23

13 4 0
                                    


Happy Reading 💙
***
Informasi yang aku dapatkan, pintu keluar akan muncul saat hari sudah malam. Untuk penanda hati malam, akan ada sebuah bintang yang muncul. Setelah itu, muncullah sebuah sinar yang menuntun diriku ke pintu keluar. Kemudian, aku tinggal mengucapkan 'je veux partir' dan pintu ya akan terbuka dengan sendirinya.

Sekarang yang kulakukan hanyalah menunggu sebuah bintang yang muncul. Sembari menunggu aku segera memberikan bius kembali kepada virus agar ia tidak lagi terbangun. Apalagi perjalanan ke Kota Hinan juga sangat panjang. Jadi, akan butuh beberapa peluru bius yang aku gunakan.

Sinar biru yang datang setelah munculnya bintang membuat semua awan tampak mempesona. Ada dua buah garis yang melayang berwarna merah. Tampaknya ia yang akan menuntun diriku ke pintu keluar. Aku segera berjalan dengan petunjuk garis yang berwarna. Kemudian, sesekali aku menoleh dan garis yang telah kulalui menghilang. Sepertinya, munculnya pintu keluar juga diberi waktu yang bisa terbilang cepat. Alasannya, karena langkahku yang begitu cepat dan garis itu dengan cepat menghilang.

Sepertinya aku harus berlari agar segera keluar, kataku dalam hati.

Langkahku semakin kencang. Namun, garis itu juga semakin cepat menghilang. Sepertinya, garis itu menghilang tergantung cepat atau pelannya kuberjalan. Aku dengan pintu sudah sangat dekat. Sebuah pintu yang menjadi pelepas kekhawatiran bahwa diriku yang tidak akan mampu mendapatkan Virus Blek kini sudah terbuktikan bahwa memang mampu.

Pintu yang terbuat dari emas itu terbuka lebar seolah-olah menanti kedatanganku. Aku semakin yakin bahwa nyawa penduduk Kota Hinan akan baik-baik saja. Tanpa berlama-lama segera aku melangkah dan terasa sebuah getaran. Semuanya hanya terlihat kuning kemasan. Aku seperti di dunia khayalan yang sangat menegangkan. Pintu keluar ini berisi gugusan awan yang tadinya berwarna putih sekarang berwarna kuning keemasan.

Tiba-tiba muncul sebuah titik hitam kecil melayang yang membesar sampai seukuranku. Namun, dari arah titik itu memunculkan sebuah tarikan seperti magnet ke arahku. Lagian dalam tasku terdapat beberapa alat yang berasal dari besi sehingga magnet itu menarik diriku. Virus Blek itu masih pingsan dan aku harus selalu mengawasinya. Bisa-bisa dia nanti menyerang dari dalam jaring di saat aku tidak ada persiapan

Virus Blek tidak akan bisa mengubah dirinya menjadi kecil karena sudah aku beri suntik vosi. Vosi berfungsi sebagai penetap ukuran tubuh entah itu di manusia, hewan, atau bahkan benda. Jadi, bisa aku pastikan dia tidak akan bisa lari dariku.

Aku yang berusaha menahan tarikan dari magnet itu pun akhirnya kalah. Aku tertarik dan masuk ke titik hitam itu. Rasanya sangat sakit saat mencoba memasuki titik ini. Ya, ada aura berbeda yang membuat diriku menjadi sangat pusing. Apalagi di sini aku diputar-putar. Namun, sepusing apa pun itu akan terus bertahan.

"T-tolong!" ucapku terbata-bata dengan nada yang melemah.

Aku tersangkut ke entah apa itu wujudnya karena di sini sangatlah gelap. Ya, yang bisa aku jabarkan hanya ada sebuah terowongan yang kecil dan sepertinya ini akan menghubungkan ke dunia asliku. Namun, untuk memastikannya maka segera aku meraba-raba dengan sedikit jariku yang memegang tas detektifku.

Ternyata ada sebuah ranting yang saat aku memegangnya mengeluarkan sebuah cahaya berwarna merah menyala. Kemudian aku mencoba untuk melepaskan baju yang tersangkut. Setelah itu, segera kupatahkan rantingnya untuk menjadi obor dalam suasana yang gelap ini.

Sekarang semua tempat ini terlihat begitu jelas. Aku yang melihat ini tampak percaya atau tidak. Buktinya, tempat yang aku kira ini adalah sebuah terowongan yang kokoh malah sebaliknya. Tempat ini memang benar seperti terowongan, tetapi transparan. Ada sebuah energi yang membuat diriku bisa melayang dan terjun sampai tersangkut di ranting.

Kemudian, ada sebuah dorongan yang membuat diriku kembali merosot. Ya, aku terus berputar-putar sembari melihat si virus yang masih tertidur. Tiba-tiba tas yang ada di tangan terbuka karena terkena ranting. Lalu, peluru bius yang merupakan senjata paling ampuh untuk si virus terjatuh. Ingin sekali aku menangkapnya, tetapi kecepatan peluru lebih cepat.

"Tidak!" teriakku sampai membangunkan si virus. Aku yang melihat dia bangun langsung panik dan sebisa mungkin mempertahankannya untuk tidak keluar dari jaring.

Bersamaan dengan si virus yang bangun, aku sudah sampai di tempat tujuan yaitu dunia nyata. Setelah diriku bangun, terowongan transparan itu langsung memancarkan sinar yang berkilau kurang lebih selama semenit dan akhirnya ia menghilang. Kemudian, aku mengedarkan pandangan ke pohon-pohon yang besar ini. Ya, setelah mengamati dengan lebih cermat, ternyata terowongan ini membawa diriku ke Hutan Selatan Kota Chaya.

Jika dilogika, Hutan Pelangi dengan Hutan Selatan Kota Chaya itu sangat jauh lokasinya. Berarti terowongan tersebut sangat panjang, tetapi saat aku berada di dalam dan merosot begitu saja rasanya sangat cepat walaupun itu sempat membuat aku lelah.

Kemudian, aku meletakkan jaring dan tas karena tanganku sangat pegal telah memegangnya dari dunia awan sampai ke sini. Aku dengan tidak sengaja melihat sekilas ke arah jaring. Jaring tersebut kosong, tidak ada Virus Blek di dalamnya. Aku yang sebelumnya ingin beristirahat menjadi mengurungkan niat tersebut. Segera saja mencari dirinya yang sangat mengesalkan.

"Ah, sungguh virus yang sangat menjengkelkan. Bagaimana bisa dia keluar dari jaring kokoh ini? Padahal jaringnya sudah kuat sekali," gerutuku kesal kepada Virus Blek.

Untuk menarik perhatian si virus kembali maka aku berteriak, "Hei virus jelek! Virus yang tidak berguna, sini muncul kamu!"

"Woi! Aku ngga suka main petak umpet ya, Rus! Jadi, ayo keluar sekarang, kita bertengkar dengan gaya lelaki!" teriakku sambil bergaya seperti pemuda.

Setelah sekian lama berteriak dan tidak ada sahutan maka aku memutuskan untuk segera mencarinya. Kali ini bukan dengan bantuan alat, melainkan dengan logika. Menurut ilmu yang aku dapatkan dari kakek yang mempunyai penginapan waktu itu bahwa Virus Blek bisa dikalahkan jika dia memang benar dibuat oleh seorang manusia. Dia bisa dikalahkan dengan cara, aku harus membunuh si pembuatnya yang tak lain adalah Profesor Jay.

***
Thanks yang udah baca, see you kawan :)


















































































































Detektif Absurd[COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang