19

12 3 0
                                    


Happy Reading

***

Aku kembali berjalan tanpa menghiraukan perkataan seseorang tersebut. Melangkah perlahan tanpa arah yang pasti. Hanya jalan ini yang menjadi sebuah petunjuk arah. Di hatiku hanya ada sebuah keinginan yaitu ingin cepat keluar dari sini. Rasanya hutan ini perlahan mulai menyempit saja. Pohon-pohon yang tadinya berada jauh dariku, kini mulai mendekat.

Aroma bunga mawar yang tumbuh di sekitar jalan ini sangat tercium wangi hingga memabukkan. Kepalaku mulai pusing untuk memikirkan semua hal ini. Rasa semangat yang membara kemarin, kini mendadak menghilang. Saat ini aku hanya butuh rasa semangat agar semua cepat terselesaikan. Berada di hutan aneh ini sendirian dan tanpa diberi tahu kapan kita untuk keluar adalah hal yang sangat menyedihkan.

Namun, hatiku cukup lega. Pasalnya jalan yang dilalui ini adalah jalan pintas. Mendapatkan kunci dimensi tersebut, lalu bertemu dengan Virus Blek dan semuanya akan kembali seperti semula. Hidup bukan hanya berangan-angan tetapi harus dijalani. Aku harus bangkit. Sepertinya meminum sedikit air putih bisa menyegarkan pikiran.

**

Jalan ini mempunyai pintu yang entah berapa banyak jumlahnya. Aku sudah melewati dua pintu. Untuk mencari informasi lagi, segera saja membuka buku petunjuk dan membacanya sambil duduk di bawah pohon dengan tiupan angin yang segar. Sebenarnya buku ini sangat tebal. Namun, kata kakek hanya ada beberapa saja informasi mengenai hutan ini.

Jalan panjang ini ternyata mempunyai sebuah pintu yang mana pintu terakhir adalah jalan menuju alam lainnya. Aku di jalan ini melewati sepuluh pintu. Percaya atau tidak, jika melewati jalan ini dengan perasaan yang bahagia semuanya akan cepat dilalui dan ternyata besok aku sudah keluar dari sini. ( halaman 31)

Berarti aku hanya melewati lima pintu saja. Iya, itu pun tidak pasti, tetapi bisa jadi jalan yang aku lewati lebih cepat daripada jalan itu, batinku.

Tiba-tiba aku merasakan kantuk saat membaca buku ini. Sekuat mungkin melawan, tetapi sungguh tidak bisa. Sepertinya aku harus tertidur sebentar di sini. Dalam sekejap aku sudah berada di alam mimpi dan melupakan masalah yang sedang dihadapi.

**

Aku mulai membuka mata-menguap-menggeliat hingga sendi mulai bersahutan satu sama lain. Mengedarkan pandangan sambil berharap bahwa aku sudah keluar dari hutan. Namun, itu tidaklah mungkin, semuanya harus butuh perjuangan. Saat aku menunduk, betapa terkejutnya melihat sebuah buku yang sangat berharga itu hilang.

"Ah, sial!" umpatku sambil memukul pohon hingga tanganku mengeluarkan banyak darah.

"Ceroboh, aku sungguh ceroboh!Bagaimana aku bisa melanjutkan perjalanan ini tanpa sebuah buku yang amat penting itu? Apa aku menyerah saja?!" ucapku dengan pasrah. Tiba-tiba muncul suara yang membuat hatiku tambah gelisah.

"Fank, kamu telah memilih jalan pintas. Jika kamu masih menggunakan buku petunjuk itu sangat tidak adil dalam perjalanan ini. Jangan ada kecurangan dalam permainan!"

"Oke, siapa takut!" Aku segera berjalan dengan penuh semangat. Di hati hanya ada satu tujuan yang membuat diriku semangat untuk melanjutkan perjalanan ini tanpa buku petunjuk.

Hambar, aku telah melewati keempat pintu ini dengan perasaan hambar. Rintangan tidak muncul untuk menguji diriku. Padahal mendapatkan rintangan dalam perjalanan ini adalah sebuah hal yang menyenangkan. Walaupun banyak luka nantinya, tetapi yang membekas adalah sebuah pengalaman.

Mendadak angin berembus kencang. Mencabut pepohonan hingga bertumpuk menjadi satu di samping kananku. Pandangan hanya menangkap sebuah tanah yang berkumpul memutar-mutar karena sang angin. Lebih menyebalkan lagi, percikan tanah tersebut masuk ke mata. Perih, tentu saja. Namun, aku bukanlah seorang lelaki yang sangat lemah.

Suasana kacau tersebut seketika mendadak berhenti. Diganti oleh suasana yang sangat menentramkan. Aneh, ini memang benar-benar aneh. Kemudian, muncul sebuah rusa raksasa yang berjalan menghampiri tempatku berdiri. Aku masih mematung dan berpikir positif agar suasana hati tak terlalu kacau.

Rusa tersebut mulai menunduk tepat di harapanku. Ternyata di tanduknya terdapat sebuah kertas yang berisi sebuah perintah untuk jujur. Sepertinya, aku akan segera keluar dari sini. Kebahagiaan mulai menumbuhkan rasa semangat.

Kertas tersebut berisi perintah 'Ikuti rusa yang datang kepadamu. Rusa tersebut akan mengajak dirimu untuk melihat sebuah tempat yang berisi kejujuran'. Langsung saja aku mengekori si rusa dengan harapan bahwa tidak akan ada masalah kembali.

***
Aku sudah berada di tempat yang dimaksud oleh sang penyampai pesan tersebut. Aku tadi masuk ke sebuah lubang yang lumayan besar dan seketika langsung berada di tempat yang indah ini. Percaya atau tidak, banyak sekali sebuah dedaunan yang membentuk menjadi sebuah pertanyaan.

Aku berada di garis awal. Pertanyaan tersebut berada di atas. Aku hanya membaca dan menjawab pertanyaan kejujuran tersebut dengan lantang. Sampai ada seseorang yang memberi sebuah tanda bahwa itu benar. Aku mendapat informasi tersebut dari balik kertas yang dibawa oleh rusa.

Bayangkan bahwa kamu ini seorang pencuri. Di Desa Kenari sedang banyak orang kelaparan. Mereka hanya mempunyai satu-satunya orang yang dapat membantu, yaitu kamu. Padahal yang membuat orang tersebut kelaparan adalah kamu. Kamu telah mencuri makanan mereka. Apa yang akan kamu lakukan?

***

Thanks yang udah baca, see you

Detektif Absurd[COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang