Hai! Setelah sekian lama tak jumpa, akhirnya Alhamdulillah aku dapat update kembali :) Ada yang kangen dengan kisah ini? Apa masih penasaran?
Happy Reading 🙃
Aku sudah sampai di Hutan Pelangi. Siap untuk bertaruh nyawa dan berpikir kritis. Memulainya dengan sendirian tanpa bantuan siapa pun. Mereka, teman-temanku hanya akan mengantar saja. Selepas itu, mereka semua akan pergi dan menyelesaikan urusannya masing-masing. Inilah yang tidak aku suka, perpisahan di saat rasa nyaman sudah melekat. Namun, tak apalah, mereka berhak melanjutkan kehidupannya dengan tenang tanpa memikirkan masalahku lagi.
"Fank!" panggil Key dengan nada rendah sambil menepuk pundakku.
"Ingat, Fank! Ini perjalanan yang serius, bersikap dewasalah kamu!" tegas Nez yang membuat diriku tersenyum lebar. Sikapku memang seperti bocah yang masih berumur lima belas tahun. Namun, kali ini sikapku akan berubah menjadi seorang lelaki yang dewasa.
"Senang sekali bisa bertemu denganmu kawan! Aku harap kita bisa bertemu kembali. Ingat jika suatu saat kamu sudah bisa menyelesaikan tugasmu, kembalilah ke sini bersama kami," ucap Jim yang membuat diriku merasa takut untuk berpisah dan memulainya dengan sendirian.
"Terima kasih kawan, kalian selalu mendukung diriku. Aku akan terus mengingat kalian. Jika pun nanti aku tidak sempat ke sini, tolong datanglah ke kota Hinan dan menemuiku. Setelah itu jitaklah kepala ini," kataku yang dibalas dengan sebuah pelukan persahabatan. Rasanya sangat hangat sekali, aku baru saja ingin menikmati kehangatan ini, tetapi tugas tidak boleh terbengkalai. Ini menyangkut semua nyawa orang.
"Fank," ucap Nez pelan, "hati-hati ya."
"Tenang saja, aku akan keluar dari sini dengan membawa kabar gembira untuk kalian, yasudah, sana kalian pergi. Katanya mau melanjutkan perjalanan."
"Sekali lagi, hati-hati, Fank. Semangat terus!" Aku mengangguk dan memberikan mereka sebuah senyuman termanisku. Ah, mereka teman yang baik.
Mereka bertiga segera berbalik badan dan melangkah pergi. Aku masih berdiri mematung sambil melihat mereka yang semakin lama semakin menjauh. Ingin sekali kuberteriak meminta mereka agar tidak pergi. Namun, itu tidaklah mungkin. Sekarang aku berbalik badan dan mulai melangkah memasuki hutan ini. Sebuah hutan yang menjadi kunci dari semuanya ini.
Kali pertama aku masuk ke hutan ini. Rasanya tampak berbeda. Entah itu dari segi suasana yang hening dan hutan yang begitu aneh. Pohon-pohon yang daunnya dan buahnya muncul di batangnya yang tumbuhnya begitu lebat. Di atas sana hanya ada sebuah kayunya yang menjulang tinggi, tetapi seperti pohon mati yang tidak mempunyai daun di atas sana.
Aku mulai berjalan lebih cepat. Berkeinginan untuk segera mendapatkan sebuah pilihan. Kemudian, memilihnya dan menjalani masalah yang akan datang nanti di depan. Aku segera ingin keluar dari sini. Ingin menyelamatkan kota Hinan dan menangkap virus tersebut.
Berapa lama aku akan berada di sini? Apa hanya satu minggu saja? Entahlah, sepertinya kisah seseorang itu cukup panjang. Mungkin aku pun akan mengalami hal yang sama. Walaupun tidak ada seseorang di sini yang membantu diriku. Namun, buku yang diberi kakek ini sangat membantu. Aku hanya tinggal berpikir dan semuanya akan tampak baik-baik saja.
Dipikir-pikir, jika aku bisa menentukan sebuah pilihan yang tepat itu bisa membuatku selamat dari sini. Intinya aku harus selalu mengikuti petunjuk dari seseorang ini. Jika seseorang itu mati, maka dia tidak akan menulis sebuah informasi penting mengenai hutan ini di buku. Apalagi bukunya bisa sampai di rumah kakek.
Mungkin kalian tidak menyadari bahwa hutan ini memang unik. Siang menjadi malam, berjalan menjadi terbang, lemah menjadi kuat, dan masih banyak yang lainnya. ( halaman 6)
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Absurd[COMPLETE]
FantasyFank manusia konyol yang mencoba untuk berpetualangan mencari virus blek. Satu persatu temannya hilang ditelan semesta. Bukan hanya itu, Fank yang niat awalnya ingin membunuh virus blek malah mengurungkan niatnya itu. Dalam perjalanannya Fank bukan...