19. Dia kah Jodohku?

17 4 0
                                    

     Kak Zaki. Kenapa fikiran yang yang berusaha kubuang jauh-jauh kini malah mendekat, sedekat 3 cm dari kenyataan.

Pria yang selalu ada, sebagai seorang kakak yang selalu menemani sang adik dan pria yang pernah membuat detakan hati ini berguncang.

Kini harus pergi, bukan dari kehidupanku namun dari sisiku.
Dia harus pergi dari Jakarta, ia meneruskan kuliahnya di Sulawesi, tempat keluarganya bertempat tinggal karena orang tua membutuhkannya dalam bisnis keluarganya.

“Tetep adik-kakak kok, adik dan kakak gak harus selalu bersama kan”
mencoba menghibur

“hmm”
jawabku singkat
“Kak Zaki janji bakalan sering hubungi kamu”
aku terdiam
“Maaf ya kalau selama ini aku punya salah”

ya Allah kayak perpisahan selama-lamanya aja.

“Iya kak, Sama-sama. Suchi juga minta maaf kalo ada salah”
Ia pun tersenyum.

     Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, baik perpisahan sementara atau selamanya.

Kini dua kakak tercinta pergi jauh, inilah jalan terbaik dari Allah. Mungkin agar aku lebih mandiri dan berfikir dewasa dengan adanya segala misteri hidup ini tanpa seorang kakak.

     Saat rindu kedua orang itu, aku hanya bisa melihat foto mereka. Kak Rizqi sibuk jadi gak berani nelfon dan Kak Zaki gak berani nelfon duluan, ya meski ia telah berjanji tuk menghubungiku. Tapi itu mustahil, mungkin ia sangat sibuk di sana.

Selain aku yang sedikit sedih dengan kepergian kak Zaki, ada pula yang sangat sedih yaitu Vira yang masih mencintai dan berharap pada kak Zaki.

“Kapan chi kak Jack balik ke Jakarta?”
tanya Vira dengan raut sedih

“Entahlah, dia gak bilang kapan mau kesini lagi”

“Kangen Chi”

“Yaelah kan kalian sering chattingan”

“Iya itu dulu, semenjak dia tahu kalau aku cemburu ma kamu, aku canggung mau chattingan lagi”
jawabnya yang masih sedih dengan dihiasi raut yang kesal

“Huft, gimana nih aku gak pandai dalam urusan kayak gini” batinku kebingungan.

Tanpa aku fikir akan mengucapkan apa, aku hanya bisa memberinya saran,

“Udah gak usah banyak difikir, kalo emang pria itu cocok istiqhorohin aja, kan jodoh gak bakalan kemana”
ucapku mencoba menggodanya

“Yaah Chi, kalo dia masih suka ka…”

“Husst, pilihan Allah lebih baik jadi istiqhorohin aja ya, kalo emang itu jodoh kamu pasti dia akan mencintaimu”
ucapku memotong perkataan Vira.

Aku menganggap kak Zaki hanya sekedar seorang kakak, meski ia telah mengungkapkan cintanya padaku, aku berusaha tuk tak goyah.

Dan dengan adanya jarak yang memisahkan kita ini, aku harap cintanya terhadapku sebagai lawan jenis segera hanyut dalam jarak. Dan bila memang jodoh dengan Vira. semoga cintanya berpindah pada Vira.

💎💎💎

     Tak mudah memendam perasaan yang telah berbulan-bulan menyelinap dalam hati, dengan kehadirannya yang selalu ada menemani diri.

Namun keadaan yang membuat diri tuk berusaha menggali perasaan yang telah terpendam kemudian membakar tuk melenyapkannya, mungkin bagi seorang wanita sulit tuk mengerjakan hal yang seperti itu, bila bisa mengerjakannya butuh waktu yang cukup lama karena wanita bukan menggunakan logika namun perasaan.

     Alhamdulillah kini perasaanku terhadap kak Zaki telah lenyap, namun masih ada perasaan yang masih terpendam dalam hati ini.

Bukan seberapa bulan lamanya, namun bertahun-tahun perasaan ini masih terpendam, berusaha tuk melenyapkannya tapi tak juga berhasil. Bayangan pria itu selalu tergambar dalam pikiran, entah apa istimewanya dia.

    
     Seorang pria yang memiliki perasaan yang sama denganku, yang kutolak cintanya, bunga pemberiannya dan kuterima pemberiaan gantungannya.

Mungkin wanita lain menilaiku bodoh karena menolak semua pemberiaan pria itu, pria yang tampan, baik, pintar, banyak digemari wanita, dan hanya menerima sebuah gantungan kecil yang mungkin bagi wanita lain tak ternilai bila dibandingkan dengan cinta dan bunga itu.

     Semua itu pilihanku meski bagi orang lain tak ternilai, namun beginilah aku mencintai seseorang, aku tak berharap pemberian yang istimewa, namun aku hanya ingin perasaan istimewa yang selalu dijaga dengan nama Allah.

Mungkin karena alasan awal itulah perasaan ini tak juga lenyap dalam diri.

“Diakah jodohku?”

aku tak mau terlalu berharap yang hanya menimbulkan goresan sakit pada hati.

Dia hanya kebetulan pria yang selalu terbayang”.

~ Continue ~

Tinggalkan jejak kalian di vote dan comment yaa.. Terimakasih:)

CINTA & IMPIAN SUCI (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang