Ada banyak kesalahan dalam kepenulisan, selagi masih bisa dibaca, silakan. Jika merasa terganggu silakan pergi!
Happy Reading 💙
***
Setelah itu Profesor Jay sedikit menjauh dari terowongan. Lalu aku segera berteriak, "Estar Cerrado." Terowongan tersebut dalam hitungan detik langsung menghilang. Profesor Jay yang melihat diriku sontak terkejut. Aku merasa tidak biasanya dia ketakutan saat melihat aku di hadapannya.
"Ternyata kamu di sini, Jay," ucapku dengan nada sinis. Dia mulai menjauh dariku.
"Mau apa kamu? Jangan mengganggu hidupku!" tegasnya dan aku hanya tersenyum kecil.
"Mau mengambil nyawamu, bukankah kamu dengan Zak sahabat?"
"Jangan Macam-macam kamu, Fank! Jika kamu berani menyakiti aku, awas saja." Profesor Jay masih menjauh dariku.
"Apa kamu tidak ingat dengan orang kejadian waktu itu? Kejadian di mana kamu menyakiti Alex, kamu dengan seenaknya membunuh Alex begitu saja. Apa kamu tidak memikirkan perasaan Alex dan diriku, ha!" seruku membuat Profesor Jay berhenti mundur.
Kemudian, aku menghampiri dirinya. Memukul perutnya dengan keras sampai ia batuk darah. Itu semua belum seberapa, aku ingin membalas perbuatannya dengan perlahan, tetapi sangat menyakitkan. Aku ingin membuktikan kepadanya bahwa, dia salah dalam memilih lawan.
Aku menunggu dirinya untuk membalas serangan. Namun, dia masih terduduk lemah sembari mengusap darah yang ada di mulutnya. Lantas, ada apa dengan Profesor Jay? Apa dia hanya berpura-pura lemah saja, lalu membalasku dengan tiada ampun?
"Fank, maafkan aku...," ucap Profesor Jay yang terdengar samar-samar. Kemudian, ia mencoba untuk bangun dan berjalan ke arahku. Posisi kami berdua tidak sangat dekat, ada jarak yang sekitar lima meter antara aku dengan Profesi Jay.
Profesor Jay tersenyum kecut. "Maafkan aku yang akan membunuh dirimu, Fank."
"Kamu pikir aku takut?! Jelas-jelas aku yang akan membunuhmu. Jika kamu memang berani, mengapa aku yang harus datang ke sini bukan kamu yang datang ke diriku?" tanyaku dengan suara ngebas dan nada yang meninggi.
"Karena kamu itu memang manusia bodoh, Fank. Aku tidak harus susah-susah untuk mencari, karena dirimu sudah datang ke sini tanpa diminta." Profesor Jay melangkah perlahan.
Tangan kiri Profesor Jay diangkat, lalu muncullah sebuah suara yang sangat menggelegar. Kemudian, raut wajahnya yang semula kesakitan sekarang seperti bahagia. Aku yang melihat situasi ini langsung bersikap waspada. Kemudian, aku segera mengecek satu per satu alat yang ada di tas.
Virus Blek itu datang dengan membawa beberapa senjata yang menurutku sangatlah mematikan. Kemudian, Virus Blek segera mengambil pedang hitam sebagai senjata pertama untuk melawan diriku. Aku tahu, pedang tersebut terdapat sebuah racun yang mematikan, jika tubuhku tergores sedikit saja karena pedang tersebut akan menyebabkan kematian.
Aku tetap bersikap tenang, tetapi waspada. Akan aku ladeni mereka dengan senang hati. Jika, Virus Blek memakai pedang, maka pedang fixlos juga siap untuk berkelahi. Virus Blek itu bukan tandingan utama, yang utama itu Profesor Jay. Ya, jika Profesor Jay mati maka Virus Blek juga akan menghilang. Itu sangat menguntungkan bagiku.
Virus Blek yang berbentuk elipsis besar itu segera menuju ke arahku. Pedang hitam ia sodorkan dan kedua pedang kami saling beradu. Suasana seketika menjadi riuh akibat suara pedang. Bola mataku tiada hentinya mengawasi Profesor Jay yang berdiri jauh di belakang Virus Blek. Bisa jadi, Profesor Jay akan memanfaatkan situasi ini untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Absurd[COMPLETE]
FantasyFank manusia konyol yang mencoba untuk berpetualangan mencari virus blek. Satu persatu temannya hilang ditelan semesta. Bukan hanya itu, Fank yang niat awalnya ingin membunuh virus blek malah mengurungkan niatnya itu. Dalam perjalanannya Fank bukan...