💠💠💠💠
Ruangan itu hening, aura seorang Dylan Saverio begitu terasa bagai lautan
Jeta duduk dengan tenang, sang kepsek menyuguhkan minuman
"Bagaimana pak?" tanya sang kepsek dengan mata yang melirik sekilas ke arah Jeta
Jeta mengedipkan sebelah matanya, Dylan dengan setelan tuxedo menatap sang kepsek
"Anak saya gak suka sekolah ini," ujar Dylan ayah Jeta datar
Jeta tersenyum manis, "bagaimana pak?" kaget sang kepsek
Jeta terkekeh geli dengan anggunnya, "anak saya tidak nyaman di sini, tolong urus surat kepindahan anak saya." Dylan berujar santai
Sang kepsek menatap Jeta, "apa yang membuat kamu ingin pindah Marjeta?" tanya sang kepsek
"Samudera yang bapak kenalkan dan eang saya kenalkan, ternyata gak seseru itu." Jeta mengedip ngedipkan matanya sok polos
Sang kepsek melongo, Jeta tersenyum manis
"Saya gak bisa kasih secuit prestasi untuk sekolah bapak, tapi saya janji anak anak didiknya bapak gak bakalan susah diatur lagi," jelas Jeta enteng
"Saya hanya butuh surat pindah," jelas Jeta lagi
"Kamu akan pindah kemana?" tanya sang kepsek
Dylan menatap kepsek itu, "London," jawab Dylan datar
*****
Jeta pun keluar dari ruang kepala sekolah bersama dengan ayahnya
"Miss you baby," ujar Dylan lalu memeluk anaknya
"Miss you too dad," balas Jeta
"Jadi selanjutnya bagaimana?" tanya Dylan
"Jeta bakala--"
Omongan Jeta tergantung karena tatapannya yang saling berpautan dengan Jorell
"Kita bahas ini setelah Jeta pulang," ujar Jeta lalu mencium pipi ayahnya
Jeta terus menatap Jorell hingga Jorell berjalan mendekat, "dia?" tanya Dylan
Jeta tersenyum dan mengangguk, "baik, ayah tunggu ceritamu sayang," ujar Dylan dan berjalan pergi begitu saja
Jeta berjalan cepat ke arah Jorell, ia berdiri di depan Jorell
"Hai," sapa Jeta dengan senyumnya
Jorell mengangkat alisnya kebingungan, "gue ngerusak semuanya, gue tau!" seru Jeta
"Lo ngapain lagi?" tanya Jorell malas
"Hanya menepati janji," jawab Jeta
Jorell menatap dengan penuh selidik, Jeta tersenyum kecil
"Mulai penasaran?" goda Jeta
Jorell membuang mukanya, "huhft, penjelajah gak bisa nemuin gue yah," ujar Jeta lemas
Jorell mengepalkan tangannya, Jeta berjalan mendekati Jorell. Mengikis jarak yang ada
"Gue tolongin lu, karna gue gak mau lo ingkar janji!" seru Jeta dengan senyum manisnya
"Kapan lagi lo dapat kesempatan ditolongin langsung sama anak pintar kayak gue?" tambah Jeta dengan senyum songongnya
Jorell terkekeh, "lo ketawa?" kaget Jeta
"Menurut lo?" tanya Jorell
"Gue kira gak bisa, lo udah mulai mengerti?" tanya Jeta balik
"Lo terlalu rumit Marjeta," ujar Jorell datar
Jeta tersenyum sarkas, ia menepuk pundak Jorell
"Gue pamit," ujar Jeta dan pergi begitu saja
Jorell mendengus, ia menatap punggung Jeta yang sudah mulai menghilang dari pandangannya
Grep
Lengan Jeta ditarik, Jeta memekik tertahan
"Pemangsa?!" kaget Jeta
Dino menatap Jeta, "apa?" tanya Jeta heran
"Maksud lo apa Marjeta?" tanya Dino
"Gue hanya mencari jalan pulang, kebetulan bokap gue perhatian dengan anaknya yang kebingungan jadi ditolong!" seru Jeta enteng
Dino menatap Jeta kesal, Jeta menepuk pundak Dino layaknya ia menepuk pundak Jorell
"Gak papa penasaran, manusiawi kok. Lagian gue udah mau pamit," jelas Jeta enteng
"Sebelum gue benar benar pamit, gue penasaran dengan cewek yang ditolong pemimpin. Jadi mungkin gue bakalan sedikit menyusahkan lagi," tambah Jeta
"Marjeta sebaiknya lo gak usah ban--"
"Gue pamit pemangsa, tolong jangan ganggu Dumar karena gue gak pernah ganggu lingkaran kalian. Kecuali ikut bermain," potong Jeta lalu melenggang pergi begitu saja
Dino mencengkram kuat jari jarinya, Jeta tersenyum sinis
"Kalian mulai penasaran dan kebingungan, payah." Jeta membatin sinis
Dan yah Jeta merasa dia mempertaruhkan sesuatu yang tidak pantas.
Sungguh menyedihkan.
Selamat berpuasa 🎉
Take safe ♡
2520.
Salam si amatiran
GVJS❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Dih-, (COMPLETED✔)
Teen FictionJorell Laurel Kenzie cowok yang memiliki arti nama 'Laki-laki yang menjadi pemimpin bijak sana, serta dia yang menyelamatkan dan memberi rangkulan'. Cowok dengan sejuta keburukannya mulai dari bad boy, perokok, dingin, datar dan yang terburuk adalah...