11 ; Harap dan Fana

167 20 133
                                    

Danger!!

Kita mau nostalgia :v

ㅡㅡㅡ

























Tahun baru, tahun ajaran baru. Tidak, tidak, tidak tahun baru juga. Ini sudah bulan kedua di tahun 2021.

Tidak apa-apa, jika awal tahun sudah dilalui Millie dengan bekerja pun juga berperang dengan perangai dunia, setidaknya Millie masih yakin kalau ia mampu melewatinya semuanya. Millie bersyukur untuk memiliki sosok yang terus ada di sisinya.

Gila memang. Millie tahu, ia tidak seharusnya begini. Tapi, semakin ia menepis, semakin ia merasa bangga hanya dengan menatap Wonanta Satryadinaga.

"Heh! Ngelamun mulu!" Millie menggeleng samar, gadis ini lantas menatap Yovin dengan tatapan yang seolah bertanya, Apaan sih?

"Udah daftar ulang belom?" tanya Yovin yang kemudian menyeruput milkshake yang ada di hadapannya Millie. Dan perlu digaris bawahi, itu milik Millie.

"Belom. Males banget antri panjang," sahut Millie malas.

"Nah kamu gak ngantri malah ngantin, gimana bisa daftar ulang?"

"Emang Abang udah?"

"Ya belom lah!" Astaga! Bisa tidak Yovin sekali saja tidak membuat tensi darah jadi tinggi? Menyebalkan sekali. "Tumben daftar ulang gak bareng Anta? Bukannya Anta udah kemaren ya?"

"Iya, kan daftar ulang gak bisa diwakilkan, Bang. Kemaren aku lembur."

"Sekarang masuk siang?"

Millie terkekeh lantas menggeleng samar. "Udah gak kerja, Bang. Kemaren abis lembur dan terima gajian langsung resign," jawab Millie.

"Lah? Katanya kamu butuh kerja?"

"Iya. Kerja di warungnya Abang sekarang."

"Yaelah, kemaren-kemaren aku kasih saran begitu, kamunya gak mau. Pake acara sungkan sama Anta segala. Terus kok sekarang mau?" Yovin ini kalau sudah mengomel sudah seperti ibu-ibu saja. Millie kan jadi ingin tertawa.

"After a super long discussions." Sungguh, Millie jadi tersenyum mengingat perkataan Anta malam itu. "Udah yuk! Gak mau daftar ulang apa di sini terus?"

Lalu, tanpa ingin meneruskan pembicaraan, Millie yang sudah beranjak mendahului Yovin. Millie sedikit berteriak memanggil Yovin yang kini berdiri dan sibuk menghabiskan sisa milkshake taro yang ditinggalkan Millie. "Iya-iya, bentar! Tungguin, Mil." Yovin balas berteriak.

Setelah beberapa saat, keduanya sampai di bagian akademik. Dan benar saja, antrenya panjang sekali sampai keluar-keluar ruangan.

"Anta mana btw? Kok kamu sendirian tadi di kantin?" Selagi menunggu antrean yang sudah seperti ular piton panjangnya, Yovin bertanya.

"Ke Mapala. Katanya ada janjian sama Kang Asep, gak tau deh janjian apaan."

"Oh ada Asep? Paling juga ngomongin bisnis."

"Hah? Bisnis?" Millie mengeryit heran. Anta kan sudah punya bisnis mi ayam, memang mau bisnis apa lagi? Bukannya warung mi ayamnya sudah cukup untuk dikatakan banyak karena ada di dua lokasi? Belum lagi yang ada di Surabaya.

"Jadi kemaren pas ngopi bareng, Asep sama Anta rencana mau buka toko kecil yang jual peralatan outdoor gitu sih. Sama baju-baju outdoor second branded gitu katanya. Heran banget sama Anta, otak isinya bisnis mulu."

Millie lantas tercenung mendengar penuturan Yovin. Millie tahu, bukan tanpa alasan Anta mencari peruntungan pada usaha barunya ini. Millie tahu, Anta sedang mengusahakannya.

Langit Merah JambuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang