Selagi masih bisa dibaca silakan dibaca, proses revisi mulai berjalan!
Happy Reading 💙
**
Ada sebuah bebatuan yang tersusun rapi di seberang kuberdiri. Segera saja menghampiri tempat itu dan ternyata inilah pintu menuju si virus. Ada sebuah ciri-ciri yang sama yang Alex katakan, yaitu sebuah ucapan 'Selamat datang Fank' di bebatuan. Kunci yang diberi oleh Alex segera kumasukkan dan terbukalah pintu dimensi yang terbuat dari rumput kering.
Kudorong perlahan pintu itu. Sebuah hal unik yang ada di dunia tempatnya si virus dapat membuat diriku melongo karena takjub. Tempat ini dipenuhi oleh sesuatu hal yang bentuknya mirip awan. Bisa dibilang bahwa ini dunia awan. Kemudian ada sebuah daun yang terbang menuju ke arahku.
"Fank, makanlah daunnya! Daun itu adalah peganti oksigen, jadi selama kamu berada di sini, kamu tidak akan khawatir kekurangan oksigen," perintah seseorang yang entah di mana wujudnya. Aku mengambil daun itu dan memakannya. Daun-berwarna putih, kecil, dan memanjang-rasanya pahit lebih ke getir.
Aku mengeluarkan vrep dari tas. Salah satu alat ini sangat menjadi pahlawan saat mencari keberadaan sebuah benda yang kecil atau virus. Vrep adalah sebuah alat seperti kacamata, tetapi dalam melihat ia lebih tajam. Alat ini memang harus dibawa saat menjalankan tugas untuk mencari virus.
Aku mencoba berjalan ke arah utara. Di sini tidak ada tanda-tanda bahwa makhluk lain hidup. Mungkin itulah alasannya Virus Blek betah tinggal di sini, karena tempatnya indah dan sunyi. Aku kembali berjalan ke timur, hasilnya tidak mengecewakan, Virus Blek tersebut dapat aku temukan.
Semua ciri-ciri yang dikatakan oleh Profesor Metro waktu itu memang benar. Dia tampak lucu dari semua virus yang pernah aku temui. Namun, aku tidak boleh terkecoh oleh fisik yang bisa melumpuhkan lawan. Saat tanpa persiapan aku lebih mudah untuk mati karena terkena jurus kill.
Virus Blek mulai melayang saat melihat keberadaanku. Sepertinya dia sudah mengetahui maksud kedatanganku, yaitu untuk menangkap dirinya. Dia langsung menuju ke sebuah tempat yang sepertinya sudah dilindungi oleh pelindung yang amat bahaya jika ada yang ingin masuk kecuali si virus.
"Tunggu." Aku mengeluarkan Krex-alat untuk menangkap virus. Ktemu adalah sebuah jaring yang sangat kecil. Namun, sayang krex meleset dan virus itu berhasil masuk.
"Kalau berani, ayo keluar kamu!" seruku dan virus itu tidak keluar.
"Aku tidak akan meladeni orang yang sepertimu. Buang-buang waktu saja." Aku terkejut saat mengetahui bahwa Virus Blek bisa berbicara. Sepertinya Virus Blek dibuat oleh seorang manusia. Tugas utamanya adalah membunuh semua penduduk Kota Hinan. Jadi, seseorang yang ada di balik ini semua adalah seseorang yang benci dan ingin menguasai Kota Hinan.
'Apa jangan-jangan Jay yang membuat semua kekacauan ini?' tanyaku dalam hati.
"Oh, kamu virus yang ngga guna itu ya. Buktinya kamu sekarang sembunyi karena takut kalah denganku," ejekku agar ia terpancing emosinya dan keluar. Namun, sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa ia ingin keluar.
"Asal kamu tahu ya, aku ini manusia paling kuat. Jadi, untuk bertanding denganmu hanya butuh waktu sedetik saja. Toh kamu juga kecil, sekali disentil juga mati," ucapku dengan lantang.
"He! Aku ini lebih kuat darimu. Aku akan membuktikannya langsung kepadamu," balas Virus Blek tidak terima direndahkan dan aku hanya tertawa kecil saja. Usahaku untuk memancing dirinya akhirnya berhasil.
Akhirnya dia mulai keluar menemui diriku. Namun, tidak pernah kuduga sebelumnya, Virus Blek telah berubah menjadi sebuah virus yang sangat besar. Sebuah virus bisa menyerupai seorang manusia dan sepertinya kekuatannya juga lebih besar. Aku semakin yakin bahwa Virus Blek adalah virus buatan manusia. Aku menduga seperti ini karena biasanya sesuatu hal yang mustahil bisa bicara dan ia bisa bicara maka jelas dibuat oleh tangan manusia. Ada beberapa ramuan khusus, seperti yang biasa dilakukan oleh Profesor Metro.
Jurus kill andalannya sudah ia keluarkan. Aku mencoba untuk menghindar dari jurus tersebut dengan meliuk-liukkan tubuh. Hasilnya sangat memuaskan, jurus tersebut tidak bisa menyentuh diriku. Namun, Virus Blek tidak menyerah begitu saja, ia mengeluarkan jurusnya yang lain. Aku memasang sikap hati-hati dengan jurus yang satu ini, karena Profesor Metro tidak memberitahukan semua jurus yang Virus Blek miliki sebelumnya.
Sepertinya Virus Blek tidak main-main kali ini. Tenaganya sangat kuat. Sekumpulan asap yang keluar dari dirinya tiba-tiba mengarah ke diriku. Asap itu bisa menendang perutku dengan keras. Aku merintih kesakitan sembari bangun dan mencoba untuk membalas serangan.
Aku segera merogoh tas mungil yang berisi alat canggih ini. Kemudian, menemukan sebuah alat yang bernama drit yang bisa mengeluarkan api. Tanpa berlama-lama, drit segera meluncur dan berhasil menembus tubuh Virus Blek. Namun, tembakan itu tidak bisa melumpuhkan si virus. Bagian yang terkena drit bisa tumbuh kembali dalam sekejap.
Aku melongo sekejap dan memikirkan cara melumpuhkan dirinya. Sepertinya semua alat yang aku punya tidak akan berhasil tanpa bantuan dari otak yang cerdas. Ya, aku harus membuat virus itu pingsan dan setelah itu akan aku tembak. Lalu, segera saja kutangkap dengan sebuah jaring yang kokoh. Jaring yang satu ini tidak bisa dikalahkan dengan siapa pun jika sudah masuk ke sana.
Namun, sebelum rencana itu aku jalankan, tiba-tiba dia menyerang dengan sebuah bola api besar. Sontak aku terkejut, tetapi jangan sampai ketakutan apalagi hilang kewaspadaan. Ingin berlari atau meliuk-liukkan tubuh, sepertinya itu tidak akan berhasil untuk menghadapi bola api raksasa. Jadi, akan aku tangkap bola itu menggunakan jaring kokoh. Walaupun nanti akan terbakar, setidaknya ada waktu untuk aku menghindar.
"Virus jelek, kalau mau menyerang, serang saja! Aku tidak takut dengan bola apimu itu!" teriakku sambil menjulurkan lidah seperti anak kecil.
"Kamu ingin main-main ya denganku. Oke, aku akan meladeni dirimu," ucap si virus yang membuat bulu kudukku berdiri. Aku ini tidak bisa menjaga perilaku, sampai di depan virus saja merasa seperti orang yang tidak mempunyai harga diri. Aku tetap diam dan fokus untuk melawan dirinya.
"Iya, siapa takut, ayo keluarkan semua jurus yang telah diberi oleh majikanmu! Aku tidak takut denganmu atau pun majikanmu itu!" ucapku tak mau kalah dengannya.
"Tentu saja, Profesor Jay itu sangat kuat. Dia lebih kuat daripada dirimu!" tegasnya yang membuat diriku semakin terkejut. Profesor Jay benar-benar nekat ingin menguasai Kota Hinan. Dia sampai rela membuat virus yang super kuat ini. Jika saja aku dengan Profesor Metro masih bisa saling berkomunikasi, maka akan aku adukan informasi ini.
Aku segera menembakkan ribuan peluru bius tepat di wajahnya. Tembakan tersebut ternyata membawakan hasil yang tepat sesuai ekspetasi. Virus Blek berhasil pingsan dengan peluru bius milikku. Aku segera mendekat dan mengurungnya dengan jaring kokoh. Setelah itu, aku berpikir tentang cara membawa virus yang super besar ini ke Kota Hinan. Namun, yang lebih mengagetkan lagi, mengapa virus ini masih bisa hidup? Padahal Jay sudah mati saat di Kota Goana.
Setahuku, jika Profesor Jay mati maka Virus Blek juga akan mati, karena ada ikatan di antara mereka. Ini menandakan bahwa Jay yang aku dengan Key bunuh waktu itu palsu. Jika asli tidak mungkin virus ini masih hidup dan kuat. Untuk itu, segera saja aku menyeret virus ini untuk keluar. Namun, jalan keluar di sini ada di mana? Semuanya terlihat datar dan hanya berisi awan saja. Ah, sungguh menyebalkan.
Aku berulang kali mengelilingi dunia yang penuh awan ini dan hasilnya tidak ada. Sepertinya jalan keluar akan aku dapatkan di dalam tempat bersembunyinya si virus. Pintu nya yang terbuka menambah keuntungan bagiku. Aku segera saja masuk untuk mencari letak pintu keluar. Di dalam tempat ini, banyak sekali alat-alat canggih. Ya, alat seperti koleksinya Profesor Jay. Sepertinya Profesor Jay sering datang ke sini. Untuk itu aku segera memasang sebuah alat untuk menangkap Profesor Jay yang bernama belp. Alat yang ada di tempat ini juga segera kumasukkan ke tas, lumayan untuk menambah persenjataan.
***
Thanks buat yang udah baca :) see you
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Absurd[COMPLETE]
FantasyFank manusia konyol yang mencoba untuk berpetualangan mencari virus blek. Satu persatu temannya hilang ditelan semesta. Bukan hanya itu, Fank yang niat awalnya ingin membunuh virus blek malah mengurungkan niatnya itu. Dalam perjalanannya Fank bukan...