29. Cinta Suci yang Akbar

11 3 0
                                    

Desember.
Kini liburan akhir tahun telah tiba. Mama dan papa merencanakan berlibur bersama keluarga, mama, papa, dan kak Rizqi. Alhamdulillah akhirnya do’aku dikabulkan oleh Allah, do’a yang selalu menyelusuri malam dalam mimpiku. Banyak tempat yang ingin kukunjungi, jujur aku menyesal saat mama pernah nyuruhku tuk bermain-main terlebih dahulu sebelum kembali ke Indonesia, saat papa tertimpa musibah.

Kak Iki kini dapat menerima apa yang terjadi pada papa, meski sangat sulit bagi kak Iki tetap saja papa adalah orang tuanya yang harus di hormati.

Di Australia ini aku menemukan cinta suciku kembali, kembali pada kenyataan.
“Kak, ayo main ke Opera House!”
ajakku pada kak Iki yang sedang bersantai di atas kasur dengan ponsel ditangannya.

“Mau ngapain kesana? mau nontoni balet?” tanyanya

“aisssh.. ayolah kak, mau cari landscape!” jawabku sambil melihatkan kamera DSLRku padanya

“Hah? Jauh-jauh dari Indonesia cuman mau jepret?!”
jawabnya meledek
“Udah ah ayo kak!”
sambil menarik lengan pria itu
“Aku tahu kakak mau makanDeep Mozzarellakan, jadi ntar sekalian beli” lanjutku.

Suasana yang sangat ramai disekitar Opera House Sydney. Aku tersibukkan diri dengan kamera yang terkalungkan pada leherku.

“Dek, masa lautan mulu yang dijepret. Kakaknya yang cakep ini juga dong!”
keluh kak Iki yang mulai bosan menemaniku karena terabaikan

“Iya-iya maaf, sini kak” sambil menunjuk posisi yang bagus. Bahagianya diriku, bisa merasakan kebahagian ini.

“Satu du tiga…. Ciiiis” suara kita serempak menghitung selfi bersama. Sudah lama rasanya aku tak merasakan kebersamaan bersama kak Iki yang penuh dengan kekonyolan.

Mama dan papa mereka masih sibuk dengan dekor Asian Restaurant yang akan bertema tahun baru. kebanyakan restoran lain bertema dengan perayaan agama mereka yaitu natal. Meski kesibukan terlipat pada mama dan papa tapi mereka malah memrintahkan aku dan kak Iki untuk bermain keluar menikmati keindahan Negara Australia ini.

Aku dan kak Iki duduk dikursi dekat jendela kaca besar dalam sebuah Restaurant yang tak jauh dari Opera House, sambil menunggu pesanan kami datang aku tak henti-hentinya melihat pemandangan indah diluar hingga akhirnya pemandangan yang indah kini berada dihadapanku.

Matahari yang mulai menyembunyikan diri, mmberikan keindahan sebelum ia tersembunyi dengan sanset yang sangat indah. Akupun tak ingin tertinggal mengabadikan moment indah ini, tak henti-hentinya kamera mengambil gambar sanset yang sangat oren ini.

“Excuse me, your order has come come” seorang pria dengan pakaian berwarna abu-abu yang mengantar pesanan kami dengan senyuman yang ramah
“Oh yes thank you” ucap kak Iki.

Diatas meja telah terdapat makanan yang kami pesan. Lamington dan Deep Mozzarellakan, Lamington adalah makan khas Negara ini, sejenis kue yang terbuat dari sponge cakedilapisi dengan cream cokelat dan ditaburi dengan parutan kelapa.

Deep Mozzarellakan, makanan kesukaan kak Iki ini juga makanan khas Negara Australia yang terbuat dari bahan keju mozzarella yang disajikan dengan saus dan salad. Dan minuman pilihan kami tersendiri.

“Dek, aku ketoilet dulu ya”
ucap kak Iki bernajak dari duduk
“Jangan lama-lama” balasku
Perutku terasa cukup makan untuk hari ini. Lagi-lagi aku menatap luar, melihat pemandangan indah malam hari. 

Restoran dipenuhi lampu berwarna kuning disetiap sudut tertentu, dan pemandangan indah diluar dengan lautan yang menyelimuti keindahan kota Sydney ini.

Pandanganku kini tersudut pada sosok pria yang tak asing bagiku. Meski jarak yang cukup jauh dengan pria itu, tapi aku yakin bahwa itu…dia… apa benar dia AKBAR?!, pria yang kucintai, pria yang kupercaya cinta sucinya, pria yang selalu berada dalam mimik do’aku, pria yang meninggalkan janjinya padaku dan pergi dengan wanita lain?

CINTA & IMPIAN SUCI (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang