kata doyoung.
lia meringis, untuk beberapa saat dia memilih untuk menatap ke arah lain, daripada memperhatikan doyoung yang mulai menjelaskan materi itu.
tapi ujung-ujungnya, bola matanya malah mengarah untuk menatap dosen itu.
wow, dia cukur rambut.
lia menggeleng kepalanya, menepis isi pikirannya, "bisa bisanya" gerutunya heran.
"kenapa li ?" tanya yeji, lia menoleh ke arah yeji, "hah ? engga" katanya
yeji terkekeh, "dosen kesayangan lo tuh, habis cukur rambut kayaknya deh" ejek yeji bikin lia langsung mendelik.
"dih ngaco" gerutu lia.
"mahasiswa hwang yeji" panggil doyoung bikin yeji dan lia langsung menatap dosen itu, padahal cuma yeji yang dipanggil.
"iya pak ?" jawab yeji.
"kerjakan kedepan nomer 8, kerjakan sebisanya saja" kata doyoung, "baik pak" kata yeji lalu berdiri dan maju kedepan.
lia sama sekali gak mengalihkan pandangannya dari doyoung, ia terus menatap dosen itu sejak dosen itu memanggil yeji tadi.
sampai sepertinya doyoung sadar kalo lia menatapnya terus dari tadi, pandangannya yang semula tertuju ke papan itu kini tertuju pada lia.
mereka saling tatap tatapan untuk beberapa saat, sebelum akhirnya doyoung mengalihkan pandangannya.
lia menghela nafasnya, "kenapa sih gue..."
💫
lia berjalan sendirian kearah parkiran, hari ini dia cukup capek. entah karena apa padahal rasanya sih sama seperti hari senin sebelum sebelumnya.
mungkin karena ia terlalu banyak pikiran.
lia menoleh ketika ada seseorang yang berjalan cepat melewatinya, itu doyoung.
lia mengerjapkan matanya beberapa kali, dia dilewatin begitu saja ?
padahal dia yang harusnya menghindari, tapi kenapa malah dia yang di hindari ?
"pak doyoung" panggil lia.
dosen itu menoleh, "iya, choi lia ?"
lia berjalan mendekat, "bapak gak liat saya ?" tanya lia ketika sudah berdiri beberapa langkah didepan doyoung.
"liat" jawab doyoung singkat.
lia berdecak, dirinya ini kenapa lagi sih ? bukannya niatnya menghindar dari doyoung ? sekarang kenapa malah nyari gara-gara duluan ?
"yaudah pak" katanya lia pada akhirnya lalu berjalan meninggalkan doyoung.
tapi baru beberapa langkah, langkah lia terhenti karena suara doyoung yang kembali berbicara.
"udah puas ngehindarin saya ?"