18. H-1 dan Kunjungan

488 51 14
                                    

💠💠💠💠

Jeta berguling ke sana dan ke sini di atas kasurnya, hari ini adalah weekend dan besok adalah hari dimana para siswa Samudera mengikuti UAS.

"Huft," Jeta bangun, duduk dengan kaki menyilang

Tanpa menunggu lama ia bangkit, dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Jeta keluar dari kamar mandi, memilih rok abu, kaus putih dan jaket pink pastel.

Ia mengambil tas kecil berwarna krem, lalu mengurai rambutnya dan keluar dari kamarnya.

"Pagi eang," sapa Jeta

"Pagi Elys," balas Manarina eang Jeta

"Eang udah sarapan?" tanya Jeta

"Sudah, Elys mau kemana?" tanya Manarina

"Ingin mengunjungi teman," balas Jeta

"Dimana?" tanya Manarina lagi

"Penjara," jawab Jeta enteng

Manarina terbengong di tempatnya, "Elys berangkat eang," ujar Jeta

Jeta keluar dari rumah milik eangnya itu, ia menghembuskan nafasnya secara kasar.

Memesan taksi lebih baik daripada menaiki sepeda milik eangnya itu.

Setelah 10 menit menunggu, taksi pesanan Jeta pun tiba.

Setelah 10 menit menunggu, taksi pesanan Jeta pun tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeta masuk ke dalam taksi.

Jeta tiba di tempat tujuannya, ia membayar taksi lalu turun dari taksi itu.

Jeta berjalan masuk ke dalam bangunan besar yang berada dihadapannya dengan wajah terangkat tinggi.

Setelah menyimpan barang bawaan dan melalui berbagai macam pemeriksaan, Jeta pun diperbolehkan masuk.

"Hai pemimpin," sapa Jeta dengan senyuman khas miliknya

"Apa yang lo lakuin di sini Marjeta?!" tanya Jorell

"Bertamu," jawab Jeta enteng

Jorell mendengus tak suka, ia bangkit dan hendak pergi.

"Gue hanya datang berkunjung Jorell, lo gak usah merasa ke usik." Jeta mengetuk meja di hadapannya dengan santai

Jorell kembali duduk, "udah dekat harinya," ujar Jeta

Jorell mengangkat alisnya tak paham, "waktu yang gue tentuin ke lo, ternyata secepat ini." Jeta memainkan kukunya

"Apa maksud lo?" bingung Jorell.

Jeta menatap Jorell tepat di netra matanya yang berwarna coklat

"Lo udah temuin arti nama gue pemimpin?" tanya Jeta dengan senyum manisnya

Jorell mengepalkan tangannya, Jeta melihat kepalan itu dan tersenyum kecil.

"Ternyata memang gak ada artinya," ujar Jeta masih dengan tatapan yang mengarah ke kepalan tangan Jorell

"Oke gak papa, permainan kita tetap berlangsungkan? Ujiannya tinggal besok, gue harap lo gak mengecewakan," ujar Jeta

"Oh ya, gue rasa pada akhirnya hanya gue yang tau sedikit tentang diri lo dan lo yang gak tau sedikit pun tentang gue." Jeta bangkit dari duduknya

Entah kenapa tiba-tiba kepala Jorell tertunduk, "sampai ketemu di arena penuh teki J," ujar Jeta lalu berbalik dan pergi begitu saja

*****

Jeta mengambil barang barangnya dari petugas, ia berjalan keluar dengan santai.

Setibanya di luar Jeta mengambil ponselnya, mencari nama seseorang di sana.

"Hallo?" ujar seseorang dari sebrang sana

"Jeta siap, ayah udah siap juga?" tanya Jeta pada Dylan sang ayah

"Ayah akan tiba di Jakarta besok dan akan ke Bandung lusa bersama bunda." Dylan menjawab dari sebrang sana

Jeta mengangguk seolah sang ayah melihat anggukannya, ia menatap langit yang cukup cerah hari ini.

"Jeta sudah siap tapi Jeta mau 2 hari di Jakarta bisa?" tanya Jeta memastikan

"2 hari? Tentu," jawab Dylan tanpa ragu

"Hmm," gumam Jeta

"Kamu yakin ingin ikut ayah Jeta? Di sini akan sangat dingin," jelas Dylan

"Hanya untuk 2 tahun terakhir bukan masalah besar ayah," jawab Jeta enteng

"Bukannya 1 tahun terakhir?" tanya Dylan bingung

"1 tahun tidak akan cukup dihabiskan kalau bersama ayah," kekeh Jeta

"Dasar, lagi pula siapa anak laki laki yang berhasil membuat seorang Marjeta kalah seperti ini hmm?" tanya Dylan penasaran

"Ayah akan tertarik kalau melihatnya," jawab Jeta

"Jeta yakin dia benar benar seorang buronan? Karna yang namanya buronan pasti dia akan dikejar kejar," ucap Dylan

"Entahlah, Jeta butuh ayah di sini. Balasannya ayah akan mendapatkan Jeta di sana," jawab Jeta acuh

"Baiklah sesuai keinginanmu nona," ujar Dylan dengan tawa seraknya

"Terima kasih tuan lautan," balas Jeta

Panggilan pun terputus, Jeta berbalik dan menoleh ke arah bangunan di belakangnya.

"Gue akan pergi tanpa jejak pemimpin, sesuai keinginan lo." Jeta tersenyum dan berjalan meninggalkan bangunan itu.

"Kunjungan terakhir gue sebelum permainan kita di mulai," batin Jeta

Oi :v

Salam si amatiran

GVJS❤️

Dih-, (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang