Entah berapa lama Chaeyoung duduk manis dan memandangi wajahnya di cermin kecil yang dipegangnya. Chaeyoung sampai tidak menyadari Jennie telah datang kembali ke ruangan setelah mengembalikan peralatan medisnya. Jennie telah membuka jahitan di dahi Chaeyoung. Jennie duduk di seberang Chaeyoung dan memperhatikan gadis yang lebih muda darinya itu. Setelah beberapa menit dan tidak ada tanda-tanda Chaeyoung akan berhenti dengan aktifitasnya tersebut, Jennie membuka suaranya.
"Sudah selesai. Kau bisa pulang sekarang.."
"Ini bekas luka benar-benar tidak bisa hilang?" tanya Chaeyoung tanpa melepas pandangannya ke cermin tersebut.
"Chaeyoung, bekasnya sangat kecil dan tipis. Orang yang berada di depanmu tidak akan menyadarinya. Dengan olesan make up tipis saja akan membuatnya tidak terlihat."
"Tapi tetap saja ini berbekas.." Chaeyoung bersikeras.
"Tidak akan terlihat karena tertutup rambutmu.." Jennie tidak mau kalah.
"Tapi kalau rambutku ku ikat ke belakang akan kelihatan.."
"Ya urai saja terus. Jangan ikat.."
"Tidak mungkin. Artis harus gonta-ganti gaya rambut untuk menjaga penampilan.."
"Terserah kamu lah.." Jennie menyerah.
Chaeyoung terlihat seperti orang autis yang berada di dunianya sendiri. Dunia yang hanya berisikan dia dan cermin.
"Tapi klo diperhatiin, ga keliatan kok, Jen.."
"Kan dari tadi aku udah ngomong begitu, Bambaannkk.." Jennie merasa tekanan darahnya naik gara-gara Chaeyoung.
"Santuy aja keles. Ga usah nge-gas gituhh.." jawab Chaeyoung enteng sambil menaruh cermin di atas meja.
"Baiklah. Aku mau pulang sekarang.." kata Jennie sambil berdiri dari duduknya.
"Ikut aku ke suatu tempat." kata Chaeyoung sambil tersenyum.
"Aku mau pulang!"
Chaeyoung tidak menggubris Jennie. Dengan seenaknya sendiri dia menarik tangan Jennie dan menyeretnya keluar dari ruangan tersebut.
FLASHBACK
Jennie hanya bisa melongo melihat gadis yang baru dikenalnya tadi pagi itu makan dengan lahapnya. Mereka berdua pergi ke restoran setelah Chaeyoung merengek minta dibelikan makanan karena sudah terlalu lapar. Chaeyoung hanya makan sepotong roti saat sarapan karena buru-buru kabur untuk berangkat mengikuti audisi. Dan dia melewatkan makan siangnya karena dia terus berlatih selagi menunggu gilirannya. Dan saat di keluar dari gedung tempatnya audisi, tak terkira betapa senangnya Chaeyoung saat melihat Kim Jennie, seseorang yang baru dikenalnya tadi pagi, sedang menunggunya. Jennie membelikannya obat P3K untuk luka di kakinya. Chaeyoung yang sudah hampir mati kelaparan dan kebetulan lupa membawa uang sepeser pun langsung mengiba-iba minta dibelikan makanan. Jennie yang memang susah untuk menolak permintaan orang lain mau tidak mau menuruti permintaan Chaeyoung. Lagian malu juga dilihat orang yang sedang lewat. Ntar dikira di ngapa-ngapain si Chaeyoung. Itulah penyebab akhirnya mereka berdua terdampar di tempat makan. Chaeyoung, yang perutnya terbuat dari karet super elastis, memesan makanan begitu banyak kira-kira empat porsi orang dewasa.
"Pelan-pelan makannya nanti tersedak.." Jennie mengingatkan.
"Nggak bisa pelan ini. Udah laper banget." jawab Chaeyoung sambil terus mengunyah makanan.
"Tersedak bisa mati lho.." Jennie menakut-nakuti.
"Nggak papa, Kak. Lebih baik mati tersedak daripada mati kelaperan.." si Chaeyoung mah cuek bebek angsa masak di kuali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Under Construction
AcakDi saat Kim Jennie memutuskan untuk membuka lembaran baru di kisah percintaannya, sang mantan yang tidak dirindukan, Park Roseanne, muncul kembali di hidupnya. Di saat yang sama Krystal Jung dengan sejuta pesonanya terus berharap Jennie akan belajar...