Sinar matahari membangunkanku, sinar yang masuk dari sela-sela jendela yang masih tertutup gorden. Kuberanjak menuju kamar mandi kulihat diriku dalam kaca, tangisan malam itu memberikan bekas luka pada hati dan mata yang terlihat begitu merah.
Kusegera membersihkan diri dan bersiap tuk sekolah.
Semuanya sudah siap, namun mata ini sangat membekas tangisan, kupakai kacamata berframe hitam.Kumelangkah turun menuju ruang makan, semua makanan sudah siap diatas meja, seoarng wanita menghampiriku
“Non, silahkan sarapan dulu”
“Mana mama?”
tanyaku“Udah berangkat kerja”
Ya Allah sungguh bahagianya diriku memiliki seorang mama yang selalu memperjuangkan semua kebutuhan anaknya meski tanpa didampingi seorang suami.
Kupergi meninggalkan ruang makan, tak nafsu makan karena situasi pikiran yang seperti ini.
“Loh, non gak makan dulu toh?”
“Enggak bi, ntar makan dikantin aja”
Saat aku berdiri didepan rumah, ingin rasanya tuk hari ini saja aku bolos sekolah.
Tak sanggup rasanya menerima ilmu dengan pikiran yang masih diliputi dengan masalah keluarga, tapi jika mama mengetahuinya pasti ia sangat kecewa denganku.
“Maafin Suchi ma, tuk sekali ini saja"
pikirku,
dengan berjalan pergi kearah kanan, sedangkan sekolahan menuju arah kiri.Kuberjalan terus-menerus tanpa lelah aku masih di hantui dengan berbagai masalah, persahabatan dan keluarga.
Saat tibanya buku karyaku muncul diberbagai toko, harapanku semua orang yang aku sayangi sama mengucapkan selamat padaku dan mereka akan merasakan kebahagian yang sama denganku.
Namun itu hanyalah harapan yang nyatanya malah sebaliknya, mereka yang kusayangi malah meninggalkanku bersama tangisan air hangat yang selalu membasahi pipi ini.
Saat terjatuh seperti ini seharusnya ada satu orang saja yang merenggut tanganku dan mengajakku berdiri lagi.
Namun apalah daya orang-orang disekitarku tak ada yang mengetahui keberadaanku.
Langkahku cukup jauh hingga aku berhenti di suatu taman kota, aku duduk disalah satu kursi yang menghadap pada air mancur yang ada ditaman ini.
Pemandangan yang indah, air mancur yang terlihat segar dihiasi dengan matahari yang mulai bersinar terang, orang-orang yang berlarian olahraga pagi, anak-anak kecil yang bermain scoter, sky board dengan tertawa riang. Mereka ada yang bersama keluarganya, teman, bahkan ada yang sendiri sepertiku terlihat begitu tenang tanpa ada rasa beban.
Menyesal diriku tak mengabadikan landscape pagi hari ini dengan kameraku.
Tanpa kusadari ada seorang pria yang sudah duduk disampingku
“Hai Uchi, gak berangkat sekolah? Kamu keliatan dewasa sekaligus cantik kalo pake kacamata”
Akupun terkejut melihatnya“Hah? Kak Zaki ngapain disini?”
“Abis joging, muka kamu kok pucet? Kamu sakit?”
“Hah masa’ sih, enggak kok”
jawabku sedikit terkejut“Ya rasanya emang sedikit gak enak badan”
batinku“Coba sini”
sambil menempelkan punggung tangan kekeningku“Tuh kamu demam, kerumah sakit yuk”
lanjutnya dengan raut yang khawatir“Enggak usah paling bentar lagi demamnya hilang kok”
tolakku
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA & IMPIAN SUCI (COMPLETED)
RomansaSeorang siswi SMA yang cantik dan pintar. Memiliki ribuan kebahagiaan, dan tak ada yang mengetahui dibalik kebahagiaan itu, ia juga memilki jutaan kesedihan. Kamera telah mengabadikan keberanian cinta didalam menjaganya. Beberapa tahun ia telah mena...