Pengarangnya lagi kesambet, pengen benerin nih cerita. Akan tetapi, sabar butuh waktu, sembari menunggu. Nikmati alur ceritanya dulu ya.
***
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Profesor Metro mengenai Virus Blek memang benar adanya. Virus tersebut mulai menyebar dan menjangkiti orang-orang yang tinggal di Kota Hinan. Virus itu hanya menjangkiti penduduk Hinan saja dan dia saat ini sedang berada di sebuah tempat yang jauh dari Kota Hinan. Untuk itu Profesor Metro menugaskan tim Detektif Fikfan untuk mencari dan membawa Virus Blek tersebut di hadapannya untuk ia musnahkan.
Virus ini sangatlah bahaya, seperti yang diungkapkan oleh profesor, dia dengan girangnya menebar pesonanya ke setiap manusia. Virus Blek sangatlah kecil dan tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, tetapi masih saja Virus Blek nekat untuk mendekati manusia dan memamerkan kesempurnaannya.
Sama seperti umumnya, Virus Blek merupakan makhluk hidup yang bersifat parasit. Ia akan mati jika seseorang yang ia tumpangi mati. Namun, di sini kami tidak tahu siapa orang yang ada di balik ini semua.
Profesor Metro memberikan ciri-ciri dari Virus Blek tersebut sebelum kami berangkat mencari keberadaannya. Virus tersebut berbentuk elips, berwarna hijau, memiliki satu mata yang kecil, memiliki ekor yang pendek berwarna merah. Setelah mengetahui ciri-ciri dari virus tersebut, kami tim detektif berusaha menahan tawa, tetapi usaha tersebut gagal.
Virus itu mungkin seperti badut, memiliki warna yang seperti pelangi dan tidak ada sedikit pun yang menyeramkan jika dibayangkan. Virus yang satu ini sangat berbeda dari tugas mencari virus yang sebelumnya, biasanya kami menjumpai virus yang memiliki tubuh dan warna yang membuat musuh menjadi ketakutan.
"Apa tidak salah Profesor Metro menugaskan kami mencari virus tersebut?" tanya Alex dengan ragu.
"Tidak! Kalian berdua jangan main-main dengan virus yang satu ini! Virus ini sangat kuat dan mempunyai satu jurus yang bernama kill untuk membunuh musuhnya."
"Tapi, dari ciri-ciri yang profesor sebutkan tadi, sepertinya virus tersebut tidak berbahaya," bantahku, meremehkan tugas yang kali ini diberikan oleh Profesor Metro. Biasanya aku selalu siap siaga dengan tugas mencari virus. Namun, untuk kali ini tidak tertarik sama sekali dan tidak tertantang dengan virus itu. Awalnya aku mau menolak tugas ini, tapi profesor akan marah dan tetap menyuruh untuk mengerjakan tugas yang ia berikan.
"Menurutku, Virus Blek itu memiliki fisik yang sangat sempurna."
"Hah! Sempurna!" tegasku dengan Alex bersamaan.
"Iya sempurna. Karena tubuhnya yang tidak menyeramkan membuat musuhnya meremehkan kemampuan yang ia miliki. Saat musuhnya dalam keadaan tanpa persiapan, langsung saja ia menembakkan jurus kill tersebut. Apalagi dalam hitungan menit jurus tersebut langsung menyebar dan musuhnya pun mati."
"Profesor sudah mengetahui kelemahannya?" tanya Alex.
"Belum. Aku hanya baru tahu caranya ia menaklukkan musuhnya. Maka dari itu, sambil menunggu kalian mendapatkan virus itu, aku akan mencari tahu kelemahannya juga sembari membuat vaksin untuk penduduk," sahut Profesor Metro.
"Baik, Profesor Metro kami berdua siap untuk menjalankan tugas." Aku dengan Alex segera berdiri serta membungkukkan badan untuk memberi tanda penghormatan.
Kami berdua langsung keluar menuju ruangan ganti. Kami memakai pakaian yang mirip seperti ninja. Kami juga tidak lupa memakai topi dan membawa sebuah tas berukuran sedang yang berisi alat-alat untuk membantu dalam menjalankan tugas dari Profesor Metro.
Setelah selesai berganti pakaian, kami berdua langsung berlari melewati gang-gang kecil untuk sampai di jalan raya. Markas tim detektif memang sedikit jauh dari keramaian kota. Apalagi markasnya memang dibuat tidak terlihat oleh mata manusia biasa. Profesor Metro melapisi markas tim Detektif Fikfan dengan sinar plang. Oleh karena itu, hanya kami berdua saja yang bisa melihat dan masuk ke markas tersebut. Untuk masuk ke markas, kami juga harus menggunakan sandi rahasia, jika saja sandi tersebut lupa kami tidak akan bisa masuk dan meminta tolong Profesor Metro untuk membuatkan sandi yang baru.
***
Sekitar dua tahun yang lalu pernah aku lupa dengan sandi untuk masuk ke markas. Padahal waktu itu kondisinya sedang darurat dan Profesor Metro memanggil kami berdua untuk datang ke markas untuk menjalankan tugas darinya.
Aku dengan tergesa-gesa mengucapkan sandi di hadapannya mals. Mals itu adalah sebuah sistem yang berfungsi sebagai jalan masuk keluarnya tim Fikfan dengan melalui sandi yang sudah terprogam dan dipantau oleh Profesor Metro. Sekali saja kita salah mengucapkan sandi, sandi yang lama tidak akan berfungsi kembali dan harus diganti dengan sandi yang baru.
Aku dengan perasaan takut mencoba menghubungi profesor dan memberitahu tentang masalah yang sedang dihadapi kepadanya. Tentu saja, Profesor Metro yang galak itu marah-marah karena kecerobohan yang telah aku perbuat. Sekitar dua menit lamanya, aku bisa masuk menggunakan sandi yang baru. Tugas ini sangat penting, jadi Profesor Metro menunda kemarahannya dan segera membicarakan topik tentang mumi yang waktu itu sedang menjadi masalah di Kota Hinan.
Mumi yang menjadi masalah tersebut berhasil kami tangkap dengan kurun waktu selama dua puluh lima hari saja. Aku kira dengan keberhasilan tugas menangkap mumi bisa membebaskan diriku dalam masalah tentang sandi markas waktu itu. Namun, nyatanya tidak. Profesor Metro dengan kejam memberikan hukuman dengan cara meneliti keadaan Laut Smika dan memperbaiki kerusakan bawah lautnya dengan seorang diri tanpa ada bantuan dari siapa pun. Hukuman tersebut harus aku jalani selama satu bulan.
Padahal hanya sebuah sandi yang bisa diganti dengan yang baru. Namun, hukumannya sangat berat dan menyiksa. Ingin sekali aku memberontak meminta keringanan kepada Profesor Metro. Namun, hal tersebut tidaklah mungkin, dilihat dari koleksinya yang berbau dengan alam, seperti hewan yang besar dan sudah punah bisa saja ia bangunkan dan menyerangku jika dengan lantangnya menolak perintah darinya.
Awalnya aku juga tidak ingin bergabung dengan tim yang aneh seperti ini. Namun, dengan tiba-tiba, saat bangun dari tidur, diriku sudah ada di Markas Fikfan. Aku bergabung dengan markas ini sekitar lima belas tahun yang lalu. Profesor Metro yang waktu itu masih muda dengan jenggot panjang lebat berwarna hitam dan kulit putih lencang belum keriput seperti sekarang ini berdiri di hadapanku.
Aku masih ingat sekali, awal-awal aku diperintah untuk memperkenalkan nama di hadapannya Profesor Metro bersama anggota Fikfan yang lain. Sebenarnya anggota Fikfan itu banyak, sekitar tiga puluh orang yang bergabung. Namun, banyak juga yang gagal dalam menjalankan tugas kemudian mereka mati dan hanya tersisa aku dengan Alex. Pernah aku bertanya kepada Profesor Metro mengenai alasan ia tidak mencari anggota lagi, tetapi jawabannya tidak. Katanya karena untuk mengurus diriku saja ia sudah kewalahan. Sungguh, jawaban yang tidak ingin aku dengar dan sangat menyesal bertanya tentang hal itu kepadanya.
"Halo, namaku Fank." Terlihat kaku dan perkenalan itu ingin aku buang jauh-jauh dari masa laluku. Apalagi terlihat dari raut wajah mereka menahan tawa yang berada di markas karena menyaksikan diriku memperkenalkan nama di hadapan mereka.
"Halo Fank. Selamat datang." Profesor menyambut hangat kedatanganku dan membuat anggota yang lain memberikan selamat dan doa agar aku bisa melaksanakan tugas dengan baik. Awalnya aku pikir Profesor Metro adalah seseorang yang baik dan sabar. Semakin lama sikapnya berubah dan ia menjadi seseorang yang sangat galak dan tegas.
***
Halo gaes, jadi karena cerita ini sebenarnya hancur dalam segi PUEBI. Namun, karena saya sayang, maklumlah ya cerita pertama. Maka dari itu, pengen direvisi pelan-pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Absurd[COMPLETE]
FantasyFank manusia konyol yang mencoba untuk berpetualangan mencari virus blek. Satu persatu temannya hilang ditelan semesta. Bukan hanya itu, Fank yang niat awalnya ingin membunuh virus blek malah mengurungkan niatnya itu. Dalam perjalanannya Fank bukan...