13. Fitnah?

523 55 6
                                    

💠💠💠💠

Jorell dan Jeta berada di rumah sakit, mereka tengah menunggu dengan khawatir. Jeta duduk dengan memangku kakinya, sedangkan Jorell berdiri dan menyandarkan tubuhnya di tembok.

"J"panggil Jeta tiba tiba

"Hm??"gumam Jorell

"Dia, si pelara itu dia.."ujar Jeta tak jelas

"Pelara? Siapa?"tanya Jorell

"Orang yang lo tolong,"jawab Jeta

"Gue gak nolong dia."balas Jorell

Jeta menatap Jorell dengan wajah penuh tanda tanya.

"Ingat Marjeta, apapun yang terjadi gue gak pernah nolong dia."ujar Jorell dengan tatapan mata tak terbaca

"Apa maksud lo?"bingung Jeta

Jorell menegakkan tubuhnya, "apa yang lo lihat hari ini hanya ilusi."jelas Jorell

Jeta terdiam di tempatnya, Jorell kembali menyandarkan punggungnya lalu menundukkan kepalanya.

Jorell menunduk dan berhitung, "1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,... Keluar gih sepeda lo udah didepan"jelas Jorell tanpa melanjut hitungannya

Jeta terbingung, Jorell yang tahu akan sikap Jeta yang selalu penasaran pun mengangkat kepalanya. Ia berjalan mendekati Jeta lalu menunduk dan menatap Jeta dalam.

"Dari sini lo gak boleh berbalik sedetik pun, kalau lo berani balik gue gak jamin lo bisa keluar. Ingat Marjeta ini labirin, lo gak boleh goyah! Apapun rencana awal lo ikutin rencana itu."tegas Jorell dengan tatapan mata tajam.

"Apa mau lo pemimpin?"sinis Jeta

"Akan ada hal aneh besok, jangan sekali-kali lo coba untuk gunain rasa penasaran dan emosi lo. Ini bukan permainan biasa, bukan arena bermain. Anggap lo gak tau dan lakuin permainan lo sendiri"sarkas Jorell

Jeta bangkit berdiri dengan sekali hentakan, membuat Jorell termundur.

"Kayaknya itu gak akan berjalan sesuai kemauan lo pemimpin"sinis Jeta dengan congaknya lalu pergi begitu saja.

"Ck, hama"gumam Jorell

Jeta tiba di luar rumah sakit, dan benar saja sepedanya sudah ada di lobi. Orang gila mana yang menaruh sepedanya di lobi coba? Pikir Jeta.

Dengan kesal Jeta mendekat dan menaikkan standart sepedanya, ia memegang stang sepeda dan melihat ada sebuah sticky notes serta belpoint yang terikat manis dengan pita.

Hai Marjeta
Gue mau say thank you karena lo udah nolongin J.
Tapi sayangnya yang lo lakuin itu salah Marjeta.
Ini permainan para penjelajah dan seoarang nelayan ikan gak seharusnya campur tangan!
Well itu hak lo sih, tapi jangan terlalu penasaran. Rasa penasaran lo itu kayak mata panah.
Ini gue kembaliin belpoint ajaib lo, gue rasa lo lebih butuh daripada gue.
-LeonieK

Crekkk

Jeta menggumpalkan kertas itu hingga remuk, giginya bergemeletuk.

"Sikap kalian ini bikin gue semakin menjadi."ujar Jeta dengan kekehan sinisnya

Keesokan harinya

"Eang, Elysia berangkat"ujar Jeta dari ruang tamu

"Iya hati hati Elys"balas Manarina

"Siapp"jawab Jeta dan berlalu keluar

Jeta mengambil sepedanya dan mengayuh sepedanya dengan bersemangat.

Pagi ini Jeta berangkat lebih awal, pukul 05:55 a.m. keadaan kota bandung masih lumayan berkabut karena cuaca pagi yang cerah.

Hidung Jeta memerah karena sensasi dingin yang bercampur dengan sensasi segar.

Jeta terkekeh senang, yah setidaknya usahanya untuk seminggu akan berakhir sebentar lagi.

Tepat pukul 06:00 Jeta tiba di parkiran Samudera, ia memarkirkan sepedanya dan berjalan santai ke lapangan.

Arahan pagi tengah berlansung, Jeta mencari barisan kelasnya dan berdiri di paling belakang.

Ia mendengarkan arahan pagi ini, tiba-tiba suara bisik bisik terdengar. Jeta bingung apa yanf terjadi hingga tiba-tiba para siswa siswi menjadi heboh.

Jeta bingung, hingga suara serine polisi terdengar. Jeta berbalik dan melihat banyak sekali petugas polisi yang berlari masuk ke lapangan.

Jeta heran dan juga penasaran, suasana semakin ribut dan tak terkendali.

Jeta kembali menatap ke panggung depan dan melihat sang kepala kepolisian tengah meminta ijin pada sang kepsek.

Jeta diam dan menganalisis keadaan, hingga seorang siswa yang dilindungi oleh beberapa polisi masuk.

Jeta menutup mulutnya, siswa itu adalah Mustika Senja. Jeta tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Kejadiannya tak bisa dijelaskan, begitu cepat dan membingungkan. Hingga keributan menjadi hening saat sang kepala kepolisian memanggil Jorell maju kedepan.

"Jorell Laurel Kenzie anda ditahan atas tindak pelecehan"ujar kepala kepolisian saat Jorell tiba didepan.

Jeta shock ditempatnya.

Ada apa dengan sekolah ini?
Kenapa kepala sekolah seakan tak berdaya?
"FITNAH MACAM APA INI?"teriak batin Jeta seraya menatap Jorell dan juga si gadis pelara.

Annyeonggggg yuhuyyy
Wkwkwkwkwkwkkwkwk berapa bulan gak update? Dari juli-oktober🤣

Okey guys hope you like it :v tenang sekarang akan kembali up semiggu sekali kok :v

Santuyyy😚

Jangan lupa review-nya✌️

Bye~

Salam si amatiran

GVJS❤️

Dih-, (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang