#9

1.9K 233 35
                                    

Jennie tampak terengah-engah dan menyandarkan punggungnya ke pintu. Setelah merasa nafasnya agak teratur, dia menegakkan posisi berdirinya dan memandang orang di depannya. Orang di depannya tampak salah tingkah. Dia melihat di sekelilingnya tanpa tau mau berbuat apa. Dia meremas-remas bagian bawah bajunya. Jennie hafal itu adalah kebiasaan Chaeyoung jika dia sedang gugup.

Chaeyoung yang ditatap Jennie memiliki satu pertanyaan besar di otaknya. Mau bilang apa ke Jennie? Saat ketemu kembali mantan yang sudah lama tidak kau dengar kabarnya, apa yang harus kamu katakan? Menyapanya? Bertanya kabar? Susah banget sih untuk memulai pembicaraan.

"Hai.." kata Jennie memecah keheningan.

"Ya??" jawab Chaeyoung sambil melongo kayak orang yang dihipnotis.

Entah kemana perginya Park Chaeyoung yang tadi datang dengan kepercayaan diri yang tinggi. Sekarang yang ada adalah Park Chaeyoung yang tangan dan kakinya sudah berkeringat dingin. Tiba-tiba apa yang dia harapkan sekarang adalah pintu kemana saja-nya Doraemon atau baling-baling bambu sehingga dia bisa kabur dari ruangan tersebut.

Hey! Tidak seperti itu. Chaeyoung menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba mengusir pikiran-pikiran aneh dari kepalanya. Dia ke sini kan niatnya supaya ketemu mantan pacarnya. Sekarang Jennie sudah berada di depannya, kenapa dia seakan kehilangan kata-kata. Chaeyoung memukul kepalanya pelan merutuki kebodohannya. Jennie yang melihat tinghkah Chaeyoung hanya bertanya-tanya dalam hati.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Jennie

'Oh, come on Chaeyoung. Kerenlah sedikit!' Chaeyoung menyemangati dirinya sendiri dalam hati.

Chaeyoung mengumpulkan sisa-sisa kepercayaan dirinya yang berserakan dan membuka mulutnya.

"Hai. Lama tidak berjumpa.." sapa Chaeyoung yang terdengar kaku.

Jennie memandang Chaeyoung sejenak kemudian mencoba tersenyum.

"Iya, lama tidak jumpa. Kau perlu sesuatu?" suara Jennie terdengar tenang dan lembut.

Jennie mencoba bersikap profesional. Walaupun wanita yang berada di hadapannya ini adalah mantan kekasihnya, dia tidak boleh terbawa perasaan saat sedang bekerja.

"Aku saatnya kontrol untuk luka-ku ini.." Chaeyoung menunjuk perban di kepalanya.

'Dengan membuat kehebohan di UGD?' Jennie bertanya dalam hati.

"Bukan disini tempatnya. Kau harus ke bagian rawat jalan.." kata Jennie.

Ya ampun, Chaeyoung barusan bertengkar dengan perawat UGD karena Chaeyoung mati-matian tidak mau ke poli rawat jalan. Sekarang gantian orang yang paling ingin dia temui juga mengatakan hal yang sama.

"Aku ingin bertemu denganmu.." kata Chaeyoung sambil semakin keras meremas ujung bajunya.

'Tuhan, beri aku kekuatan agar aku tidak pingsan disini. Jantungku berdetak tidak karuan.' pinta Chaeyoung

"Ya?" Jennie tampak bingung

"Aku ingin berterima kasih padamu. Kau tau, aku tidak sempat bertema kasih saat aku dirawat di sini."

Jennie hanya terdiam. Dia tak menyangka akan bertemu lagi dengan Chaeyoung. Entah kenapa Jennie tidak punya keinginan untuk bertemu kembali dengan mantan kekasihnya itu. Selama tiga hari Chaeyoung dirawat di rumah sakit tempatnya bekerja, dia selalu menghindari berada di dekat area kamar Chaeyoung. Jisoo mengajaknya menjenguk Chaeyoung pun dia menolak. Toh memang Chaeyoung yang tidak menginginkannya, kenapa dia harus menampakkan dirinya di hadapan Chaeyoung? Walaupun bisa dibilang dia adalah penyelamat Chaeyoung di malam kecelakaan itu.

Love Under ConstructionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang