klik.. klik.. klik.. Suara keyboard laptopku berbunyi, chatting dengan Vira itulah yang sedang kulakukan.
Vira :
“Chi, main kerumahku sini aku punya novel baru keluaran baru juga loh, ya barang kali bisa jadi refisi bukumu?!”Me :
“Beneran Vir?, menarik gak ceritanya?”Vira :
“Yaelah gak percaya?!, ya menurut aku sih menarik, udahlah mending buruan kesini aja”Me :
“Iya-iya ntar sore aku kerumah kamu”Sedan yang kunaiki berhenti di depan rumah yang berada di kawasan komplek perumahan.
Rumah berpagar tinggi dengan halaman yang tidak terlalu luas, berumput hijau, bunga membuat sejuk pemandangan.
Aku turun dari kendaraan itu dan berkata pada pengemudinya
“Pak, kalo uchi telpon jemput uchi yak”
“Iya non uchi”
jawabnya.Tak lama kemudian sedan berwarna putih itu meninggalkanku, Aku berjalan menuju pintu pagar halaman, Vira langsung membukakan pintu gerbang yang berwarna hitam itu.
Aku dan Vira langsung naik kelantai dua rumah itu lalu aku dan Vira pun masuk kamar itu, sebuah kamar yang tidak terlalu luas, atap berwarna hijau, dinding yang berwarna merah dilengkapi denganlemari, kasur, meja belajar, meja make up dan disudut ruangan terdapat rak buku itulah yang kucari.
Aku langsung menghampiri rak buku tersebut dan kucari buku novel yang diceritakan Vira lewat chat tadi sambil berkata “Vir, mana novelnya?”
“Nyari ini Chi?”
sambil menggenggam buku dan mengangkatnya.Aku menoleh, pandanganku tertuju pada buku itu aku pun langsung menghampiri Vira mengambil buku itu dari genggaman tangannya dan kutebarkan tubuh ini diatas kasur.
Ketika kulihat judul buku yang terpampang dicover novel itu
“Kisah Ali dan Fatimah”
Kunaikkan alisku dan kukatakan pada Vira
“Loh Vir, inikan cerita masa keNabian Rosul Muhammad, kalo ini mah aku udah tau ceritanya!”
“Udah deh mending baca dulu tuh buku”
jawab Vira.Kemudian aku baca komentar pada buku ini ternyata novel itu menceritakan kesamaan kisah cinta penulis seperti kisah Ali dan Fatimah.
Sedetik kemudian kumulai membaca, masuk dalam dunia fiksi. Ntah kenapa rasanya begitu menarik cerita buku ini.
🌸🌸🌸
Kisah cinta yang mengesankan dari sebuah persaudaraan menjadi sebuah pasangan, kisah yang di ambil dari cerita nyata antara Ali dan Fatimah.
Ali adalah anak dari paman Nabi Muhammad Rosullullah SWA. Semenjak meninggalnya Abu Tholib, Rasullullah yang merawat Ali.
Sedangkan Rosul mempunyai seorang anak kesayangan dari pernikahan beliau dengan Siti Khadijah binti Kwuailid yang bernama Fatimah Az Zahra.
Sejak Ali tinggal dengan Rosul dan keluarganya, Ali dan Fatimah melewati hari-hari bersama sejak kecil.Hingga mereka remaja, Allah memberikan rasa cinta Ali kepada Fatimah. Hatinya selalu di penuhi keinginan tuk selalu berada di samping Fatimah.
Tapi Ali bukan pria yang bodoh, ia adalah pria yang taqwa. Ali berusaha untuk menjaga hatinya.
Ia berusaha memendam perasaan itu bertahun-tahun, Fatimah pun tidak mengetahui bahwa Ali meyimpan rasa cinta yang sekian lama ia simpan untuk Fatimah.Bahkan setan tidak tahu bahwa Ali meyimpan rasa pada Fatimah dengan luar biasa.
Begitupula dengan Fatimah juga memendam perasaan kepada Ali, karena Fatimah tidak ingin menodai anugerah yang telah Allah berikan.Hingga akhirnya Dengan hati yang kuat dan tegar Ali mendatangi Rasul. Setelah Ali bertemu dengan Rasul, ia pun langsung melamar Fatimah, tak disangka, Rasul pun menerima lamaran Ali, Ali sangat bersyukur dan Fatimah pun mematuhi keputusan ayahnya dengan siap menikahi Ali.
Akhirnya Ali pun menikahi sang pujaan hati yang telah lama ia idamkan.
Seperti halnya penulis novel ini ia menceritakan kisah cintanya sama persis dengan kisah Ali dan Fatimah.
Cerita ini mengingatkanku tiga tahun yang lalu, saat Akbar melontarkan kalimat janjinya kepadaku, janji bahwa
“Jikalau kita menyatuh, maka satukan dengan karena Allah tanpa ada hubungan yang menjerumuskan diantara kita”
Jika memang dia dan aku masih merasakan rasa yang sama seperti tiga tahun yang lalu aku berharap kisah cintaku juga seperti Ali dan Fatimah, sama menyimpan rasa cinta hingga akhirnya Allah menyatuhkan cinta mereka.
🌸🌸🌸
THE END, akhirnya aku selesai membaca dan hilanglah rasa penasaranku dengan kisah yang ada dalam buku ini. Vira sudah mulai bosan karena sedari tadi kubiarkan tuk membaca dan ia mengajakku main keluar.
Kita pergi kepasar modern atau bisa disebut dengan mall, kami mendatangi salah satu mall dari ribuan mall yang ada di Ibukota Jakarta ini.
30 menit, sudah selama itu kita mengelilingi bangunan yang besar ini dan berkali–kali kukatakan pada Vira
“Vir, mau cari apaan sih?”
tanyaku
“Hmm, ada deh”
“Cari makan dulu yuk?”
“Aku juga capek jalan nih”
lanjutku mengeluh.
“Bentar lagi nyampek kok, sabar ya”Aku yang mulai lelah terpaksa mengikuti langkahnya, beberapa menit kemudian Vira menghentikan langkahnya didepan sebuh toko buku yang tidak terlalu besar
“Yah bikin baper aja nih Vira, aku kan belum boleh beli buku lagi ma mama, soal koleksi buku novelku udah banyak, itu aja belum kebaca semua. huft…”
kataku dalam hati.“Udah Sampe!”
serunya
“Toko buku!?”
“Iyaps, yuk masuk aku mau beli buku matematika buat les”
“Tobat Vir, tumben biasa juga kerjaan minjem buku aku mulu, hehe”
“Yaelah ya masa aku mau pinjem kamu mulu”
“Udah ah buru beli sana”.Aku dan Vira masuk kedalam toko bukun itu ketika aku melewati tempat kasir, aku melihat browser yang disediakan di atas meja kasir tersebut dan kuambil satu lembar browser itu sambil kukatakan pada penjaga kasir itu
“Mas, saya ambil satu ya”
” Iya mba, silahkan”
“Terima kasih”
“Sama-sama”“Karya 100 novel!, gak keren kalo belum difilmkan”
Selogan yang ada pada lembaran browser itu.Browsur yang mempromosikan tempat kursus untuk orang-orang yang memilik hobi menulis dan yang ingin belajar menjadi penulis professional.
“Wah cocok nih buat aku, tapi… gak ah buang-buang waktu otodidak lah udah cukup”
batinku.“Hei Chi, ngapain?”
tanya Vira mengagetkanku.“Gak papa kok”
“Ooh, yaudah makan yuk udah dapet nih bukunya”
sambil menunjukkan bukunya.“Eh, tunggu apaan tuh”
tanya Vira sambil mengambil browser yang ada ditanganku“Kertas!”
jawabku mengasal.“Ya tau ini kertas, waaah cocok nih buat kamu chi”
sambil membaca browser itu.“Udah aku tebak pasti kamu bakalan ngomong gitu”
“Laah, kenapa emang?”
“Gak papa, aku gak pingen ikut les itu, cukup otodidak insya allah aku bisa”
“Ok, itu pilihan kamu, aku cuman bisa bantu do’ain doang hehe”
Aku tersenyum, lalu Vira merangkulku dan kitapun pergi mencari makan.
~ Continued ~
•••
Jangan lupa tinggal kan jejak kalian ya di comment atau pun vote
Yang mau kasih saran atau masukan sok atuh, mangga bisa di comment atau pun DM
Terimakasih ☺
•••
Follow Instagram : @pnalfiya
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA & IMPIAN SUCI (COMPLETED)
Любовные романыSeorang siswi SMA yang cantik dan pintar. Memiliki ribuan kebahagiaan, dan tak ada yang mengetahui dibalik kebahagiaan itu, ia juga memilki jutaan kesedihan. Kamera telah mengabadikan keberanian cinta didalam menjaganya. Beberapa tahun ia telah mena...