Happy Reading 💙
***
Aku dengan Profesor Metro segera menyantap sapi panggang. Hari ini cuacanya sedikit mendung dan berangin. Namun, itu tidak akan memadamkan rasa semangat untuk pergi mencari bunga beracun. Lalu, aku teringat dengan perkataan seseorang itu waktu di Hutan Pelangi. Ada poin yang tertukar di antara kedua pilihan dan sekarang aku sudah menemukan poin tersebut, yaitu bertemunya aku dengan ayah.
Saat panggang memang sudah biasa menjadi makananku setiap hari. Namun, pagi ini sapi panggang menjadi makanan yang spesial. Ditemani oleh seseorang yang selama ini aku pikir sudah tiada. Ya, inilah akhir dari perjuanganku dalam mencari orang yang paling dicintai yaitu ayah dan ibu.
Di saat kami sedang menikmati makanan, tiba-tiba ada suara kaca pecah. Aku dengan Profesor Metro saking menatap dan bergegas menghampiri Virus Blek. Kami takut jika Virus Blek terlepas dan kabur dari markas.
Semua yang kami takutkan akhirnya terjadi juga. Virus Blek berhasil memecahkan kaga tersebut sampai semuanya hancur. Lalu dia mencoba menyerang kami. Aku segera menyuruh profesor untuj menjauh dan meladeni dirinya yang ingin bertarung. Sepertinya dia sangat marah dengan alasan yang aku tidak tahu
Kemudian, profesor segera berlari menuju ruang persenjataan dan kembali dengan membawa banyak sekali senjata. Profesor mulai menyerang virus tersebut dengan penuh semangat. Alat-alat yang sangat canggih tersebut ia berikan ke aku. Lalu kami berdua saling bekerja sama untuk mengalahkan si virus.
Tubuh si virus semakin lama semakin membesar. Ia seperti ingin meledak karena kelebihan cairan. Profesor yang melihat kejadian ini langsung menurunkan senjata dan menatap Virus Blek dengan keheranan. Namun, aku masih mengangkat senjata sebagai sikap persiapan jika nanti dia menyerang.
Profesor Metro bergegas pergi meninggalkanku, lalu ia menuju ke ruangannya. Sepertinya Profesor melihat tanda-tanda lain dari Virus Blek. Kemudian, tidak terlalu lama profesor datang dengan membawa sebuah cairan berwarna biru.
"Fank, kamu harus cepat berangkat mengambil bunga beracun itu sekarang. Kita tidak punya waktu yang banyak," ucap profesor yang membuat diriku semakin kebingungan dan keheranan. Aku tidak akan mungkin meninggalkan profesor sendirian dengan keadaan seperti ini, walaupun kekuatan profesor lebih besar dariku. Namun, tetap saja aku mengkhawatirkannya karena dia adalah guru sekaligus ayah.
"Lalu bagaimana dengan Virus Blek, Prof? Apa dia tidak apa-apa?" tanyaku sembari mendekat ke Profesor Metro.
"Sudahlah aku bisa mengatasi ini semua. Sekarang yang terpenting kamu harus cepat mengambil bunga itu," tegas Profesor Metro. Aku segera meraih tas detektif dan keluar dari markas.
Aku segera berlari menuju Hutan Selatan Kota Chaya. Aku tidak yakin bisa sampai di tempat tujuan selama setengah hari. Hutan Jajas itu sangat jauh. Aku harus melewati desanya Key dan Jim lalu melewati rumahnya Nez baru sampai di sana. Namun, bisa atau tidak aku harus dapat mengambil bunga tersebut.
Apalagi aku sudah berulang kali melewati hutan ini. Rasanya sangat bosan dan dari tugas-tugas yang sebelumnya inilah yang paling membuang waktu. Ah, iya aku jadi teringat dengan tulisan yang ada di kertas waktu itu. Memang benar, aku ini berjalan di jalan yang panjang.
**
Saat aku melewati desanya Key dan Jim terlihat banyak sekali kekacauan. Ingin rasanya mencari tahu permasalahan di sini, tetapi tujuanku ini lebih penting. Lagian, Key dan Jim ke mana sampai-sampai desanya bisa terjadi kekacauan itu. Jika saja aku bisa bertemu dengannya pasti dia akan bahagia karena Profesor Jay sudah tertangkap.
Namun, dari yang aku lihat banyak sekali perampok yang melukai penduduk ini. Aku segera mendekat dan menolong orang yang sudah lemah. Lalu aku bertarung sebentar sebelum meneruskan perjalanan. Pertarungan dengan beberapa perampok ini sangat melelahkan, karena perampok tersebut juga sangat kuat. Setelah aku melihat beberapa orang yang bisa melawan perampok ini maka segera saja aku pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Absurd[COMPLETE]
FantasyFank manusia konyol yang mencoba untuk berpetualangan mencari virus blek. Satu persatu temannya hilang ditelan semesta. Bukan hanya itu, Fank yang niat awalnya ingin membunuh virus blek malah mengurungkan niatnya itu. Dalam perjalanannya Fank bukan...