19

1.5K 86 6
                                    

1 Januari, Jakarta

Dari dalam kamarnya Risha dapat mendengar suara merdu Barra saat melantukan ayat suci al-qur'an. Beberapa lama kemudian suara Barra berganti dengan suara lelaki paruh baya yang menyampaikan khutbah nikah.

Kebaya longgar bewarna putih tulang membalut tubuh Risha dengan pas, jilbab bewarna senada menjulur hingga menutupi bagian dada. Wajahnya dirias natural sehingga membuatnya terlihat lebih manis. Risha terlihat cantik hingga membuat Nira bangga akan hasil riasannya.

Nira yang sekarang tengah menemaninya di dalam kamar tak henti-hentinya terus mengutarakan keheranannya. "Siapa yang nglamar siapa yang nikah. Aku bingung entah kamu beruntung atau sial. Tapi ini ajaib banget, Masyaallah," ucap gadis itu kala mendengar bahwa Kamael yang akan menikahinya.

Risha sendiri masih tak menyangka hari ini akan terjadi dalam hidupnya. Hari dimana ia akan menikah dengan seseorang yang ia cintai. Seorang lelaki yang selalu ia harapkan. Kegugupan tak kunjung sirna darinya, tapi Risha mencoba menahan semua itu. El tak boleh tahu bahwa Risha sangat mengharapkan hari ini terjadi, hari yang selalu ia doakan untuk ada.

Setelah penghulu selesai menyampaikan khutbah nikah, ia memberikan berbagai pertanyaan pada mempelai pria, salah satunya adalah mahar yang akan diberikan pada mempelai wanita. Risha hanya meminta seperangkat alat sholat sebagai maharnya, namun Kamael menyebutkan lagi sesuatu yang tak dimintanya yakni perhiasan dari logam mulia sebanyak 101 gram.

Ditengah keterkejutan Risha dan keluarganya, ijab kabul akhirnya dilaksanakan. Suara ayah Risha terdengar lantang saat menyampaikan kalimat ijab dalam bahasa arab. Sedangkan dengan suara yang tak kalah lantang dan tegas, serta dalam satu tarikan nafas Kamael mengucapkan lafal kabul.

"Qabiltu nikaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq. (saya terima nikah dan kawinnya dengan mas kawin yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. dan semoga Allah selalu memberikan anugerah.)"

Para saksi segera mengucapkan kata "Sah" setelah El menuntaskan ijab kabul, menandakan bahwa sekarang Risha adalah isteri sahnya dimata agama. Penghulu memimpin do'a nikah yang berlangsung dengan khidmat. Setelah itu, ibu Risha menuntun putrinya menuju ruang tamu tempat akad dilaksanakan.

El berdiri untuk menyambut wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Risha berjalan peran ke arah suaminya, air matanya sudah menggenang. Ia diliputi haru dan bahagia. Disalaminya tangan suaminya itu dengan penuh hormat, tangannya bergetar akibat luapan perasaan yang ia rasakan.

Untuk lelaki ini ia menguras semua rasa hingga tak lagi tersisa untuk orang lain, dan sekarang ia memilikinya. Bisikan di telinganya membuatnya mendongak, "Risha istriku."

Seakan bisikan tadi adalah sebuah simphony yang membuat Risha terlarut dalam kebahagiaan, ia bahkan tak sadar ketika lelaki itu mengecup keningnya lama selagi membacakan berbagai doa dalam hati. Yang jadi fokusnya saat ini hanyalah pernyataan lelaki itu bahwa sekarang Risha adalah istrinya.

--@@--

Setelah acara walimah sederhana di kediamannya, Risha diboyong keluarga El ke rumah mereka. Kepergiaannya diiringi tangis haru sang Ibu dan juga peluk hangat Barra, serta wejangan dari Ayahnya. Sepanjang perjalanan Mama pria itu terus mengutarakan rasa syukurnya dan betapa cantiknya Risha hari ini.

Risha sendiri hanya tersenyum, sesekali ia akan melemparkan lirikan pada El yang duduk di sampingnya. Sedangkan El bukan hanya sesekali melirik, lelaki itu sedari tadi terus menatap Risha. "Ke-kenapa kak?" tanya Risha bingung sekaligus gugup ditatap lama oleh suaminya itu.

Bukannya menjawab El malah menghela nafas dan memalingkan wajahnya. Sesuatu yang membuat Risha heran. Ia manangkup pipinya sendiri dengan kedua tangannya, mencari-cari sesuatu yang aneh di wajah manisnya.

AZALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang