Happy Reading 💙
Ada penulisan yang kurang tepat, selagi masih bisa dibaca. Silakan dibaca!
***
Setelah sekian lama berteriak dan tidak ada sahutan maka aku memutuskan untuk segera mencarinya. Kali ini bukan dengan bantuan alat, melainkan dengan logika. Menurut ilmu yang aku dapatkan dari kakek yang mempunyai penginapan waktu itu bahwa Virus Blek bisa dikalahkan jika dia memang benar dibuat oleh seorang manusia. Dia dikalahkan dengan cara, aku harus membunuh si pembuatnya yang tak lain adalah Profesor Jay.
Segera saja aku menuju markas Pak Zak yang ada di Kota Chaya. Sebenarnya aku enggan untuk kembali ke sana. Bukan karena takut, tetapi di sana tempat Alex pergi untuk selamanya. Ya, mereka membunuh Alex dengan sangat tidak pantas. Namun, ini harus aku lakukan dan melenyapkan mereka berdua adalah pilihan yang tepat. Manusia jahat memang pantas untuk menerima ini semua agar Kota Hinan akan kembali tenang seperti dahulu sewaktu aku kecil.
"Kamu pasti bisa menyelesaikan tugasmu yang ini, Fank," kataku pada diri sendiri agar rasa semangat kembali membara.
**
Aku sudah berada di depan markas para penjahat tersebut. Ya, mereka berdua terutama Profesor Jay tidak mempunyai hati barang secuil. Kemudian, aku menengok ke arah kanan yang di mana itu adalah tempat Alex meninggal. Tanpa disuruh, muncullah tekad yang kuat untuk segera bertemu dan menghancurkan hidup mereka.
Aku berlari menuju pintu dan menendangnya sampai pintu tersebut rusak. Kali ini, emosiku sudah meluap-tangan mengepal dengan kuat-tatapan yang tajam dan hati yang memanas. Mereka berdua harus lenyap di tanganku. Apa pun yang terjadi, jangan sampai mereka berdua selamat hari ini.
"Selamat datang, Fank yang tidak berguna anak buah Metro. Akhirnya kamu menyerahkan nyawamu dengan sendirinya. Ha! Ha! Ha!" cemoohnya yang membuat emosiku semakin memuncak.
"Diam bodoh!" umpatku sembari mengeratkan genggaman, "tutup mulut kamu Zak! Dasar orang tak punya hati!"
"Wah, ada kemajuan rupanya. Kamu sudah berani memanggil diriku dengan Zak begitu saja," kata Pak Zak sambil bertepuk tangan dan melangkah mendekat ke diriku. Kemudian, aku membalasnya hanya dengan sebuah senyuman mengejek dan bola mata biruku menunjukkan tatapan mematikan."Kamu pikir aku ngga berani apa, ha?! Setelah semua kejadian yang aku alami atas ulahmu dengan Jay bejat itu. Kalian sudah melenyapkan nyawa Alex dan apa itu masih kurang karena aku belum mati di tangan kalian?!" tanyaku sembari melangkah ke hadapannya Pak Zak.
Dia tersenyum licik dan berkata, "Belum, aku belum puas hanya membunuh satu anak buah Metro. Sebentar lagi kepuasan tersebut akan datang, tunggu saja, Fank. Metro akan lebih sedih mendengar dirimu telah tiada. Ha! Ha! Ha!"
"Kamu takut? Mukamu sudah menunjukkan bahwa kamu sudah takut, Fank," ejeknya dan aku langsung memukul perutnya dengan sangat keras. Aku mengulangi pukulan tersebut sampai dia menghentikan senyum liciknya dan mengganti dengan raut kesakitan.
"Diam kamu pembual! Aku tidak pernah takut denganmu." Aku segera melawan Pak Zak tanpa senjata satu pun. Aku tidak peduli bahwa Pak Zak akan mengeluarkan senjatanya dan menyerang. Aku yakin bahwa hari ini kemenangan akan datang.
Sekarang giliran Pak Zak yang menyerang diriku. Dia menghantam pipi kananku sampai mengeluarkan darah dan menimbulkan nyeri. Kemudian, aku tertawa hebat sebagian pelepas rasa sakit. Mendekat ke Pak Zak dan satu pukul mendarat ke mata kirinya. Pak Zak akhirnya hilang kendali. Namun, dia tidak menyerah malah semakin menjadi-jadi. Seolah-olah perkelahian yang sebenarnya akan di mulai.
Kemudian, para penjaga yang ada di markasnya segera menyerang diriku karena telah mendapat perintah dari Pak Zak. Hal ini sudah bisa aku prediksi sebelum perkelahian dimulai. Tampaknya Pak Zak sudah mengetahui maksud kedatanganku untuk mencari Profesor Jay. Mungkin dia ingin memberitahu kepada Profesor Jay dan menghindar dari diriku.
Untuk menghabisi semua penjaga ini, aku akan menggunakan sebuah bom yang bernama xying. Jika aku melawan dengan tangan kosong, itu sangat membuang waktu. Kemudian segera saja kulempar bom tersebut ke arah semua penjaga dan bom tersebut langsung meledak. Tanpa menunggu mereka mati, aku segera masuk mencari Pak Zak dengan Profesor Jay.
Aku segera menuju ke lantai atas. Banyak sekali penjaga yang menghadang, tetapi langsung aku terobos dan melempar mereka dengan bom. Setelah sampai di atas, aku segera masuk ke ruangan yang ada di sini. Namun, sial, mereka berdua tidak ada. Kemudian, ada salah satu ruangan yang jendelanya terbuka. Ya, ruangan tersebut tempat penyimpanan persenjataan dan aku dengan Alex pernah kabur lewat ruangan ini.
Jendela tersebut segera aku cek. Di bawah ada bekas kaki yang menunjukkan bahwa mungkin mereka berdua memang kabur lewat jendela. Namun, aku mendengar suara Pak Zak yang semakin mendekat ke arah tempat berdirinya diriku. Tanpa menunggu lama, Pak Zak kembali hadir di depanku.
"Di mana Jay sekarang?" tanyaku saat melihat Pak Zak sudah berada di ambang pintu.
"Jay tidak ada di sini," jawab Pak Zak dengan raut wajah santai. Matanya yang terkena pukul olehku juga belum sembuh dan masih sembap.
"Untuk apa kamu berbohong lagi Zak? Aku yakin Jay ada di sini dan pasti sekarang ia sudah pergi. Sudahlah cepat katakan saja, aku tidak banyak waktu untuk meladeni dirimu." Aku tertawa licik.
"Sudahlah Fank daripada kamu hanya berbasa-basi saja, lebih baik aku musnahkan saja kamu." Pak Zak berjalan pelan dengan senyuman liciknya yang tak pernah tertinggal.
Pak Zak mengeluarkan pisau dari saku celananya. Mengangkat pisau tersebut dengan perlahan dan mengarahkan ke diriku. Ya, lebih tepatnya ke arah jantung. Aku tetap tenang, memperhatikan gerak-geriknya yang sangat jelas bisa dikalahkan.
Aku memutar tangannya yang memegang pisau ke belakang, lalu mengambil pisau tersebut. Setelah itu aku mencoba memojokkan Pak Zak dan membenturkan kepalanya ke tembok dengan keras. Kemudian Pak Zak mencoba melawan, tetap karena kondisinya yang sangat menyakitkan dia langsung terjatuh lemas.
"Cepat katakan, di mana Jay sekarang?!" tanyaku yang hanya dijawab oleh sebuah gelengan.
"Katakan atau aku akan membunuhmu," ancamku.
"D-dia ada di ... Hutan Selatan Kota Chaya. Jay ingin segera menuju ke dunia awan," kata Pak Zak lemas. Aku yang melihat dirinya sudah tidak berdaya langsung menusuk jantungnya hingga dia meninggal.
**
Aku sudah sampai di hutan. Kemudian segera saja menuju ke tempat yang fi mana aku keluar dari dunia awan. Terlihat dari kejauhan ada seorang manusia yang sangat aku yakini bahwa itu adalah Profesor Jay. Sepertinya dia akan segera menuju ke dunia awan karena sudah ada terowongan transparan tersebut. Untuk mencegah dirinya, aku segera melempar beberapa batu sebagai penarik perhatian dari Profesor Jay.
Profesor Jay berbalik dan celengokan mencari asal batu yang terkena dirinya tadi. Lalu, setelah beberapa menit ia melihat ke kanan kiri, akhirnya ia mulai melangkah menuju terowongan. Namun, aku lagi-lagi melempar batu ke arahnya. Sepertinya dia tidak menghiraukan batu tersebut, jadi aku memutuskan untuk melempar dan mengenai tepat di kepalanya. Profesor Jay berbalik dengan raut wajahnya yang menahan sakit.
***
Thanks buat yang udah baca, see you. Vote dan kommennya jangan lupa biar aku tambah semangat aja :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Absurd[COMPLETE]
FantasyFank manusia konyol yang mencoba untuk berpetualangan mencari virus blek. Satu persatu temannya hilang ditelan semesta. Bukan hanya itu, Fank yang niat awalnya ingin membunuh virus blek malah mengurungkan niatnya itu. Dalam perjalanannya Fank bukan...