#6

2K 229 20
                                    

FLASHBACK

Jennie tampak terduduk lunglai di halte bus di dekat rumah sakit. Hari sudah malam. Sudah waktunya dia pulang. Tapi saat ini dia harus pergi ke suatu tempat. Dia akan memperjuangkan cintanya. Setelah sepuluh menit menunggu, sampailah bis yang Jennie tunggu. Jennie dan beberapa orang menaiki bus tersebut. Jennie duduk di kursi belakang tepat di samping jendela. Dia menyandarkan punggung sambil memeluk tas ranselnya. Jennie melihat melalui jendela bagaima kota Seoul yang penuh gemerlap lampu di malam hari. Tapi bagi Jennie, dunianya terasa gelap gulita. Seolah semua cahaya telah menghilang. Jennie menempelkan kepalanya ke kaca jendela. Dia melihat ke atas. Ke arah langit malam. Tampak sang bulan sabit ditemani bintang-bintang menghiasi langit malam. Jennie tersenyum kecil saat melihat bulan. Entah mengapa tapi dia suka memandang bulan. Bagi Jennie, bulan adalah temannya. Kadang, saat Jennie merasa kesepian, dia menjadikan bulan sebagai teman bicaranya. Dia suka memandang bulan dan bercerita pada bulan. Seperti malam ini..

"Hei, Bulan.. Kau kesepian disana? Atau kau kedinginan di atas sana? Ah, kurasa kau tidak mungkin kesepian. Ada banyak bintang yang menemanimu. Yang tak akan meninggalkanmu. Aku tak seberuntung dirimu. Chaeyoung memutuskanku. Tidak, dia tidak salah. Ini semua karena kesalahanku. Aku terlalu sering membuatnya kesepian. Aku memang kekasih yang buruk. Tapi, hei. Aku belum menyerah. Kau tau, seumur hidup aku belum pernah menulis surat. Tapi, kemarin aku menulis surat untuk Chaeyoung. Bisa dibilang ini surat cinta ya? Kau boleh menertawakan ku. Jaman sekarang tidak ada orang yang menulis surat cinta lagi.Tapi jika kupikir lagi, itu cukup romantis. Aku tidak pandai merangkai kata. Tapi kuharap aku bisa menyampaikan perasaanku padanya dan membuatnya memaafkan dan menerimaku kembali. Doakan aku ya." Jennie tersenyum pada bulan.

Ketika sampai di pemberhentian tujuan, Jennie memakai kembali ranselnya dan turun dari bus. Dia menggosokkan kedua tangannya untuk mendapat sedikit kehangatan. Malam ini terasa lebih dingin dari malam-malam biasanya. Jarak rumah Chaeyoung tidaklah jauh. Sekitar satu kilometer dengan jalan yang agak menanjak. Jennie memasukkan kedua tangan ke saku jaketnya dan berjalan perlahan. Pikirannya berkecamuk? Apakah Chaeyoung mau menemuinya? Apa yang harus ia katakan? Bisakah Chaeyoung memaafkannya?
Langkah kaki Jennie berhenti di depan sebuah rumah mewah. Orang tua Chaeyoung terbilang konglomerat. Ibunya adalah salah satu direksi di perusahaan ternama. Ayahnya adalah seorang duta besar Korea Selatan untuk Australia. Chaeyoung memiliki seorang kakak perempuan bernama Alice.

Jennie berdiri dan memandangi sebuah jendela kamar di lantai tiga. Itu kamarnya Chaeyoung. Lampu kamar masih menyala, itu berarti Chaeyoung belum tidur. Chaeyoung selalu mematikan lampu saat tidur. Hanya memandang kamarnya dari jauh membuat hati Jennie menghangat. Sebesar inikah efek Chaeyoung pada dirinya? Jennie tersenyum sendiri. Jennie berpikir apa yang sedang Chaeyoung lakukan di dalam sana. Jennie berharap Chaeyoung tidak sedang menangis. Chaeyoung itu hatinya sangat lembut dan mudah sekali menangis. Apalagi yang menyangkut segala sesuatu tentang Jennie. Itu sering membuat Jennie merasa bersalah.

Setelah puas memandangi kamar Chaeyoung, Jennie mengambil sesuatu dari ranselnya. Sebuah amplop berwarna pink. Di dalamnya berisi tulisan perasaan Jennie untuk Chaeyoung. Jennie memandang surat itu dan itu membuat dadanya berdebar. Jennie perlahan menuju ke pagar rumah yang tertutup. Dia memencet bel yang berada di samping pagar.

Tak lama kemudian, seseorang membuka pagar dan tampaklah Alice, kakak perempuan Chaeyoung. Alice berjalan mendekati pagar dan wajahnya berubah menjadi masam ketika melihat Jennie. Alice adalah seorang kakak yang protektif. Siapapun yang membuat Chaeyoung menangis, maka dia harus siap menghadapi Alice. Alice tampak ragu sebelum akhirnya dia membuka pagar rumahnya.

"Apa maumu?" tanya Alice dingin sambil berdiri di depan pagar.

"Aku ingin menemui Chaeyoung.."

Love Under ConstructionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang