Ada saatnya imajinasi bermunculan dengan derasnya dan adakalanya saat ia bersembunyi dalam waktu.
Saat imajinasi itu bersembunyi dalam waktu yang tak bisa kita tentukan, rasanya pikiran ini mengeluh lemah.
Aku termenung dihadapan seorang pria, sebut saja pria itu kak Zaki.
Dia menatapku dan “Kenapa Chi?”
aku terdiam
“Ada masalah apa?”
Aku masih terdiam
“Pusing ya, belum ada imajinasi lagi?”
tebaknya yang kebetulan tepat.Tanpa kusadari air mata terjatuh membasahi pipiku
“Kak, Suchi emang gak cocok jadi penulis”
ucapku putus asa dengan mengusap air mata, dia hanya terdiam.Namun ia pergi meninggalkan sendiri, akupun heran sekenario apa lagi yang ditunjukkan oleh Allah padaku.
Tak lama kemudian dia kembali lagi
“Yuk main, disebrang sana ada pasar malem. keliatannya seru”
ucapnya sambil menunjuk luar café, aku berdiri tanpa banyak bertanya “Maaf, aku tadi kekasir gak bilang-bilang kamu, karena aku pikir kamu ingin menghabiskan air mata yang terbendung itu sebelum bersenang-senang”
aku hanya tersenyum.Inilah scenario Allah yang tak di sangka-sangka, yang menjadikan bibir ini tersenyum lebar.
Tempat yang sangat ramai dengan kepadatan orang-orang yang mengantri untuk masuk diarea pasar malam.
Malam yang sebenarnya gelap, namun dibagian dataran bumi ini dihiasi lampu berwarna-warni dan bagian atas yaitu langit yang dihiasi beribu-ribu bintang yang memberikan malam ini menjadi bersinar sekaligus indah.
“Gak papa kan main ditempat kayak gini?”
tanya kak Zaki yang berada disampingku, aku mengangguk mantap sambil tersenyum.Setelah beberapa menit kemudian antrian kami selesai, kak Zaki langsung mengajakku bermain beberapa permainan yang ada di tempat ini.
Rasanya begitu bahagia malam hari ini saat berada di sisinya dengan senyuman yang berkembang lebar disetiap detik malam ini.
Meski bila memang rasa ini hanya bertepuk sebelah tangan, meski bila dia menganggapku hanya sebatas seoarang murid ataupun seorang adik, meski dia tak mengetahui bahwa setiap detakkan detik bersamanya hati ini selalu berkejaran dengan kencang, aku tetap bahagia karena inilah caraku menyintai seseorang.
Mencintainya dalam diam.Kekhawatiranku bila dia mengetahui perasaan ini, bila ia meninggalkan diriku karena memang tak menyukaiku disisi lain aku juga tak mau menyakiti sahabatku yang lebih dari lima tahun bersamaku, yang sudah terlebih dahulu menyukai pria itu.
Kumenatap suasana tempat ini begitu padat dengan pengunjungnya.
Tak memandang siapa diri mereka semua dengan berbagai usia dari yang masih anak-anak hingga orang tua, berbagai status dari yang sendirian, berpasangan bahkan berkeluarga.Didalam benak hati kumenginginkan sesuatu “Andai aku bisa merasakan seperti mereka yang tertawa gembira bersama keluarga”.
Ya setiap keluarga pasti mengalami titik permasalahan, tapi setidaknya mereka masih bisa merasakan bahagia dan tertawa bersama-sama.
“Nih…” kak Zaki yang membubarkan lamunanku sambil menyodorkan minuman cup, kusambut pemberiannya sambil berkata
“Terima kasih”
“Sama-sama”
setelah kalimat itu tak ada timbale balik komunikasi diantara kami, tak ada sepatah kata yang terlontarkan.Kita menikmati keindahan malam yang penuh dengan gemerlap malam. Tanpa kusadari kumetatap wajah tampannya, terpancar mata benih yang sedang menatap kembang api yang berterbangan di udara.
“Chi coba lihat kembang api itu, saat ia diluncurkan memang belum ada efek warna-warni kembang api hanya ada suara bising, tapi saat ia sudah berada diposisi yang tepat ia akan memperlihatkan wujudnya yaitu wujud indahnya”
ucap kak Zaki yang memecahkan keheningan
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA & IMPIAN SUCI (COMPLETED)
RomanceSeorang siswi SMA yang cantik dan pintar. Memiliki ribuan kebahagiaan, dan tak ada yang mengetahui dibalik kebahagiaan itu, ia juga memilki jutaan kesedihan. Kamera telah mengabadikan keberanian cinta didalam menjaganya. Beberapa tahun ia telah mena...